• page two •

Mulai dari awal
                                        

"Oh ya ampun! kau tidak ingat hari ini akan ada acara apa?!" tanya ibunya dramatis, jangan lupakan wajah terkejut yang sangat dilebih-lebihkan itu.

"Ayolah eomma, aku tidak mungkin lupa dan sekarang baru jam 2 siang, masih ada 5 jam lagi sebelum acara itu," jawab Jaehyuk mencoba mengingatkan ibunya yang kini semakin memasang wajah terkejutnya.

"Bagus, berarti kau benar-benar mengabaikan pesan ku kan?! Bahkan email yang eomma mu kirimkan juga?!" lihatlah sekarang ibunya semakin mendalami drama ini. Jaehyuk hanya mengangguk singkat sebagai jawaban karena terlalu malas jika situasi sudah seperti ini.

Ibunya masih terkejut tapi ia sudah bisa mengontrol sedikit emosinya. Oh ayolah, dirumah bahkan ia sudah menyiapkan segala hal tapi anaknya ini malah sama sekali tidak membaca pesannya, sungguh keterlaluan.

"Baiklah akan ku laporka kau kepada appa mu, agar kau diturunkan jabatan atau bila perlu dipecat saja dari kantor ini," ucap ibunya setelah itu ia langsung menghinggapi ayahnya yang mungkin saat ini baru selesai rapat.

Dalam hati Jaehyuk mendumal sebal, untuk apa juga appanya memecat dia, jika nantinya Jaehyuk juga yang akan mewarisi semua perusahaan milik appanya kini. Sungguh Jaehyuk tidak habis pikir dengan pemikiran kedua orangtuanya itu.

Setelah selesai menelpon tidak lama kemudian ayahnya masuk kedalam ruangan Jaehyuk. Ia hanya bisa pasrah dan menonton perdebatan yang akan terjadi antara suami istri ini.

Tapi dugaan Jaehyuk salah besar, justru kini dihadapannya kini kedua orangtuanya itu malah saling berpelukan, seolah sudah lama tidak bertemu. Baiklah Jaehyuk benar-benar bingung dengan orangtuanya kini.

"Loh Jaehyuk kenapa masih disini?" tanya appanya, membuat Jaehyuk bingung sendiri.

"Tentu saja bekerja apa lagi, bukankah appa satu jam yang lalu meminta ku untuk cepat menyelesaikan berkas-berkas yang appa kirim," jawab Jaehyuk sedikit kesal, ia merasa dipermainkan saat ini.

"Ah, untuk itu dibereskan nanti saja. Sekarang ayo kita pulang, pekerjaan appa sudah selesai dan tidak aja jadwal meeting lagi," ajak appanya kelewat santai, tidak tau saja Jaehyuk sudah mendumal kesal disana.

"Ini masih jam 3 appa, dan tidak biasanya pulang cepat," tanya Jaehyuk lagi.

Appanya itu sedikit bingung lalu kemudian tertawa pelan saat tau apa permasalahan yang ada disini. Ia berbisik pelan kepada istrinya untuk memastikan dugaannya itu benar.

"Dia tidak membaca pesan mu ya?" tanya appanya bisik-bisik yang tentu saja masih bisa Jaehyuk dengar.

"Benar anak nakal itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sampai tidak tau jika pertemuan dengan calonnya dimajukan jadi jam 5 nanti," balas ibunya menggebu-gebu, membuat Jaehyuk terkejut.

"Mwo? Dimajukan?!" ujar Jaehyuk benar-benar terkejut.

"Iya! Jadi cepatlah kita pulang, karena tidak mungkin kita berangkat dengan pakaian seperti ini," ucap ibunya mutlak dan Jaehyuk hanya menuruti hal itu.

Mereka pulang menggunakan mobil ayah Jaehyuk, biarlah mobil Jaehyuk ditinggal dikantor. Toh kantor itu milik ayahnya dan ia bisa meminta supir untuk membawa pulang nanti.

Jaehyuk kembali tenggelam dalam pikirannya, memikirkan bagaimana rupa orang yang akan ditemuinya nanti beberapa jam lagi. Apakah seperti yang biasa ibunya ceritakan, atau sedikit berbeda. Entahlah ia hanya mencoba menerka.

Tiba-tiba pikirannya melayang ke suatu arah, kedalam kenangan yang terkubur lama membuatnya kembali mengingat satu nama yang selalu ia rindukan. Seseorang yang dulu sangat ia cintai namun harus merelakan pergi, karena sang kekasih harus pindah ke sebuah negara yang jauh guna menggapai cita-citanya.

Desiran itu kembali terasa kala ia mengingat wajah itu, senyuman yang selalu tersemat kala mereka bersama, dan tawa renyah yang mengalun indah saat berbagi bahagia. Namun kini ia harus belajar melupakan semuanya dan membuka lembaran baru dengan orang yang akan dijodohkan dengannya.

Membuat cerita baru yang akan keduanya tulis, dan melupakan semua hal yang pernah terjadi. Biarkanlah kenangan itu tetap tersimpan dengan rapi, kini saatnya ia membuat cerita masa depan dengan orang yang memang ditakdirkan untuk nya.

Dengan begitu, semesta akan memulai kisah ini. Dari pertemuan canggung kedua orang asing dengan benang merah yang saling terhubung. Mangantarkan keduanya kepada garis takdir yang sudah ditetapkan. Membiarkan waktu menjadi saksi cerita yang akan terlukiskan.















Hai-hai
Aku kembali update
Maaf jika sedikit aneh, soalnya masih sedikit kaku kalau nulis cerita baku hehe
Cerita awalnya memang sederhana tapi gak tau deh nantinya
Semoga suka ya
See u

-aya

About time [Jaesahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang