buat readers yang udah nungguin sequel dari My Little Empress Xia..
Enjoy The Story, Guys..
Di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran hutan terdengar erangan tertahan seorang wanita.
Ia tengah berjuang sendirian melahirkan janin yang ada dipe...
"maafkan aku, hwa rang.. Aku tak bermaksud melecehkanmu... Sungguh... Maafkan aku..." Jian sengaja berpura pura seolah tak menginginkan hwa rang agar gadis itu sadar. Kalau ia akan selalu ada untuknya, dan tak berniat melecehkannya apalagi sampai merusak kehormatannya.
"tunggu... Anda benar tuan..." Hwa rang menahan kepergian pria yang selama ini selalu memperhatikannya dalam diam. Selalu memantau keadaannya, melihat bagaimana kesakitan yang ia rasakan.
"saya hanya memiliki cinta sesaat saja pada suami sahabat saya... Ini hanya obsesi, bukan cinta sejati... Saya mulai merasakan sesuatu yang berbeda saat anda yang selalu saja memperdulikan keadaan saya dimanapun saya berada... Saya sangat sadar akan hal itu... Tapi.. Saya rasa saya tidak pantas untuk tuan... Saya hanya makhluk rendah... Dan.."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cup, Kembali kedua bibir itu berpagutan hingga keduanya terengah. Jian menyatukan dahinya ke kening hwa rang. Ia tersenyum saat gadis yang ia pagut tengah berusaha menormalkan deru nafasnya yang tak beraturan.
"berhenti mengatakan kalau kau tidak pantas untukku... Bagiku kau adalah gadis yang baik dan manis.. Kuharap kau mau menerimaku menjadi pasangan hidupmu..."
Hwa rang terkejut, ia menatap jian dengan mata yang terbuka lebar. Benarkah ini pria ini tengah melamarnya sekarang? Pria yang selalu mengawasinya agar menjauhi kaisar wang. Namun, ia juga pria yang selalu memperhatikannya, perduli dan juga selalu ada saat ia bersedih. Pria itu juga yang selalu menasehatinya dan selalu menyemangatinya untuk melupakan obsesi sesaat yang menyakitkan ini dan mencari cinta sejati dalam hidupnya.
Hwa rang tersentak saat tangan jian mengajaknya berdiri dan pria itu melingkarkan tangannya di pinggangnya. Mendekatkan tubuh keduanya. Bahkan hingga degup jantung keduanya sama sama cepat dan seirama.
"aku akam menunggumu hingga obsesimu itu hilang.. Tak akan lama... Akan kupastikan hal itu, hwa rang..." Jian mengelus rambut hwa rang dan menyentuh pipi gadis lugu itu perlahan. Lalu jian melepaskan hwa rang dan pergi meninggalkan gadis itu agar bisa menjernihkan pikirannya dan agar hwa rang bisa melepaskan obsesinya pada kaisar wang meskipun secara perlahan.
Jian berjalan kembali ke kamar kediamannya. Di wajahnya senyuman manis tak kunjung pudar. Menunjukkan betapa bahagianya ia hari ini. Ia telah mengatakan semua nya pada gadis yang secara tidak sengaja ia sukai. Ini adalah kali pertamanya ia terlalu mengkhawatirkan seorang perempuan sejak dikhianati kekasihnya dulu.
Karena selalu mengawasi hwa rang dari segala sudut, pada akhirnya jian mulai merasakan benih benih perasaan dihatinya untuk hwa rang. Saat melihat gadis itu bersedih karena rasa cemburu yang dipendamnya, ia seperti ikut merasakan rasa sakitnya juga. Tak hanya sakit melihat gadis yang diam diam ia sukai bersedih tapi juga sakit saat gadis itu tak kunjung kehilangan obsesinya pada kaisar wang, tuannya sekaligus kawannya.
"kuharap semoga kau bisa membedakan mana cinta dan mana obsesi, hwa rang..."
Didalam kamarnya, hwa rang memandang pantulan dirinya dari cermin di kamarnya. Ia mulai meraba dadanya sendiri. Benarkah ia juga telah jatuh pada pesona tuan jian yang selalu tampil maskulin di hadapannya, selalu memberikan perhatian padanya apalagi saat ia merasakan sedih karena pria yang pertama kali ia sukai menyentuh wanita lain, lebih tepatnya sahabatnya. Entahlah ia masih belum mengerti benar apa itu bedanya cinta dan rasa suka atau kagum sesaat ini.