IND - Chapter Eight - Card Revealed

Começar do início
                                    

Awalnya ia ingin melanjutkan tidur, namun pikirannya terus terjaga oleh kejadian di ruang tamu, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk mandi dan bersiap – siap, setelah itu baru membangunkan Singto, dan bersikap seolah – olah tidak terjadi apa – apa.

Selama perjalanan ke kantor keduanya tidak saling bicara atau mencoba menyinggung kejadian canggung tadi malam. Sesungguhnya Singto penasaran kapan Pha bangun dan bagaimana reaksinya, namun ia tidak berani bertanya, selain itu Pha juga tidak mengatakan apa – apa.

Apakah semuanya hanya mimpi, tanya Singto pada dirinya sendiri.

------------------------------------------------------------------------------------------

Pagi itu mereka kedatangan seorang perwakilan dari Bangkok Enterprise yang bergerak di bidang industri Iklan dan Pariwisata dan tertarik untuk berinvestasi dalam projek resort mereka.

Singto terbelalak kaget saat melihat wajah perwakilan tersebut, lalu menghembuskan nafas berat menunjukkan perasaan tidak senangnya.

"P'Luke?"

"N'Sing!" balas pria yang lebih tua sambil tersenyum lebar padanya, yang tidak lain tidak bukan adalah mantan Singto. "Kebetulan sekali kita bisa bertemu lagi, kau bekerja disini?"

"Ya..." sahut Singto singkat. "Dan kau..."

"Aw, aku kemari bertemu CEO Kongthanin untuk mempelajari tawaran investasi dan prospek masa depan dari project resort..."

Singto mengangguk mengerti dan membalas. "Kuharap kau tidak keberatan untuk menunggu, karena saat ini CEO sedang bertemu dengan investor lain..."

"Tidak masalah, asalkan kau menemaniku mengobrol..." Luke mengedipkan matanya pada Singto untuk menggodanya. "Bagaimana kabarmu? Kau merindukanku?"

Singto menyeringai dan menggalihkan pembicaraan, tidak menghubris pertanyaan pria itu. "Project resort ini sangat memiliki prospek yang bagus di masa depan dan tidak sedikit perusahan yang memohon untuk bergabung..."

"Oh, benarkah?" Luke tampak kesal karena Singto sengaja tidak mengindahkan pertanyaannya. "Aku penasaran berapa persen saham yang bisa kalian tawarkan untuk jumlah investasi yang akan kutawarkan..."

"Well, ini adalah project besar, kau tidak perlu khawatir kami membutuhkan banyak investment, jika kau tertarik aku bisa menjelaskan point – pointnya untukmu sambil menunggu..."

Luke mengamati sekelilingnya sejenak dan berkata. "Bagaimana kalau kita berdiskusi sambil minum di suatu tempat, apakah kau punya rekomendasi café di sekitar sini?"

"Maaf, aku tidak meninggalkan kantor pada jam kerja..."

"Tenang saja, toh kau tidak bolos, bukankah kau ingin menjelaskan point investasi padaku?"

"Aku akan menunjukkan ruang rapat padamu, kita bisa duduk dan mengobrol disana, jika kau ingin minum sesuatu aku bisa mengordernya tanpa harus ke café..."

"Apakah alasan kau menolak ajakan ku karena kita sudah tidak saling berhubungan?" Luke bertanya to the point. "Kau masih marah padaku karena kejadian itu?"

Singto seraya melototinya dan membalas. "Khun Luke, kita sedang berada di kantor, kuharap kau bisa memperhatikan ucapanmu, aku tidak ingin mendapat masalah setelah kau meninggalkan tempat ini..."

Luke menghampirinya dan hendak menarik tangannya, beruntung pada saat yang sama terdengar suara pintu yang dibuka, Pha muncul dari balik pintu mengantarkan tamunya keluar. Melihat itu, Singto langsung berjalan melewati Luke dan ikut mengantarkan tamu.

Setelah tamu tersebut pergi, selanjutnya Singto memperkenalkan Luke singkat dan memberitahu Pha bahwa perusahaan yang di wakilinya tertarik untuk bergabung dalam projek resort.

IND/ENG - Unacceptable Love - ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora