too late.

711 91 36
                                    

Diamond no Ace hanya milik Terajima Yuuji-sensei.

***

too late.

by ellena ruby.




Netra emas Eijun menatap kalender dengan senyumannya yang merekah. Seminggu lagi, dia membatin. Eijun kemudian berdiri dari duduknya diatas kasur lalu mengambil jaketnya. Hari ini dia ada janji bertemu dengan senpainya di salah satu kafe di Tokyo. Tentu saja Eijun senang bukan main. Pasalnya, senpainya ini tidak memiliki waktu yang banyak, bahkan hanya untuk menelpon barang semenit saja susah.

Eijun mengunci pintu apartemennya lalu mulai menuruni tangga. Setelah itu dia keluar dan mengehentikan taxi. Sambil melihat keluar jendela, jantungnya berdebar-debar tidak karuan. Senang, rindu, dan kesal bercampur menjadi satu. Eijun ingin berteriak pada dunia bahwa dia sangat senang sekali. Senang akan kepulangan Miyuki Kazuya ke Jepang.

Ada begitu banyak topik yang ingin diceritakan Eijun pada Kazuya. Ada begitu banyak keluhan didalam hidupnya. Dan ada begitu banyak Eijun ingin bertanya pada Kazuya tentang bisbol. Eijun tidak bisa menyangkal bahwa Kazuya hebat. Nyatanya, dia dan Kazuya memilih jalan yang berbeda. Kazuya memutuskan bergabung dengan tim pro sedangkan dirinya masuk ke universitas. Dan kembali menyelam bisbol disana.

"Kau bertambah tinggi, khe." Satu seringaian terlukis di wajah Miyuki Kazuya ketika melihat Eijun berdiri didepannya. "Tapi lebih tinggian aku sih." Lanjutnya lagi membuat Eijun memasang wajah kesal.

"Kau masih saja menyebalkan, Miyuki Kazuya!" Rutuk Eijun yang langsung direspon kekehan Kazuya. Keduanya duduk terpisahkan oleh meja. Eijun langsung membaca daftar menunya. Menyembunyikan senyuman dibalik wajah datarnya. Ada sedikit rasa heran yang membuat Eijun menurunkan buku menu lalu menatap Kazuya yang sedang menyesap kopi. "Kau tidak mengundang Kuramochi-senpai atau siapa gitu?" Tanya Eijun heran.

Kazuya mengendikkan bahunya sebelum menjawab, "aku sudah bertemu dengan Mochi dan yang lainnya kemarin." Jawabnya.

Kazuya tidak tahu bahwa jawaban itu membuat Eijun keki. "OH! Jadi begitu ya? Aku ini diterakhirkan. Iya, iya, aku paham kok. Kita hanya sebatas mantan battery di sekolah dulu. Aku paham kok, Miyuki-senpai!"

Terdiam, dia meringis didalam hati mendengar protesan cempreng milik Eijun yang tidak berubah sedari dulu. Menyembunyikan senyum kecilnya saat mau menjawab, Eijun lebih dulu memotong.

"Jadi, ada urusan apa kau ingin bertemu denganku, Miyuki Kazuya? Aku ini sibuk, asal kau tahu." Tanyanya sedikit banyak mengandung dusta.

Alis Kazuya menukik. "Loh, sibuk? Aku tahu kau itu anak kuliahan, Sawamura. Tapi ... sibuk? Bukannya kau suka mengerjakan tugas sehari sebelum dikumpulkan ya?"

Dalam hati, Eijun merutuki dirinya sendiri. Rasanya ingin tenggelam saja ketika mendengar sebuah fakta mengenai dirinya dari mulut Kazuya sendiri. "Geh! Setiap orang kan punya kesibukan masing-masing, Miyuki Kazuya!" Balas Eijun dengan wajah sengit tidak mau kalah.

Kazuya mendengus geli. Menurutnya, Eijun yang seperti itu sangat imut dan menggemaskan. Apalagi ketika dia tidak sengaja menangkap ada rona merah samar di pipi Eijun. "Ada urusan atau tidaknya, itu tidak penting. Saat ini aku hanya ingin mengistirahatkan diri di tempat tenang." Dengan orang berisik seperti dirimu, tambahnya didalam hati. Yang tentu saja sulit bagi Kazuya untuk mengatakannya secara langsung.

"Kau kan bisa istirahat di rumahmu sendiri!"

Kazuya mengambil nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya. "Begitu ya?" Dia membalas dan melihat Eijun yang kembali membaca menu. Dilihatnya Eijun langsung memanggil pelayan dan memesan teh serta sepotong kue. "Hei, Sawamura," Kazuya memanggil dan Eijun langsung menatapnya, "kau tidak rindu denganku?"

Too Late [END]Where stories live. Discover now