4 - Ice Skating

681 44 5
                                    

"Hey, babe. Kau mau sepatu warna putih atau hitam?" tanya Harry sambil mengangkat sepatu skating berwarna putih.

"I think white is better." ucapku tersenyum kemudian mengambil sepatu skating yang berwarna putih.

"Okay then I got the black one." balas Harry menyengir.

Aku dan kekasihku, Harry, akan bermain di tempat ice skating di London. This is my first experience of ice skating. Dan aku agak sedikit takut terpeleset atau jatuh.

"Here, let me tie your shoes up." ujar Harry kemudian ia mengikat tali sepatuku. Setelah selesai ia pun menolehkan wajahnya ke arahku dan tersenyum.

"Done."

"Thank you baby." aku mencium pipinya sekilas dan kemudian mencoba berdiri. Harry memegang lenganku, jaga-jaga kalau aku tiba-tiba kehilangan keseimbangan.

"Whoa!" jeritku saat aku hampir terjatuh namun Harry menangkap pinggangku dan membantuku berdiri dengan normal lagi.

"It's so hard, babe. I don't think I can do it." aku menggigit bibir bawahku sambil menatap ke arah Harry.

"No baby. It's your first try and itu wajar kalau kau terjatuh. Nanti lama-lama juga bisa." ujar Harry menyisipkan rambutku ke belakang telingaku. Aku tersenyum, kemudian mencoba berjalan menuju ke lantai es dengan tertatih-tatih karena berjalan menggunakan sepatu boots skating sangatlah sulit, menurutku.

"Oh my God, Harry. I'm scared." ujarku mengigit bibir bawahku.

"It's okay, babe. C'mon." Harry sudah memasuki lantai es yang terlihat licin itu. Ia mengulurkan tangannya kepadaku. Dengan ragu aku menggenggam tangannya yang terbalut sarung tangan dan kemudian melangkahkan satu kaki menuju arena es itu.

"Harry Oh My-whoaa.." aku menggigit bibir bawahku untuk ke sekian kalinya saat kedua kakiku sudah berada di es.

"Sekarang, kau luncurkan kakimu seperti ini." Harry melepas genggamannya, namun dengan cepat aku menahannya.

"No.. Jangan lepaskan genggamanmu, aku takut." aku mengencangkan genggamanku dengannya.

Harry menuntunku ke pinggir,  dekat pagar. "Here, kau bisa berpegangan dengan pagar ini. Dan sekarang lihat aku, oke?" aku mengangguk sambil melepaskan tangan Harry. Tanganku menggenggam erat pagar ini.

Harry meluncur beberapa meter dariku, kemudian ia menggeserkan kaki kanannya ke depan, lalu kaki kirinya, dan dengan cepat dan lihai ia meluncur ke arahku sampai ia di depanku. Tepat di depanku, wajahnya sangat dekat dengan wajahku dan nafas dinginnya terasa di kulitku.

Harry tersenyum, kemudian mengecup bibirku sekilas. "Begitu caranya, Y/N. Sekarang kau coba, i'll hold you. Don't worry." Harry menggenggam kedua tanganku, kemudian dengan pelan aku menggeserkan kaki kanan dan kiriku bergantian ke depan.

"Wait it's not that hard, hahaha. Harry look I can do i- AH!" aku terpeleset dan terjatuh. Harry mencoba menahanku namun ia jatuh juga.

"Haha, it's all your fault. Kau tertawa tadi jadi keseimbanganmu tidak stabil." Harry terkekeh pelan kemudian segera bangun dengan perlahan, dan aku masih terduduk di lantai es yang sangat dingin itu. Harry mengulurkan tangannya padaku dan aku menggapainya.

"My butt hurts." I pout dan aku memegang bokongku yang sedikit sakit.

Harry tertawa, "Let's try again. Kau bilang tidak susah kan?"

Aku mengangguk kemudian segera mencoba meluncur dari dengan tangan Harry yang masih menggenggam tanganku erat.

Setelah sekitar 15 menit, aku sudah bisa meluncur dan sedikit memutar dengan bantuan Harry.

"See? You can do it! Ayo meluncur bersamaku." Harry meluncur ke arah kanan dan dengan sigap namun hati-hati aku mengikutinya.

"Harry! This is so fun!" seruku senang. Aku menyusul Harry kemudian menggenggam tangannya. Harry juga balas menggenggan tanganku.

Setelah sekitar 20 menit, aku dan Harry mulai sedikit lelah. Kami berdua pun beristirahat di pinggir sebentar sambil mengobrolkan banyak hal.

Namun pandangan Harry terfokus pada sebuah pasangan yang sudah profesional dalam ice skating. Sang pria memegang pinggang sang wanita, dan si wanita berputar putar di udara tanpa menyentuh es sama sekali.

"Hey, we can do it, right? Let's try it!" Harry meluncur ke arah tengah arena dan aku mengikutinya.

"But Harry, I don't think that's a great idea." ujarku ragu. Aku saja baru bisa ice skating. Tidak mungkin bisa mengikuti mereka.

Namun Harry sudah meluncur ke arahku dan dia memegang pinggangku namun kelihatannya kami berdua kurang keseimbangan sehingga kami berdua terjatuh dengan kencang. Sampai-sampai seluruh pengunjung di sana memperhatikan kami berdua.

"Aww, my ankle.." aku memegangi kakiku yang terasa sangat sakit dan Harry memegangi lengannya.

"Shit, my arms broke." ujarnya kesakitan.

Tak lama kemudian dua orang petugas dari pihak Ice Skating Center menolong kami berdua.

Dan pada akhirnya kami berdua duduk di kursi roda setelah di obati. Pergelangan kakiku rasanya sakit sekali, sementara Harry tangannya di beri gips.

Aku menoleh ke arahnya dan ia berkata, "I am sorry.." dengan muka bersalah.

Aku tersenyum menahan sakit, "That's okay.."

Harry masih dengan muka bersalahnya menggerakan kursi rodanya ke arahku, sampai ia berada di sampingku.

"I'm so sorry babe. Promise it wont happen again." ujar Harry kemudian mencium pipiku lembut. Aku tersenyum kemudian mengangguk.

Well, ice-skating-date FAILED because his stupidity. But I still love this dork stupid man tho.

A/N
Hiii! Sorry latepostbangetbangetbangetsoalnyasibukakhir-akhirinigaadawaktubuatngetikhehetapisekarangakuusahainlebih fast update. Dan buat yang udahnge request sabaryaa, udahada yang jadikoktapicumanlagidi edit ajahehe..

And i'm pretty sure everyone knows this is Harry's scene on Night Changes MV. So I got inspired from there ^^

Hope you like it and don't forget to leave vomments! xxx

p.s: you want me to make u a one shot? go request on the first page xx

Harry Styles Imagines || UNCONTINUEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang