PART 2

11 2 0
                                    

Seorang lelaki tampan menggunakan kaus putih polos dibalut dengan jaket berwarna gelap dan rambut hitam berantakan datang dengan beberapa kantong belanjaan ditangannya

"sayang! Dari tadi aku cariin kamu loh, dari mana aja sih" tanya lelaki itu menghampiri Kia

"eh maaf yah Ran? Tadi aku ngehampirin Defan dulu. Sahabat masa kecil aku" sahut Kia

Defan menganggkat kedua sudut bibirnya membentuk senyuman yang manis "kenalin nama gue Defan"

"Defan? Kayak pernah denger deh tuh nama. Tapi gue lupa" Randi memegang dagunya mecoba untuk mengingat-ingat

"hahaha kan yang punya nama Defan banyak! Bukan cuma gue aja kalik"

"iya juga sih. Oke kenalin nama gue Randi Septiawan" Randi menjabat tangan Defan ramah. "Ini siapa? Pacar lo?" tanya Randi menunjuk kearah Amanda

"namanya Amanda Putri Defiana. Dan juga, dia bukan pacar gue!" sahut Defan memperkenalkan Manda dengan tatapan malas

"nomor telepon lo mana? Supaya lo gak ilang kabar lagi" Kia mengambil ponsel miliknya dari baju seragam, bersiap-siap mengetik lincah diatas kayboard miliknya.

"085283182632" Defan menyebut satu per satu nomor ponselnya

"oke makasih. Gue cabut dulu yah? Pacar gue dah capek nih nungguin gue, pacar baik emang" Kia tersenyum lebar menghadap Randi, pacarnya.

"ya udah sana. Kasihan pacar lo kalau kita kelamaan ngomong berdua. Dia jadi panas sendiri nanti" Defan kerkikik melihat wajah Randi yang tampak kesal

Dringgg-dringg

Suara deringan ponsel mengalihkan perhatian Defan dan yang lainnya. Dengan penuh penasaran ia berjalan menjauh dari teman-temannya lalu menjawab panggilan tersebut

"ehh Mama! Apa kabar?"

"oh yah? Kapan pulangnya?"

"Hari ini juga?! Alhamdulillah makasih Ya Allah"

"oke mah! Buruan sampai yah? Defan kangen banget tahu!"

"sipp hehe"

Defan segera mematikan sambungannya secara sepihak. Dengan langkah yang cukup lebar ia langsung kembali ketempat teman-temannya berada

"pergi aja yuk sayang, nanti om Defan ngegodain aku mulu" ucapan  Kia sukses membuat Amanda dan Randi menyorot tajam pada Defan

Dengan tatapan bingung Defan hanya bisa menaikkan kedua alisnya "kenapa natap gue kayak gitu?"

*****

Sekarang Amanda sudah sampai di depan pagar rumahnya. Dengan senyuman yang terus merekah Amanda turun dari motor milik Defan

"jadi Mama Defan udah pulang? Alhamdullilah. Berarti Mama Defan setuju dengan pelamaran aku besok! Kan pas banget, hari ini Mama dateng, besok kita lamaran, lusa kita nikah! Manda bisa tebak, kalau Defan itu jodoh Manda!"

"amit-amitlah, malas gue! Masuk aja sono, keburu Bunda neriakin elo lagi kayak pernah"

Amanda mendengus kesal mendengar ucapan Defan yang berniat mengusirnya

"Manda kesel sama Defan! Kenapa sih gak mau banget dilamar sama Manda! Disekolah aja banyak cowok yang suka sama Manda, katanya Manda itu cantik!"

"ahh b aja. Cantikkan Kia tahu"

"DEFAN!!!!" kesal Amanda memukul lelaki dihadapannya dengan tas ransel miliknya.

Defan terus meringis kesakitan, badannya seakan babak belur. Seperti warga yang sedang menghajar seorang pencuri

Calon PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang