IND - Chapter Six - Love is Hard

Start from the beginning
                                    

"Mengetahui kondisinya, kenapa kau tidak tinggal di sisinya untuk menjaganya alih-alih pergi dan meninggalkannya sendirian, memberikan kesempatan pada yang lain?"

Vee seraya melototinya dan menukas. "Aku sudah memberitahumu soal alasanku bepergian seorang diri, apakah kau ingin bilang bahwa aku bukanlah istri yang baik?"

"A-aku tidak bermaksud begitu...a-aku hanya ingin memberitahumu bahwa..." ia berhenti sejenak dan memutar otaknya memikirkan alasan. "Terkadang, untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga, alangkah baiknya jika kalian memiliki seorang anak, dengan begitu maka sebuah keluarga akan menjadi sempurna dan tidak ada celah bagi siapapun untuk menghancurkannya..."

"Oh, Tuhan...apa yang kukatakan..." Singto menyesalinya dalam hati.

Vee membisu sejenak memikirkan ucapan Singto dan membalas. "Aku pernah memikirkan itu, tetapi tidak...aku belum siap untuk menjadi seorang ibu...."

"Kenapa?" tanyanya spontan.

"Karena aku masih muda..." jawabnya santai. "Selain itu...aku yakin suamiku tidak akan mengkhianatiku..." ujarnya penuh percaya diri.

Sementara Singto tersemyum pahit dan hatinya terasa di remas. Sekarang dia mengetahui salah satu rahasia Pha dan berniat mencari tahu yang lainnya. Kenapa Vee tampak sangat yakin bahwa Pha tidak akan menyentuh wanita lain selain dirinya, apa artinya itu.

--------------------------------------------------------------------------------------------

Pha dan Singto tiba di rumah bersama, Pha berjalan sambil menekan perutnya sambil di papah oleh Singto, ekspresi wajahnya menunjukkan ia seakan sedang menahan sakit.

Saat berjalan masuk, mereka mendapati Vee sedang minum seorang diri di mini bar dengan hanya mengenakan bikini berbalut bathrobe, dengan rambut basah yang menunjukkan bahwa ia baru saja selesai berenang.

Saat melihat kondisi Pha, Vee langsung berhambur untuk memeganginya. Penampilan wanita itu sangat sexy, bagian bathrobe yang terbuka, dengan jelas mengekspos dadanya.

"Sayang, apa yang terjadi? Kau tidak enak badan?" tanya Vee khawatir.

"Aku tidak apa – apa, hanya sakit maag..." jawab Pha lalu melepaskan diri dari Singto dan menciuman Vee singkat.

Melihat itu, Singto seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain, bukan karena melihat pemandangan yang tidak pantas, namun karena ia tidak ingin melihat kemesraan di antara keduanya.

"Kau tidak ke dokter?" tanya Vee, lalu melirik Singto.

"Aku tidak ingin menginap di rumah sakit..." jawab Pha sebelum Singto membuka mulut hendak menjawab.

"Kau selalu berkata seperti itu..." protes Vee dengan wajah cemberut. "Bagaimana kalau kondisinya serius?"

"Aku baik – baik saja, jangan khawatir..."

Vee menghembuskan nafas panjang.

"Ayo, kuantar kau ke kamar..." ujarya lalu memberi isyarat pada Singto untuk membantunya.

Setelah membantu Pha berbaring di kasur, Singto tidak punya pilihan lain selain pamit dan meninggalkan kamar. Padahal ia sangat khawatir dan ingin berada di sisi Pha untuk menjaganya.

"Aku akan memanggilkan dokter ke rumah..." Vee meraih ponselnya, namun Pha segera menghentikannya. "Aku tidak apa – apa, aku hanya kelaparan dan butuh sesuatu untuk mengisi perutku..."

"Apa?! Kau belum makan?" seru Vee sambil melototinya, lalu melirik jam. "Pantas saja kau sakit maag, ini sudah lewat jam sepuluh..."

"Aku juga tidak merencanakan ini..."

IND/ENG - Unacceptable Love - ENDWhere stories live. Discover now