Kenapa?

77 17 3
                                    

Senja segera pergi meninggalkan tempat itu.

Sebenarnya TPU tidak jauh dengan rumah Senja, hanya berjarak 1km.

Senja sedang tak ingin berinteraksi dengan siapapun, ia memutuskan akan berjalan kaki sampai rumah.

Belum jauh ia berjalan kaki, ada seseorang yang menghampirinya.

"Senja?lo gpp?" Tanya pria itu.

Senja hanya mengangguk.

"Gue denger ibu lo baru meninggal."

Senja langsung menatap sinis pria itu.

Didetik itu Senja sangat merasa frustasi, ia ingin menghancurkan apa saja yang ada di dekatnya, tak di sangka air matanya mengalir deras menggenangi bola matanya.

Senja ingin pergi dari hadapan pria itu tetapi tak bisa tangannya di tahan.

"Senja lo boleh sedih tapi jangan berlarut lo bisa anggep gue apa aja yang lo mau, lo bisa anggep gue sebagai ibu ayah bahkan saudara lo."

"Kamu ga bisa gantiin posisi ibuku ling."

"Aku bisa Senja."

"Kamu ga bisa!!" Teriak Senja sambil memukul-mukul dada Lingga.

Lingga memeluk Senja, entah kenapa ada perasaan nyaman di diri Senja saat itu.

Senja tidak memberontak tidak pula ingin melepas bahkan dilepas.

Senja sudah lama tidak mendapatkan pelukan yang seperti ini.

"Lo yang sabar nja, akan ada hal baik yang datang nantinya kalo lo ikhlas, ibu lo juga sedih kalo liat anaknya yang cantik ini nangis."

Senja melepas pelukan Lingga, ia langsung pergi dari hadapan Lingga.

Lingga tak mengejar ia takut kehadirannya saat ini hanya menambah beban untuk Senja.

Air mata Senja pun mulai berjatuhan ke ruas jalan yang ia lalui sampai akhirnya gelap dan Senja tak sadarkan diri.

***

"Aku dimana?" Tanya Senja.

"Kamu dirumah sakit, tadi aku lihat kamu pingsan jadi aku langsung bawa kamu kerumah sakit karna aku ga tau rumah kamu dimana."

"Terimakasih De" ucapan Senja terhenti.

"Maaf siapa namamu?aku lupa" sambung Senja.

"Aku Saka, kamu Senjani kan?"

"Iya."

"Kamu masih ingatkan pertemuan kita di bus kemarin?"

"Iya."

"Ini punya kamu?" Tanya saka sambil memperlihatkan sebuah liontin ke Senja.

Senja langsung mengambilnya.

"Kamu sudah melihatnya?"

"Maaf aku lancang Senja, aku hanya ingin memastikan ini punyamu."

"Sudahlah lupakan saja, terimakasih banyak."

"Kembali."

"Sudah bisakah aku pulang sekarang?"

"Sebentar akan aku tanyakan kepada suster nya, kamu disini dulu ya."

Setelah Saka pergi, Senja langsung membuka liontin tersebut.

Senja langsung meneteskan air mata saat membuka liontinnya.

Kreeek..

Senja terkejut ia langsung menyimpan liontin tersebut di dalam genggaman tangannya.

"Kamu udah bisa pulang, jaga diri kamu jangan sampai kelelahan ya untuk obat bisa di tebus di depan" ucap Dokter itu.

SenjaWhere stories live. Discover now