buat readers yang udah nungguin sequel dari My Little Empress Xia..
Enjoy The Story, Guys..
Di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran hutan terdengar erangan tertahan seorang wanita.
Ia tengah berjuang sendirian melahirkan janin yang ada dipe...
Kaisar wang berlari sekuat tenaga, hingga sosok itu terlihat berlari menghindarinya. Ia mengeluarkan pedang api hitam miliknya dari tangannya dan menebaskannya ke depan, hingga beberapa buah pohon tumbang tepat dihadapan sosok pembawa busur panah yang lancang itu.
"berhenti, kau...!" Ucapan kaisar wang membuat sosok itu berhenti berlari. Ia justru membalikkan badan dan bersiap menghadapi kaisar wang yang dipenuhi amarah.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sosok itu membuang jubahnya dan, Kaisar wang terkejut. Rambutnya sama dengan nya bahkan wajahnya saja hampir menyerupainya. Hanya warna matanya saja yang berbeda dari sosok itu. Mata sosok pembawa busur panah itu berwarna hazel. Sedangkan ia hitam yang saat ini berubah kemerahan karena efek kemarahannya yang mencapai ubun ubun.
"siapa kau..? Kenapa kau berniat membunuhku?" Kaisar wang menghilangkan pedang hitam di tangan kanannya.
"aku ingin mengambil semua yang seharusnya menjadi milikku..." Sosok pria seperti kembaran kaisar wang itu menatap tajam mata kaisar wang yang masih memerah.
"apa maksudmu...?"
"kau adalah adikku, wang xiao hui.. Aku adalah kakak sepupumu, shang yu wen... Anak dari kakak ayahmu yang telah dengan kurang ajarnya mengasingkan ayahku..." Deg, Kaisar wang terkejut. Ia tak tau kalau ia masih memiliki setidaknya seseorang yang disebut keluarga. Tapi yang ada keluarganya justru ingin menghabisinya.
"aku akan menghabisimu dan keluargamu, wang..." Pria bernama shang itu menyerang kaisar wang membabi buta dan berusaha melukainya. Namun kaisar wang sama sekali tak menyerangnya. Ia hanya bertahan dan menangkis semua serangan shang, kakak sepupunya yang baru ia ketahui keberadaannya.
"kenapa kau tidak menyerangku, Atau kau takut, wang...? Jika kau mati aku akn menggantikan mu dan menikmati tubuh istrimu yang terkenal akan kecantikannya itu.. Hahaha..." Shang sengaja memancing amarah kaisar wang yang terlihat melunak karena tau ia adalah sepupunya.
"kau lancang sekali ingin menyentuh permaisuriku..." Kaisar wang meninju wajah shang dan tak lagi bertahan. Keduanya saling serang melukai lawan tandingnya. Hingga keduanya sama sama penuh luka. Sudut bibir kaisar wang berdarah begitupun dengan shang, pria itu berdarah dibagian hidungnya karena mendapatkan sikutan keras dari kaisar wang.
"aku akan menghabisimu dan juga anakmu, wang..." Shang menarik busur hitam ditangannya dan muncul sebuah anak panah panjang dengan ujung tajam dan runcing. Ia mengarahkannya tepat pada jantung kaisar wang. Sedangkan kaisar wang memejamkan mata dan sebuah pedang besar dan panjang yang di balut kobaran api berwarna hitam muncul ditangan kanannya. Kemaraham kembali muncul di hatinya saat shang mengatakan kalau ia akan menghabisi putranya. Dasar pria bodoh. Ia benar benar cari mati.
Sraaaaaaatsszzz.. Anak panah itu melesat hampir mengenai jantung kaisar wang. Hampir. Namun belum sempat mendekati 10 cm dari dada kaisar wang, pedang kaisar wang yang berapi api itu menangkis anak panah itu dan berbalik menebaskan pedangnya ke udara ke arah shang. Al hasil, Sosok shang yu wen, kakak sepupunya itu terbakar di hadapannya hingga habis tak bersisa. Hanya debu. Dan hilang terbang terbawa angin.
"maafkan aku, kak.. Aku terpaksa... Karena kau telah berani mengancam kehidupan anak dan juga istriku.." Kaisar wang pulang dalam keadaan lesu kembali ke istana. Awalnya ia sangat senang saat mengetahui ia masih memiliki kerabat namun begitu mendengar perkataan shang yang ingin menghabisi nya dan keluarganya ia menjadi sangat kecewa berat. Apalagi shang telah melukai istrinya, permaisuri guang an. Mengingat kejadian mengerikan tadi, kaisar wang buru buru kembali ke istana untuk melihat keadaan istrinya.
"bagaimana keadaan guang an..?" Kaisar menggenggam tangan guang an yang telah terbaring di atas ranjang dengan sebagian tubuh dibebat perban. Matanya tertutup rapat dan wajahnya semakin memucat.
"ampun yang mulia... Kondisi permaisuri guang an semakin parah... Denyut nadi dan juga tekanan darahnya juga semakin melemah... Kemungkinan untuk kesembuhannya cukup sulit, yang mulia..." Tabib han, tabib istana yang terkenal akan kejeniusannya itu mulai menyerah saat ia telah berusaha sekuat tenaga namun hasil yang telah ia upayakan tak begitu tampak pada diri permaisuri kaisarnya.
"guang an... Bangunlah...! Kau tak ingin memberikan minum untuk anak kita... Bangunlah guang an...!" Kaisar wang menunggui permaisuri guang an semalaman penuh. Ia tak tidur. Ia terus memandangi wajah istrinya yang masih tak ingin membuka mata.
Begitu matahari mulai menyingsing naik ke atas langit, perlahan netra berwarna gelap itu menutup perlahan. Sebab semalaman menjaga permaisurinya tanpa ia sadari, kaisar wang terlelap dengan posisi duduk di kursi dan kepala bertumpu di atas ranjang.
Perlahan mata berwarna coklat gelap itu mengerjap perlahan. Rasa sakit dipunggungnya masih sangat terasa. Tubuhnya masih lemah dan lemas untuk digerakkan. Saat mendengar suara dengkuran seseorang ia berusaha menoleh dan mencari tahu suara siapa gerangan. Ya permaisuri guang telah siuman. Untunglah takdir baik sedang dalam genggamannya sehingga ia yang tafinya divonis kritis dan kemungkinan selamat kecil oleh tabin han, bisa siuman hanya dalam waktu sehari semalam saja. Bukankah itu sebuah keajaiban?
"yang mulia..." Permaisuri guang an tak bisa mengeluarkan suaranya hanya bisikan saja yang terdengar. Kerongkongannya sedang mengalami kekeringan parah. Ia merasa haus sekali seakan rasanya ia bisa menghabiskan seember air dalam sekali teguk. Permaisuri guang an berusaha menggapai segelas air di atas meja di dekat ranjangnya.
Praang..
Namun bukannya tergapai, gelas itu justru jatuh berkeping keping di lantai dan membuat kaisar wang terkejut. Ia langsung mengangkat kepalanya dalam keadaan setengah sadar saat mendengar suara sesuatu yang pecah di dekatnya.
"kau sudah bangun, guang an...?" Kaisar wang mengerjap beberapa kali saat melihat seseorang yang amat ia cintai telah membuka mata lagi untuknya.
"minumlah.. Kau haus, bukan..?" Kaisar wang mengambil segelas air untuk guang an minum.
"pangeran? Apa ia tidak rewel..?" Permaisuri guang an langsung teringat dengan putra sulungnya yang seharusnya mendapatkan asupan gizi dari asi nya.
"sangat... Tapi sekarang ia sudah tidur bersama pelayan hua... Aku terpaksa memberinya susu lembu sebagai ganti dari air susu milikmu..."
"tak apa, yang mulia.. Lagipula aku sudah sembuh.. Besok aku sudah bisa menyusui pangeran kita lagi..."
"untunglah lukamu tak terlalu dalam... Tapi kemarin kamu sempat kritis dan membuatku ketakutan setengah mati, guang an..."
"maaf kan saya, yang mulia... Tapi saya senang yang mulia tidak terluka..."
"lebih baik aku yang terluka dari pada aku harus melihatmu terbaring seperti kemarin..." Kaisar wang mengecup tangan permaisuri guang an dengan lembut. Membuat sang istri tersenyum manis dan tersipu malu.
"inilah hal yang kusembunyikan dari anda, yang mulia... Saya memimpikan kalau yang mulia lah yang terluka karena tusukan anak panah itu hingga yang mulia terjatuh tepat di hadapan saya... Tapi saya sangat senang bisa mengubah akhir dari mimpi buruk itu... Anda tidak terluka..." Permaisuri guang an bercerita sambil tersenyum pada takdir yang telah berbaik hati membuatnya bisa kembali melihat wajah suaminya dan dunia.
"hal ini hanya boleh kau lakukan kali ini saja... Lain kali jika ada firasat, mimpi atau apapun katakan segera padaku.. Aku akan berusaha agar tak ada yang terluka di antara kita... Jika kau kembali menyembunyikannya aku akan menghukummu..." Kaisar wang lalu mengecup dahi permaisuri guang an lama. Dan keduanya saling menikmati adegan romansa itu sambil menutup mata dan saling berpelukan. Sebenarnya kaisar wang sangat terharu melihat pengorbanan istrinya untuknya, tapi jika harus memilih kehingan permaisurinya atau kehilangan nyawanya, ia lebih memilih kehilangan nyawanya demi melindungi anak dan juga istrinya.
Tbc.
Pengumuman buar readerskuuu semuaaaa... Bentar lagi kaisar wang dan permaisuri guang an mau tamat nih... Maaf bila masih ada typo... Jangan lupa klik 🌟 nya ya... N komen kalianku tunggu... Sampai jumpa part selanjutnya.. See you... 😘😘😘