Part 3

0 0 0
                                        

Rama berbicara tentang apa yang terjadi pada pak gon. Rupanya rama sengaja membuatku kesal karena dia menutupi jahitan lukanya yang terbuka dan berdarah lagi. Dia tidak ingin membuatku khawatir. Pak gonlah yang mengurus rama dan memanggil dokter untuk mengobati rama.

Paginya rama mengetuk pintu kamarku. Aku tau pasti itu rama. Aku hanya membuka pintu dan duduk d ujung tempat tidur. Rama masuk. "Masih marah?" Dia duduk d kursi meja riasku.

"Entahlah." Aku menjawab tanpa melihat wajahnya.

"Maaf, aku tidak mau kak rina khawatir." Rama menjelaskan sambil memegang tanganku.

"Apa tidak apa-apa?" Aku menunjuk tangan kirinya.

"Emmm." Rama mengangguk sambil senyum.

Aku memeluknya. "Bagus, kamu melakukannya dengan baik." Terkadang aku takut rama membunuh orang lain melihat apa yang telah terjadi padanya dulu tapi aku salah, seharusnya aku percaya padanya. Aku melepas pelukakanku. "Sebaiknya kamu hati-hati."

"Tidak apa-apa mereka tidak berniat membunuh, mereka hanya menakut-nakutiku saja." Rama melihat-lihat fotoku dengan pacarku dikamar.

"Bagaimana kamu tau?"

"Saat berkelahi mereka tidak bisa berkelahi dan saat mereka kalah mereka terlihat sudah tau kalau mereka akan kalah. Mereka hanya menyampaikan pesan." Rama melihat fotoku dengannya saat sekolah dulu.

"Pesan apa?" Aku mengambil fotoku dengannya.

"Bukan apa-apa. Mereka bukan orang yang membunuh ibuku."

Rama seperti tau apa yang sebenarnya aku khawatirkan.

Rama mengambil foto yg kupegang. "Jangan pasang fotoku sembarangan." Rama membuangnya ditempat sampah dan keluar kamarku.

Aku tidak marah. Ya dia memang seperti itu. Sebelumnya aku marah dia melakukan itu tapi setelah aku tau dia hanya khawatir padaku aku pun mengerti. Ku ambil kembali foto itu dan memasukkannya didalam laci.

Kakek rama datang. Aku pun keluar menyapanya. "Apa kabar kakek?"

Kakek tersenyum. "Baik. Bagaimana dengan rama?"

"Rama tidak apa-apa. Dia ada dikamar sedang mengerjakan sesuatu sepertinya." Aku menemani kakek ke kamar rama. Pintu kamar rama terbuka, aku mengetuk pintu dan rama melihat ku dengan kakek.

Rama menghampiri dan menyapa kakeknya. "Bagaimana kabar kakek? Bukannya kakek sedang diluar kota?"

"Apa kamu baik-baik saja?" Kakek memeluk rama. "Maafkan kakek, karena kakek menunjukmu didepan umum membuatmu menjadi target orang jahat."

Kakek rama sangat menyayangi rama. Meskipun kadang cara dia mendidik rama agak aneh.

"Aku tidak apa-apa. Kakek tidak perlu khawatir."

Tiba-tiba ada suara mobil. Ada yang datang lagi selain kakek rama. Kami pun keluar. Ternyata paman dan bibi rama. Ya bibi adalah kakak ayahnya rama. Suaminya bekerja diperusahaan kakek.

"Kakek, aku sungguh minta maaf." Paman memegang tangan kakek.

"Ada apa sebenarnya? Kenapa kalian ke sini?" Kakek bingung begitupun aku, pak gon dan rama.

"Istriku yang membuat ancaman-ancaman pada rama tanpa sepengetahuanku. Setelah kejadian semalam aku baru menyadari yang melakukan itu semua adalah istriku."

Kakek menghampiri bibi dan menamparnya. "Beraninya kamu...."

Rama memegangi kakeknya. "Kakek sudahlah aku tidak apa-apa." Rama menenangkan kakek.

Hide and seekWhere stories live. Discover now