• Yuu Nishinoya •

608 66 0
                                    

PRANG!

Pecahan piring dan gelas menyebar kemana-mana seantero dapur. Dua insan itu masih berseteru tentang permasalahan yang sepertinya tak akan berujung.

"Uang segini mana cukup untuk membeli lipstik ku!" teriak perempuan muda bersuara tinggi. Ia mendelik, matanya menatap nyalang laki-laki jangkung di depannya. Otaknya mendidih, hembusan napas tak teratur, berapi-api.

"Aku bekerja keras, dan kau hanya membuang semua uangku untuk keperluan tak jelas! Kau juga tak berpikir sedikit pun untuk menabung itu untuk anakmu!" Balas sang lelaki jangkung tak mau kalah.

"ARGH!!" erangnya mengambil pisau di rak lemari putih yang menganga. Sang perempuan tercekat, tak bergeming. Menatap nanar cairan amis yang mengalir deras pada bagian perutnya.

"Sialan kau!"

"Ma? Pa?"

Mereka menoleh, menatap kosong ke arah suara kecil itu. Kamu.

"(Name)?" panggil Papamu pelan. Tangannya masih memegang pisau yang berlumuran darah segar. Baunya menyeruak, memenuhi indera penciuman mu.

"Papa tid—"

"(Name) akan telpon ambulance. Mama bertahanlah," sela mu dengan nada tenang. Tak tersirat ketakutan apapun disana.

•••

"Hai, (Name)! Selamat pagi!"
"Selamat pagi, (Name)!"
"Halo."
"Hai! Selamat pagi!"

Kamu memutuskan kembali ke sekolah setelah mengambil izin selama seminggu.

Kamu membalas sapaan-sapaan itu dengan senyum manis. Mereka tampak akrab denganmu tanpa tau, bagian dari dalam dirimu perlahan hancur.

Kamu tidak menceritakan kepada siapapun tentang perceraian orangtuamu, ataupun genangan darah yang keluar dari perut Mama waktu itu.

Siapa yang mau peduli? Beberapa orang hanya menginginkan informasi tak penting untuk diperbincangkan. Kadang tak sesuai fakta.

Sesaat setelah memasuki kelas, tatapan aneh itu langsung menyerbu pengelihatan. Ada apa? Ada yang salah? Apa jangan-jangan...

Mereka sudah tau semua?

"(Name)? Kau baik-baik saja?" tanya teman sebangku mu. Kamu membalasnya dengan senyuman lalu berkata, tidak apa-apa.

Bisikan-bisikan itu agak jauh, kamu tidak terlalu mendengarnya. Beberapa kata yang kamu tangkap hanyalah pelacur dan pembunuh.

Kamu memilih diam, dan memperhatikan guru yang mulai memasuki kelas. Walaupun pikiranmu sedang penuh. Amat sangat penuh.
Kamu tak yakin akan kuat menghadapi semuanya setelah kejadian waktu itu.

•••

Kriingg...

Bel pulang sekolah menyalak nyaring. Setelah membereskan beberapa barang, dan pergi ke loker, siluet seseorang tertangkap pada netra matamu.

"Hey! Apa kau (Name)?" tanya suara itu riang.

Kamu berbalik, mendapati seseorang yang tingginya tak jauh beda darimu, memakai baju ekskul volly, dan dia sedang berbicara padamu.

Kamu tidak mengenalnya. Apa jangan-jangan dia juga mengenalmu dari bisikan-bisikan orang-orang tadi pagi?

Karena tak ingin berurusan lebih jauh dengan murid yang tidak kamu kenal, kamu memilih pergi. Sebelum itu, kamu hanya tersenyum padanya.

Lost || Haikyuu X ReaderDove le storie prendono vita. Scoprilo ora