💌 : Enigma Rasa

Start from the beginning
                                        

"Jaemin juga belum tau, Ma. Kalau pun iya juga belum ada yang cocok dan juga belum tentu mereka mau menerima dan mencintai Taeri juga."

Irene terdiam sesaat. Wanita cantik itu jelas tahu apa yang dikhawatirkan putranya. Kemudian ia merasa bersalah karena Jaemin tidak bahagia karena dirinya. Irene meletakkan sendok dan garpunya di atas piringnya, kemudian ia menatap Jaemin dengan tatapan bersalahnya.

"Maafin Mama ya sayang... Gara-gara Mama dan Papa yang memaksa kamu buat menerima perjodohan ini kamu malah tidak bahagia."

Menyadari raut wajah Irene yang menyendu, buru-buru Jaemin mengusap tangan Mamanya.

"Berhenti menyalahkan diri Mama sendiri. Tidak ada yang salah dengan perceraian Nana dan Minju, Ma. Kita berdua gak cocok, itu saja. Dan dia memutuskan untuk tidak bertahan di sisi Nana dan Taeri."

Jaemin membenci dirinya sendiri jika wanita yang paling ia sayangi bersedih seperti ini. Baginya hanya Irene dan Taeri-lah sumber kebahagiaannya. Ia tidak ingin membuat mereka bersusah hati, Jaemin berjanji akan membahagiakan mereka.

Irene lantas tersenyum. Tangan kanannya mengusap tangan Jaemin yang menggenggam tangan kirinya, kemudian ia bangkit berdiri. "Habiskan sarapannya ya, Mama mau mengecek apakah Taeri sudah bangun apa belum."

Jaemin memandang punggung Irene yang menghilang di pintu kamarnya. Pria beranak satu itu menghela napas pelan. Sepertinya Mamanya memang benar, dia harus mencari sosok Ibu untuk putri kecilnya. Sayangnya Jaemin masih takut untuk memulai kisah percintaannya setelah ia bersusah payah mengobati hatinya yang hancur karena luka kecewa terkhianati.

Tidak berapa lama kemudian muncul Irene membawa Taeri yang tenyata sudah bangun dari tidurnya. Irene duduk disebelah Jaemin kemudian tertawa pelan melihat tingkah menggemaskan cucu perempuannya.

"Kalau sudah selesai makannya, tolong siapkan air hangat untuk mandi Baby Taeri ya sayang. Mama mau mandiin cucu kesayangan Mama."

Jaemin yang memang telah menyelesaikan acara sarapannya langsung meletakkan piring kotornya ke wastafel sebelum pergi ke kamar mandinya. Dia menyiapkan semua perlengkapan mandi putri kecilnya sebelum kembali ke ruang tengah untuk menghampiri Irene yang asik menyuapkannya makan.

"Ma, air hangatnya sudah selesai." 

Irene langsung mengalihkan fokusnya ke Jaemin kemudian mengangguk. Setelah ia selesai memberikan makanan untuk Taeri, Irene mengangkat cucu kesayangannya dan membawanya pergi ke kamar mandi. Taeri itu termasuk bayi yang pintar. Dia sangat anteng ketika Irene mulai memandikan cucu perempuannya itu dengan hati-hati. Ah, tiba-tiba saja sesuatu mengganggu pikiran Irene.

Apa Jaemin bisa mengurus bayi perempuannya selama ia dan suaminya pergi?

Mengabaikan pikiran tersebut, Irene segera menyelesaikan misinya memandikan Taeri. Kemudian ia memilihkan dress pink serta bandana berwarna senada, menambah kesan menggemaskan untuk bayi cantik ini.

"Mandinya sudah?" Kepala Jaemin muncul di balik ambang pintu.

"Mandinya sudah?" Kepala Jaemin muncul di balik ambang pintu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Single Dad Problematics.Where stories live. Discover now