Stuck at Work 7

2.5K 193 107
                                    


Nulis part ini tuh perjuangan banget. Aku begadang semaleman karena inget masih punya hutang.

Yang ini lebih panjang dari kemarin loh. 7000 word lebih. Jadi tolong jangan pelit buat kasih vote dan komennya.

Kalau masih tetep kabur setelah baca, sungguh terlalu😭😭😭

Kalau sebagian teks hilang keluarin dulu trus masuk lagi ya. Ceritanya berakhir kalo dah nemu kata the end.

~>>>>Happy Reading<<<<~


Pesta pernikahan Min Ah sudah tertinggal seminggu yang lalu. Yong Hwa sudah mencari tahu segalah hal yang ia bisa. Tapi nihil. Tidak ada apapun yang ia temukan, pun ia ketahui. Semua tentang Shin Hye seolah ditutup erat-erat. Aiko, Jung Shin, bahkan paman dan bibi Shin Hye ikut mengunci mulut rapat-rapat.

Akhirnya Yong Hwa menyerah mencari tahu segalanya. Toh ia tidak peduli. Apapun yang terjadi pada Shin Hye——baik atau pun buruk——ia tetap menginginkan wanita itu kembali meski mantan kekasihnya itu benar-benar berkhianat pun ia tidak peduli.

Yong Hwa berusaha mendekatkan diri pada Shin Hye secara perlahan-lahan. Memulai semua dari awal seperti baru pertama kali berkenalan. Dan itu cukup berhasil. Ia harus sabar. Ia harus membuat Shin Hye yakin dan nyaman lebih dulu. Sebab Shin Hye itu adalah orang yang semakin didesak semakin menolak. Tidak apa. Pelan tapi pasti.

Yong Hwa memantau Shin Hye dari kejauhan. Memperhatikannya diam-diam agar wanita itu tidak menghidar. Mereka memang sudah tidak canggung seperti sebelumnya. Sering kali mereka menghabiskan waktu makan siang bersama dan mengerjakan pekerjaan bersama.

Yong Hwa cukup senang. Setidaknya Shin Hye tidak menghidarinya lagi. Dan ia yakin cepat atau lambat mereka bisa kembali bersama. Shin Hye tidak pernah mau diantar pulang olehnya, Yong Hwa tidak memaksa. Ia malah mengikuti wanita itu dan memastikannya selamat sampai rumah. Jika mantan kekasihnya itu lembur, Yong Hwa akan menunggu——berpura-pura mengerjakan sesuatu hingga Shin Hye selesai.

Hampir pukul sembilan malam ketika Shin Hye selesai menyelamatkan asisten-nya yang membuat masalah dan nyaris kehilangan kliennya saat ia hendak mengambil cuti melahirkan. Alhasil ia terpaksa menunda cutinya. Harusnya ia sudah bisa beristirahat nyaman di rumah. Bebas dari segala urusan pekerjaan dan tinggal menunggu serta menyambut kelahiran bayinya. Namun pagi tadi, Aera menelpon sambil terisak. Dia bicara dengan terbata—mengatakan bahwa dirinya tidak sengaja membuat masalah.

Sebelum masalah semakin besar dan mereka benar-benar kehilangan kliennya, Shin Hye bergegas ke kantor dan turun tangan menyelesaikan persoalan tersebut.

Shin Hye mengelus perut buncitnya dengan gerakan memutar. Waktu perkiraan persalinannya adalah minggu depan. Tapi sejak dua hari lalu ia sudah mulai merasakan kontraksi palsu.

"Ayo kita pulang, Sayang," gumamnya lalu berdiri seraya menenteng tas kerjanya. Namun langkahnya  terhenti kala perutnya diserang rasa sakit yang tajam. Bayinya bergerak aktif di dalam sana, membuat perutnya kencang untuk beberapa saat. Sebenarnya sejak siang tadi rasa sakit itu sudah datang. Tapi ia hanya mengabaikan—berpikir jika itu hanya kontraksi palsu seperti hari-hari kemarin. Terlebih pikirannya masih terfokus pada pekerjaan. Dan sekarang rasa sakitnya kembali datang. Lebih teratur dengan durasi yang lebih lama. Tunggu! Apa ini bukan hanya sekedar kontraksi palsu?

"Mmmhhh ..." Shin Hye merintih pelan. Tangannya kanannya kembali mendarat di atas perut yang masih tegang sementara tangan kiri berpegangan pada meja. Menumpu tubuhnya pada benda kayu mahal tersebut.

Stuck at Work [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang