"tentu saja yang mulia..."

"jadi bagilah keresahanmu denganku...
Aku akan coba mencari solusinya agar kau tak lagi resah karenanya...
Katakanlah istriku...
Katakanlah...!"
Kaisar wang memelukku lagi dan mengelus rambut putihku. Ia menyandarkan dagunya diatas puncak kepalaku.
Haruskan aku mengatakan mengenai mimpi mengerikan ini padanya?
Tapi mungkinkah dengan aku memberitahunya mengenai mimpi ini ia bisa lebih berhati hati dan waspada?
Bisa jadi.

"baiklah...
Sebenarnya aku mengalami mimpi yang sangat buruk, yang mulia..."
Aku mulai mengutarakan semuanya, semua keresahan dan ketakutanku.
Kaisar wang menunduk untuk menatapku masih dengan memelukku dalam dekapannnya.

"katakanlah guang an...!
Aku akan mendengarkanmu..."

"mimpi buruk ini menghantuiku selama beberapa hari terakhir...
Dan semuanya selalu berakhir sama..."

"bagaimana akhirnya..?"
Kaisar wang menatapku penasaran.

"anda... Anda..."
Sungguh aku takut mengatakan mengenai mimpi buruk yang terasa amat nyata ini.

"katakanlah guang an...!
Jangan ragu...!"

Tiba tiba,

Sraaaaaats...
Sebuah anak panah cukup panjang datang drai arah belakang punggung kaisar wang tepat seperti di dalam mimpiku.

"yang mulia...."
Aku terkejut dan langsung menarik tubuh kaisar wang dan memutarnya.
Hingga punggungku lah yang berubah menjadi titik sasaran anak panah yang sengaja di kirim itu.

Jleb,
"akh...
Yang mulia..."
Punggungku terkena anak panah itu, sedangkan kaisar wang hanya bisa melotot saat melihat kedatangan sebuah anak panah dari balik pepohonan dibelakang istana.
Tapi hatiku merasa lega.
Meski rasa sakit di punggungku mulai menjalar ke seluruh tubuhku dan membuatnya mati rasa.
Untunglah anak panah itu tak sampai menembus dadaku.
Hanya mengenai punggungku sebab kaisar wang menahan kedatangan panah itu dengan tangannya agar tak terlalu dalam melukaiku.

"guang an..."
Kaisar wang menangkap tubuhku yang mulai melemah dalam dekapannya.

"akhirnya..
Akhirnya... Aku bisa mengubah akhir dari mimpi burukku, yang...
Uuugh...
Yang mulia..."
Kesadaranku telah hilang ditelan kegelapan. Akhirnya aku bisa mencegah mimpi burukku terjadi. Aku tak akan kehilangan kaisar wang.
Lebih baik aku lah yang terluka dan berkorban dari pada melihatnya kehilangan nyawa didepan mataku.
Aku tak bisa.

Author pov.

Seorang pria dengan rambut panjang berwarna putih berlari menyusuri hutan di dekat istana. Ia mengejar seseorang yang telah melukai permaisuri guang an dengan sengaja. Itu sama saja ia mencari malaikat mautnya.

Ya dia adalah kaisar wang. Setelah memastikan istrinya di tangani, barulah ia berlari mengejar siapa gerangan sosok makhluk yang kurang kerjaan mengganggu kehidupannya.
Semakin banyak timbunan kemarahan dalam diri kaisar wang, matanya berubah yang tadinya berwarna hitam menjadi memerah hingga semerah darah.

Semakin banyak timbunan kemarahan dalam diri kaisar wang, matanya berubah yang tadinya berwarna hitam menjadi memerah hingga semerah darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm Empress of Kaisar Wang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang