Berhasil. Calum bangun dengan mata yang sayu. "Gua ga pingsan, anjing. Cuma pusing banget." Ucapnya sambil mencoba untuk duduk.

Anak demon drama banget.

Gua dobrak tulang panggulnya baru tau rasa.

"Eh ujan, njir." Ucap seseorang disampingku disertai dengan beberapa rintik air hujan. Kami semua langsung berlari ke tempat yang dapat melindungi kami dari air hujan, disusul dengan teriakan Calum yang meminta tolong. Aku dan Ka Jonah langsung berlari lagi menghampiri Calum dan membantunya berjalan ke tempat kami tadi berteduh.

WHAHWHA tadi Ka Jonah jalan bareng gua.

Brb pingsan.

Hujan tambah deras, dan hari makin sore. Guru-guru telah pulang saat kejadian Calum dihantam basket tadi. Sekolah kami sudah sangat sepi. Mungkin hanya kami ber-delapan yang berada disekolah saat ini, ditambah tiga security mungkin. Ka Jonah tiba-tiba mengajak Michael dan Luke untuk bermain basket ditengah hujan. Mereka semua termasuk Calum yang baru saja mengalami kejadian tidak menyenangkan tadi segera berjalan menuju lapangan. Tapi tidak dengan Ka Jonah, Ia melepas kaos hitamnya, tak lupa melipatnya, lalu dititipkan kepadaku sebelum pergi ke lapangan. Karena penasaran dengan bau badan Ka Jonah setelah bermain basket, aku menempelkan hidungku ke kaos itu dan menghirup baunya.

waw.

wangi parfum.

Berbeda dengan Michael. Jika Michael memakai parfum Ka Jonah, bau badannya yang seperti bangkai akan tetap tercium. Ini berarti tubuh Ka Jonah sangatlah ajaib. Aku tambah kagum.

"ABIN! HEH BUDEG!" Seru Luke dari lapangan.

Astagfirullah, aku dikatain budeg sama orang keterbelakangan mental.

Aku berjalan ke pintu Mushala yang berada di dekat lapangan. "PAAN?" Tanyaku pada Luke.

"Aku kangen sama kamu." Ucap Luke sambil berlari ke arahku.

Aku mengerutkan alis heran. Sesampainya didepanku, Ia langsung memelukku. Aku mengerutkan kedua alisku tambah mantap hingga tiada jarak yang memisahkan mereka. Aku lumayan menikmati pelukan hangat dari Luke walaupun tubuhnya basah.

Basah?

Aku spontan mendorong tubuh Luke agar terlepas dari pelukannya. Dan sekarang bajuku bisa dikatakan basah. Basah-kering. Atau dengan kata lain, basah bajuku sekarang bisa menyebabkan masuk angin.

Luke tai. Ia malah tertawa sangat kencang lalu mencondongkan kepalanya ke atas hingga Ia tersedak air hujan. Mampus. Setelah selesai dengan adegan tersedak, ia bukannya meminta maaf padaku, tetapi malah menariku ke bawah hujan.

Basah.

Literally basah.

"Ayo, Bin! Seru tau!" Ucap Luke sambil berputar-putar ditengah lapangan.

Seru matamu.

"Besok ada PT (Pelajaran Tambahan) MTK! Sakit mampus aja. Kelewatan materi gausah nanya gua." Ucapku kesal tapi masih saja berdiri dibawah hujan,

sambil melihat tubuh Ka Jonah.

Tanpa baju.

Yang tentunya sangat sayang jika dilewatkan.

"Emak gua guru les MTK. Santuy dong bro." Katanya sambil tiduran ngechill dipinggir lapangan. Di genangan air yang berada dipinggir lapangan, lebih tepatnya.

Tiba-tiba Luke menghampiriku dengan ekspresi yang tak bisa kutebak lalu menariku kedepan pintu Mushola. "Abin bego abin bego abin bego." Ucapnya agak berbisik.

Permanent Vacation • 5SOSWhere stories live. Discover now