part 10

374 80 11
                                    

Jihyo terbangun di atas ranjang rumah sakit, setelah dia tidak sadarkan diri Taehyung membawa Jihyo diatas punggungnya dan berlari menuju rumah sakit sementara kedua temannya mencoba menahan Eomma Jisoo yang tidak bisa mengendalikan rasa marahnya.

"Kamu sudah bangun?"

Taehyung menatap Jihyo dengan pandangan aneh, jujur dia tidak tahu kalau ternyata selama ini Jisoo mengenal Jihyo.

"Aku bukan pembunuh!" Kata itu yang pertama kali keluar dari mulut Jihyo saat dia tersadar

"Lima belas tahun yang lalu, Kim Dongmin adik Jisoo unnie meninggal saat kami bermain petak umpet bersamaku. Semua orang menuduhku membunuh, bukan hanya Kim Dongmin tapi juga tiga anak lainnya, keluarga mereka bahkan memintaku dikeluarkan dari sekolah, saudara mereka membully ku dan mengatakan kalau aku adalah seorang pembunuh. Aku melihatnya, aku melihat seorang anak bertubuh gemuk memukul kepala Dongmin dengan batu, aku sudah mengatakannya tapi tidak ada yang percaya padaku." lanjutnya

Taehyung masih menatap Jihyo dengan pandangan aneh.

"Akhir-akhir ini ada seseorang yang mengirimkan pesan aneh padaku. Apa Sunbae ingat beberapa hari yang lalu, saat aku bilang seseorang merampokku? Sebenarnya aku sempat bertengkar dengan Jisoo unnie, dia memukulku setelah aku tahu kalau dia yang mengirimkan pesan-pesan aneh untukku."

"Hyo ...."

"Aku tahu rasanya tidak masuk akal, tapi ...."

"Aku rasa kamu terlalu membencinya, dia tidak sejahat itu"

Jihyo hampir menangis, sakit rasanya mengetahui tidak ada seorangpun yang percaya padanya. Dia segera bangkit dari ranjang tempat dia berbaring

"Kamu mau kemana?"

"Lepaskan aku!! Tidak usah sok peduli padaku, seharusnya dari dulu aku tidak berteman dengan Sunbae dan yang lainnya!" Jihyo mencoba melepaskan genggaman tangan Taehyung diatas tangannya

"Hyo, kamu tidak apa-apa?" Eunha tiba-tiba muncul dan membuat Taehyung melepaskan genggaman tangannya

"Sunbae, maaf merepotkan! Aku akan membawa Jihyo pulang, aku sudah bicara pada dokter dan dia bilang kalau Jihyo bisa pergi"

"Hmm, hati-hati dijalan!"

Sepanjang perjalanan Jihyo hanya diam, Eunha mengenggam erat tangan Jihyo dan membuatnya lebih tenang.

"Eunha ya, kenapa kamu masih mau berteman denganku?"

"Karena kamu baik"

"Aku ... tidak sebaik yang kamu kira. Bagaimana kalau aku adalah seorang pembunuh?"

"Hahaha yang benar saja!"

"Aku serius, apa kamu masih mau berteman denganku?"

"Tentu saja. Kamu pasti memiliki alasan untuk membunuh orang bukan? Dan aku juga tahu kalau kamu bukan tipe yang akan terpancing oleh berita negatif lalu bertindak nekat."

"Eunha ya ...." Jihyo menyandarkan kepalanya diatas bahu Eunha

"Tidurlah, aku akan membangunkan mu kalau kita sudah sampai rumah" Eunha menepuk kepala Jihyo pelan

Jihyo menutup kedua matanya tapi terlalu banyak hal mengerikan yang terjadi beberapa hari ini. Ponsel di dalam tas ransel Eunha bergetar, dia segera melihat siapa yang menghubunginya dan mematikan telponnya. Hari sudah larut, Jihyo langsung masuk ke dalam kamarnya setelah membasuh wajah, tangan dan kakinya.

"Hyo!!"

Eunha membuat Jihyo kaget saat dia menepuk wajah Jihyo lumayan keras dengan krim malam miliknya.

Hello, KillerOù les histoires vivent. Découvrez maintenant