7. Wait, Narnia??

Comincia dall'inizio
                                    

"Waw, rumahku yang tadinya berisi dengan dua anak yatim piatu, sekarang malah ada tambahan orang asing dari antah berantah!" Ucap seorang pemuda yang berada di belakang Edmund dan Lucu. Ia memandang keempatnya dengan pandangan jijik dan mengejek.

Emosi Edmund tersulut. Ia menghampiri pemuda tersebut lalu mencengkram kerahnya dengan erat, hampir mengangkat bobot pemuda tersebut. "Jaga bicaramu, Eustace! Aku dan Lucy bukanlah anak yatim piatu dan mereka adalah teman kami!"

Disaat Edmund dan Eustace sedang bertengkar. Draco hanya memandang malas mereka. Tidak lebih dari pertengkaran konyol antara kedua sahabatnya di Hogwarts. Hermione berusaha melerai mereka berdua, ia memegang tangan Edmund agar segera berhenti menarik kerah kemeja milik Eustace. Lucy berdiri sembari memandang mereka maklum, gadis itu berbalik memandang lukisan tua tersebut. Ia merasa ada yang janggal lautnya, seperti sangat nyata dan kapalnya ikut bergerak.

"Edmund, ku rasa lukisan ini hidup." Seru Lucy.

Eustace yang mendengar langsung menoleh ke arah Lucy dengan marah. "Dan sekarang dia sudah mulai gila!"

Lucy yakin ia tidak berhalusinasi apalagi sampai gila. Lukisan di depannya seperti hidup. Lantas angin laut berhembus kencang menerpa wajah cantik gadis tersebut.

"Edmund!!" Pekiknya kencang saat percikan air mulai merembes dari dalam lukisan. Semuanya terdiam memandang hal itu. Tapi tidak dengan Eustace, ia mencabut lukisan tersebut dari tempatnya dan aliran air yang keluar semakin deras membanjiri kamar mereka.

Mereka semua dilahap oleh aliran air tersebut. Draco menarik lengan Hermione yang hampir saja tenggelam ke dasar karena tidak sempat mengambil pernapasan panjang. Ia berenang ke permukaan dan menemukan diri mereka tengah terombang ambing di tengah laut lepas. Lengan Draco yang berada di lengan Hermione berpindah menjadi merangkul pinggang gadis tersebut. Eustace berteriak panik saat sebuah kapal besar berjalan ke arah mereka.

"Ah!" Teriak Lucy saat merasakan ada sesuatu yang menyentuh kakinya.

Edmund yang panik segera berenang ke arah saudarinya. "Lucy!!"

Sedetik kemudian, seorang pria dengan parah rupawan dan rambut yang sedikit memanjang tengah merangkul erat Lucy. Gadis itu yang melihat siapa orang di sampingnya langsung berseru gembira. "Edmund, it's Caspian!"

Setelah di bawa Caspian ke kapalnya. Mereka diberi pakaian yang cocok untuk berlayar. Awalnya Hermione menolak karena pakaiannya sangat besar, kemudian Draco menceletuk dengan senjaga di telinga gadis tersebut.

"Pakai sihirmu, semak!"

Wajah Hermione memerah karena tidak memikirkan hal tersebut. Ia meraih pakaiannya dan memakainya. Benar saja, pakaiannya terlihat sangat kebesaran, ia mengambil tongkatnya dari saki celana. Beruntung sekali gadis tersebut selalu membawa tongkatnya kemana pun. Dengan cepat ia mengubah ukuran dari baju yang ia pakai. Melihat di cermin lalu berputar untuk meneliti apakah ada yang kurang atau tidak. Serasa pas dan tidak ada yang kurang, Hermione tersenyum puas.

Hermione keluar dari kamar milik Caspian yang ia gunakan untuk mengganti baju. Pandangannya bertemu dengan manik cokelat tua milik Edmund. Pemuda itu memakai atasan berwarna putih, cocok dengan kulit putih miliknya. Hermione tersenyum guna menyembunyikan rasa gugup. Dan tentu saja disambut hangat oleh senyuman sang Raja muda tersebut.

Edmund menghampiri Hermione yang masih berdiri di depan pintu. "Kau kelihat cocok."

"Eh, em.. ya. Kau juga terlihat cocok." Tiba-tiba jantungnya berdetak kencang. Wajahnya memanas hingga menjalar ke leher.

"Astaga Hermione, kau sangat cantik dengan pakaian itu!" Tuhan memang baik. Lucy datang dan itu menyelamatkan jantung Hermione dari serangan mendadak. Lucy terlihat cantik dengan rambut madunya yang terkuncir lalu ia juga memakai rompi merah. Memang agak kebesaran tapi gadis di depannya dapat mengontrol pakaian tersebut tanpa bantuan sihir dan terlihat sangat cocok. Ah, orang cantik memang selalu bagus tampil dengan baju apa saja, pikirnya.

"Benarkah? Ku rasa dirimu lebih cantik, Lu." Hermione menyaut dengan cepat. Dirinya senang dipuji cantik oleh tokoh yang suka dari buku seri pertama. Berbicara tentang buku, Hermione baru saja membaca seri kedua Narnia sampai tamat. Ia kira akan kembali dalam seri kedua tapi ternyata tidak. Gadis itu juga sempat membaca bahwa Susan mencium Caspian disaat terakhir perpisahan mereka. Kenapa ia merasa bahwa hatinya sedikit lega saat mengetahui Susan tidak menyukai Draco? Dengan cepat ia hapus pikiran tersebut dari benaknya. Sialnya, Hermione belum membaca seri ketiga selembar pun. Makanya saat memasuki rumah yang diketahui adalah milik paman para Pevensie gadis itu tidak sadar.

Hermione berjalan ke belakang kapal. Manik hazelnutnya memandang luas lautan biru. Derap kaki yang memasuki indera pendengarannya membuat gadis itu merasa awas. Ia memegang tongkatnya erat yang berada di saku celananya. Saat derap kaki tersebut tepat berada di belakangnya, ia mengeluarkan mantra dan seseorang tersebut menangkisnya dengan cepat.

"Malfoy?" Hermione terkejut ternyata orang itu adalah Draco Malfoy.

Draco merasa syok atas kejadian barusan. Beruntung pemuda tersebut sedang membersihkan tongkatnya saat ingin menghampiri Hermione. "KAU BODOH. INGIN AKU MATI SECEPATNYA YA?!"

Gadis itu menghampiri pemuda bersurai platina tersebut. Reflek, jemarinya menyentuh wajah Draco, menelisik dengan cermat ada yang luka atau tidak. Manik kelabu di hadapannya sukses membulat tidak percaya bahwa jemari rivalnya tengah menyentuh wajah tampannya. Hermione menghela napas lega saat tidak menemuka luka apapun di wajah Draco. Ia tersadar saat tubuh mereka terlalu dekat. Gadis itu menjauhkan diri tapi ditahan oleh tang Draco yang berada di pinggangnya. Kelabunya memandang dingin ke arah Hermione.

"Aku baru sadar, rambutmu berubah menjadi lurus. Tapi gigimu tidak pernah berubah ya. Dasar berang-berang." Draco menyeringai puas saat mengejek Hermione dengan sebutan berang-berang. Melepas cengkraman tangannya pada pinggang Hermione lalu melenggang pergi meninggalkan sang gadis Gryffindor yang tengah menyiapkan rencana pembunuhan secara berantai.

 Melepas cengkraman tangannya pada pinggang Hermione lalu melenggang pergi meninggalkan sang gadis Gryffindor yang tengah menyiapkan rencana pembunuhan secara berantai

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

HAPPY BORNDAY TO ME💜🎉🎉

Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin🙏🏻 edisi telat ngucapin awkwkkwkw

Started at may 2020 26

[✔️ ] Magic Portal; DRAMIONEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora