“Mila... Mila...” suara itu bersamaan dengan uluran tangan menyentuh bahunya, membuat Mila tersentak.

 “Cit, Cit...” Mila merasa pertahanan dirinya jebol. Ia memeluk Citra erat. Bertumpu pada tubuh mungil temannya. Tubuhnya sesegukan karena tangis kalut.

 “Ssshh... sshh... cup-cup... tenang Mil, tenang...” Citra mengelus perlahan punggung Mila, menenangkannya. “Shh... shh...”

 Citra menatap temannya dengan penuh simpati, mendengarkan penyebab Mila yang biasanya tegar, namun sekarang terlihat menyedihkan bagai remaja putus cinta. Tapi Citra menyadari problematika Mila bukanlah yang biasa dihadapi remaja tanggung yang putus cinta. Lebih kompleks. Pernikahan kontrak, jatuh hati secara sepihak, dan akhirnya mengetahui masa lalu suami yang memang sebelumnya tidak pernah diketahui karena pernikahan mereka bukanlah keputusan sepasang pria dan wanita yang umunya memutuskan untuk menikah karena cinta.

 “Mil, aku ... aku beranggapan bahwa apa yang kamu lihat di video itu adalah bagian masa lalu Dave yang tidak perlu kamu cemaskan secara berlebihan. Siapapun yang memberikan itu, pasti sengaja ingin menghancurkan hubungan kalian!” Citra berkata dengan geram. Tega sekali orang yang melakukan hal ini.

 “Cit, apa kamu enggak ngerti? Masa lalu Dave yang kamu bilang itu kembali di masa kini. Ia menjelma menjadi mimpi buruk bagiku. Dan... kamu tahu yang terburuknya? Dave pernah mencintainya. Mereka pernah bertunangan!” Mila mengatupkan kedua tangan di wajahnya dan menelusuri kening, rambut dan tengkuknya dengan frustasi.

 “So, what?! Kamu lah yang sekarang menikah dengan Dave, bukan si Laras itu. Kamu yang memiliki Dave. Sejauh yang aku tahu, Dave adalah suami yang baik bukan? Aku enggak pernah dengar kamu complain tentang dia.”

 “Benar Cit, Dave memang suamiku sekarang, Dave adalah suami yang baik. Dia lebih baik dari yang aku pernah bayangkan selama ini.”

 “Tuh kan ...”

 “Tapi Dave tidak mencintaiku, Cit! Bisakah kamu membayangkan, hidup bersama Jason, satu atap, bersama. Pagi hari melihat wajahnya, sebelum tidur menciumnya, tertawa bersama, berpelukan, namun Jason tidak mencintaimu dan kamu tahu ada seorang wanita yang pernah berarti bagi Jason dahulu, dan seketika wanita itu kembali sedangkan Jason bersikap menyambutnya, seolah tidak pernah ada apa-apa di antara mereka dulu? Bisakah Cit?”

 Citra terdiam. Ia tahu kalau dirinya tidak akan bisa. Ia menghendaki cinta yang bersambut seperti yang pastinya diinginkan wanita lain. Seperti yang diinginkan Mila.

 “Tidak bisa kan Cit? Kamu tidak akan bisa, begitu juga aku...”

 “Mil ...”

 “Aku kalah Cit, kamu tahu ... Aku menginginkan cinta Dave, sampai aku memutuskan bahwa melepasnya adalah cara terbaik bagiku untuk mencintainya...” isak Mila lirih.

 “Mila! Apa maksudmu itu?” Citra terkejut.

 “Aku akan pergi.” Ujar Mila dengan ketetapan hati.

 “Pergi? Pergi kemana?”

 “Aku belum tahu. Akan aku pikirkan nanti. Tapi keputusan ini sudah aku pikirkan baik-baik. Ini adalah jalan keluar bagi kami semua.”

 “Itu namanya melarikan diri, Mil.” Ucap Citra dengan nada sinis.

 “Bukan, ini namanya mengalah, Cit.” Mila menjawab perlahan. “ Aku akan membawa diriku dan sebagian dari Dave. Aku yakin kami akan bahagia berdua.”

 Kami? “Eh, maksudmu apa?”

 Mila tersipu, tapi Citra dapat melihat pancaran semangat dari kedua bola mata Mila. “Aku hamil, Cit...”

BUKAN CINTA PANDANGAN PERTAMAWhere stories live. Discover now