Kenalan

120 37 1
                                    

Santi meraih knop pintu lalu memutarnya. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan. Pandangannya berhenti ketika melihat seorang gadis kecil yang tengah tertidur lelap. Pipinya mengembul seperti balon. Rambutnya yang berantakan menambah keimutan gadis itu. Santi langsung mendekatinya lalu mengguncang pelan tubuhnya.

Kiara yang merasa terganggu langsung membuka matanya perlahan . Tangannya dinaikan keatas mulutnya membentuk bulatan.

"Akhirnya kebo bangun juga."

Kiara mengucek-ngucek matanya. Lalu memalingkan wajahnya kearah jam waker diatas meja. Kiara membelalakan mata. " Mama serius bangunin kiara sekarang? Kiara masih ngantuk ma."

" Kan hari ini kamu sekolah sayang, Kamu lupa?"tanya santi.

Kiara menepuk jidatnya . Dia lupa hari ini kan hari baru akan dimulai. Setelah lama dia terus-terusan berada dirumah akhirnya. Hari ini dia kembali akan melihat indahnya dunia luar. Kiara menghembuskan nafasnya.

"Mama yang tua ko Kiara yang pelupa." Kiara mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jari telunjuk berlagak seperti orang yang sedang berfikir.

Santi yang merasa disindir, langsung mencubit pipi anaknya.
"Jadi kamu bilang mama sudah tua?"

Kiara meringis kesakitan. Santi yang melihat ekspresi kiara langsung menyingkirkan tangannya dari pipi Kiara. Kiara tersenyum penuh kemenangan. Mamanya benar-benar tidak bisa melihat ekspresi kesakitan Kiara. Hal itu dijadikan senjata oleh Kiara saat ingin menggoda mamanya.
"Nggak kok ma ,mama itu tidak tua cuma berumur aja. Kabuurrrrrrrr." Kiara langsung berlari kearah kamar mandi.

Santi hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol gadisnya itu.

" Setelah siap langsung kebawah ya sayang. Mama sudah siapin nasi goreng kesukaan kamu ," ucap santi sedikit berteriak .

Setelah beberapa menit kiara sudah siap dengan seragam putih abu-abu yang melekat ditubuh mungilnya. Ia segera turun kebawah menuju ke meja makan.

"Pagi ma,"sapanya sambil menarik kursi untuk diduduki.

"Pagi sayang, duh cantiknya anak mama."

" Iya dong mamanya aja cantik apalagi anak nya ."

Kiara mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Pandangannya berhenti ketika melihat wanita paru baya yang mengenakan daster sedang mengelap meja.
" Bi, nanti aja ih bersihinnya. Sini makan bareng Ara."

Bik Ina yang merasa diajak kemeja makan langsung menghentikan aktivitasnya. Ia berjalan menuju ke meja makan lalu duduk bersama Santi dan Kiara. Bi Ina menatap wanita dengan blezer cokelat dan gadis dengan seragam putih abu-abunya yang sedang menyantap sarapan dengan semangat. Bi ina sangat beruntung dipertemukan dengan mereka.

" Kiara makannya agak dicepetin sedikit, ini sudah jam berapa takut telat."

"Kiara bantu bi ina beresin ini dulu kalo udah. Kita langsunggg cussssssssss,"

Santi membalas ucapan kiara dengan mengacungkan jempolnya diudara.

Setelah sudah beres meja sudah dibersihkan piring kotor sudah ditaruh kebelakang Kiara langsung pamit dengan bi ina."Kiara pergi dulu bik, dahhhhh Assalamu'alaikum. Bibik jangan kangen kiara ya."

Kiara berlari kecil menyusul mamanya yang sudah ada dimobil. Santi mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan ibu kota yang mulai dipadati oleh berbagai macam kendaraan. Santi memberhentikan mobilnya tepat didepan gerbang sekolah yang sudah terbuka. Santi turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk kiara.

"Ayo sayang mama antar nemuin kepala sekolah."

Kiara menatap keseluruh sudut halaman sekolah. Ia dapat mendengar orang-orang yang melihatnya membisik-bisikan sesuatu.
Banyak siswa/i yang memandanginya dari atas sampai kebawah. Dari dulu Kiara memang selalu menjadi sorotan dimana pun dia berada, tubuhnya yang putih,matanya yang kecokelatan serta pipinya yang mengembang bagai donat. Membuat setiap orang yang melihatnya menjadi gemas.

Kini kiara sudah ada didalam ruang kepala sekolah dia dibiarkan duduk dibangku tamu yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Sedangkan mama kiara sedang berbincang dengan kepala sekolah sambil tertawa kecil. Kiara benar-benar bosan dia merasa diabaikan. Begitulah orang tua kalau sudah bertemu teman lamanya. Dunia sekitar pun tak diperdulikan. Benar-benar menyebalkan.

****

"Samlekom,"ucap seseorang berambut ikal yang ada diambang pintu kelas.

" Kalo ngucap salam itu yang bener jangan setengah-setengah lo tau?salah satu huruf aja udah mengubah arti apalagi disingkat gitu. Neraka waiting for you jon." Ceramah seorang gadis yang tengah duduk dimeja guru.

"Iya ustadzah fani, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Joni mengulangi kalimat salam nya lagi dengan sangat jelas dan nadanya yang tampak dimain-mainkan.

Bel SMA NUSA BANGSA berbunyi pertanda jam pelajaran akan segera dimulai.

"Assalamu'alaikum." Bu jum melangkah masuk kedalam kelas. Jika selama ini mereka akan memperhatikan bu jum yang semakin hari badannya semakin melebar. Sekarang tidak semua murid yang ada dikalas 12 ipa 3 malah lebih fokus  kearah gadis yang sedang berjalan sambil menundukkan kepalanya dibelakang bu jum.

" Siapa tu yang lagi sama tu paus?"tanya Boby sedikit berbisik.

"murid baru kali,"jawab Ifan malas.

"Assalamu'alaikum anak-anak." Karena tak mendapat jawaban Bu jum mengulangi salamnya lagi . Mukanya sudah menunjukkan kekesalan.

Mereka yang mendengar pengulangan salam bu jum langsung menjawab dengan semangat takut membuat wanita berbadan over size itu marah. "Waalaikumsalam bukk."

"Jadi anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru kiara sekarang kamu bisa perkenalkan diri kamu," ucap bu jum mempersilahkan pada gadis yang sudah ada di sampingnya.

Kiara mengangkat kepalanya menatap lurus kearah depan. Ia mengedarkan padangannya keseluruh calon teman barunya.

"Kenalin nama gue KIARA KHANZA ARSYLA kalian bisa panggil kiara. semoga kita bisa berteman baik."

Mereka tertegun ketika melihat wajah menggemaskan yang ada didepan mereka.

"Gak cocok ah udah kelas 12. Kamu tu harusnya masih kelas 10 imut banget tau gak kamu tu." Gombal cowok yang duduk dimeja paling belakang.

"Ehhh sih jordan gak bisa ngeliat yang bening-bening lu,"sela joni.

" Cantik."gumam seorang pria yang duduk disamping Ifan. Seisi kelas membulatkan mata apa yang dikatakan most wanted mereka tadi? Cantik? Baru kali ini mereka mendengar pria itu memuji seorang wanita. Meski dia terbilang sosok yang hangat. Tetap saja mereka tidak pernah mendengar Alvaro memuji seorang wanita.

Ifan menepuk bahu Varo membuat Varo tersadar dari lamunannya.

"Lo bilang apa tadi?" Ifan bertanya dengan satu alis yang dinaikan.

"Emang gue bilang apa?"tanya Varo balik.

Seisi kelas menyorakinya, mereka kira Alvaro sadar saat mengatakan ucapannya tadi. Ternyata most wanted SMA NUSA BANGSA lagi ngelamun.

"Sudah-sudah jangan ribut kiara kamu duduk di-" bu jum mengedarkan pandangannya mencari bangku yang kosong pandangannya berhenti kearah tempat duduk yang berada dibarisan tengah tempat duduk Fani. "Nah kamu duduk disana ya disamping Fani."

Kiara berjalan kearah Fani. Lalu meletakkan tasnya diatas meja.

Ini baru masa perkenalan ya guys belum ada geregetnya. Sekali lagi aku minta maaf kalo tanda baca alur atau cerita nya gak jelas karena ini pertama kali. Aku butuh saran dan kritikan :)
Terima kasih yang udah baca;)
Jangan lupa vote dan coment support aku terus ya biar makin semangat 😍
Loveyou guys

KiaraWo Geschichten leben. Entdecke jetzt