Love Letter - 2

663 119 12
                                    

Ketiga, Kantin

Seseorang melengserkan kedudukan buku dihati Taehyun dan dia sendiri tidak tahu itu adalah kabar baik atau buruk. Malam-malam selanjutnya Taehyun tidak bisa berhenti memikirkan tragedi di perpustakaan itu.

Beomgyu juga tidak mau menyingkir dari pikirannya. Entah sihir apa yang dilakukan Beomgyu sehingga Taehyun terus memikirkannya. Dan Beomgyu membuat Taehyun mengenal rindu.

Taehyun enggan mengakuinya, tapi perilakunya sendiri yang membuktikan. Ketika seminggu berlalu setelah kejadian itu, Taehyun berharap dia bertemu dengan Beomgyu.

Langkahnya dia perlambat untuk memperbesar kemungkinan dia bertemu Beomgyu. Ketika membaca di perpustakaan, Taehyun selalu mengintip setiap mendengar langkah masuk. Tapi hasilnya nihil, dia belum bertatap muka dengan Beomgyu selama dua minggu lebih.

Taehyun terlalu malu bertanya pada Pak Seokjin. Mengingat Pak Seokjin adalah paman dari Beomgyu. Lalu di minggu ketiga, Taehyun mulai frustasi. Tapi Taehyun sadar, dia tidak bisa bertemu dengan Beomgyu jika hanya menunggunya di perpustakaan.

Hari itu, Taehyun mengumpulkan kepercayaan dirinya. Dan memanggil teman sebangkunya, "Kai."

Kai dan temannya menengok ke arah Taehyun, dia tadinya sedang mengobrol dengan teman di depannya. Senyum ramah Kai pasang, "Iya?"

"Itu, apa kau bisa menemaniku ke kantin nanti?"

"Kantin? Apa aku boleh ikut?" ujar teman Kai. Tunggu, Taehyun tahu dia, kalau tidak salah namanya Dongpyo.

Lirikan ia berikan pada Kai. Sedangkan Kai hanya mengedikkan bahunya, mengisyaratkan bahwa apapun keputusan Taehyun dia akan menerimanya.

"Boleh," ujar Taehyun pelan.

Untuk pertama kalinya, tujuan Taehyun ketika istirahat adalah kantin.

Disepanjang jalan, Dongpyo selalu mengoceh ini-itu. Memperkenalkan apa-apa yang sebenarnya sudah Taehyun tahu. Kai juga mengoceh, tapi tidak sebanyak Dongpyo.

"Taehyunnn, kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau pergi ke kantin? Biasanya kau pergi keperpustakaan."

"Mungkin Taehyun ingin mencari perempuan seksiㅡaduh." Kai meringis sembari mengusap lengannya yang dicubit Dongpyo.

"Dengar ya otak selangkangan! Taehyun yang pintar ini tidak mungkin berpikiran kotor sepertimu!"

"Siapa yang kau sebut otak selangkangan hah? Dasar pendek!"

"Sialanㅡ" kemudian terjadi adu mulut yang Taehyun sendiri tidak peduli. Matanya bergerak liar kesana-kemari, mencari sosok yang dicari-cari. Dan hasilnya nihil.

Hiruk-pikuk sekolah ketika istirahat juga mengganggu Taehyun. Dia tidak terbiasa dengan hiruk-pikuk ini. Kalau bukan karena Beomgyu, dia mana mau berada disini.

Soal Kai dan Dongpyo, Taehyun mengenal mereka karena Kai adalah teman sebangkunya. Dia dan Dongpyo juga sering menyalin tugasnya. Di samping itu, mereka berdua juga termasuk dalam deretan siswa populer disekolahnya.

"Taehyun, kau mau kemana?" ucapan Kai menghentikan langkah Taehyun, "kantinnya disini."

Terlalu fokus mencari Beomgyu, Taehyun jadi tidak sadar bahwa dia sampai ditempat tujuannya. Dia juga tidak sadar menjauh dari Kai dan Dongpyo.

"Dongpyo dimana?"

"Dia bilang ingin pergi ke toilet, kau tidak dengar? Sudahlah, ayo."

Kemudian mereka masuk ke kantin itu. Ramai, dan Taehyun tidak suka keramaian. Semakin masuk semakin banyak siswa berlalu lalang dan itu benar-benar mengganggu Taehyun. Fokusnya terpecah, dia tidak bisa mencari Beomgyu.

love letterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang