satu

8.9K 820 74
                                    

Jeongwoo masih tak berkutik dari tempat tidur kesayangannya, sementara jam sudah menunjukkan waktu untuk jeongwoo harus segera bangun dan mempersiapkan diri pergi ke Sekolah.

"Adek bangun ayo, udah jam enam." ucap Woojin, sang kakak sambil mengetok pintu kamar Jeongwoo.

Jeongwoo akhirnya bangun dengan mata yg masih mengantuk pastinya, ia berjalan gontai membuka pintu lalu melihat Woojin yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

Jeongwoo melihat Woojin dengan aneh dari atas hingga bawah, Woojin yang merasa diperhatikan pun hanya memutar bola mata malas melihat si adik memperhatikannya.

"Kamu ngapain liatin kakak kayak gitu?" lanjut Woojin sambil mengangkat dagu Jeongwoo dengan jari telunjuknya.

"Kakak jam segini udah rapi mau kemana kak, kan baru jam 6. Lagian, gerbang kan ditutupnya juga masih lama." Jeongwoo berbicara disertai mata yang masih tertutup.

"Ngawur, ayo cepetan siap-siap. Kakak tunggu di bawah." jawab Woojin lalu menuruni tangga untuk menghampiri ruang makan.

Jeongwoo kembali ke kamarnya dan menuruti apa kata Woojin yaitu mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah. 15 menit berlalu Jeongwoo turun ke bawah, mendapati Kakaknya yang sedang memainkan handphone.

"Kak, Mama sama Papa kemana?" tanya Jeongwoo yg mengambil roti untuk sarapan.

"Tadi pagi Papa bilang mau jenguk Aunty persalinan." jawab Woojin sambil mengambil alih roti Jeongwoo dan memberikan selai untuk dimakan oleh Jeongwoo.

"Udah, ayo dek berangkat." ajak Woojin, lalu Jeongwoo mengangguk dan berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan.

𑁍𑁍

Mobil Alphard putih berhenti didepan gerbang Sekolah Menengah Atas 1 Nirwana.

"Belajar yang bener ya, nanti kalau udah jam pulang Adek tunggu di kelas dulu aja. Nunggu Kakak samperin kamu. Inget, jangan kemana- mana. Terus itu handphonenya usahain jangan sampai mati." Jeongwoo mengangguk patuh atas perintah Woojin.

Jeongwoo memasuki kelas lalu duduk di bangkunya. Ia melihat teman sekelasnya Junghwan, sepertinya sedang menyalin tugas Bahasa Indonesia seminggu yang lalu.

"Junghwan, Doyoung kemana ya?" tanya Jeongwoo sembari melihat bangku milik Doyoung yang kosong.

"Doyoung enggak masuk. Kan Mamanya ngelahirin lagi." jawab Junghwan masih fokus dengan pekerjaannya. Jeongwoo mengangguk sebagai tanggapan dari jawaban Junghwan.

Jeongwoo merasa bosan. Dikarenakan bel masuk tak kunjung berbunyi. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 07.10 yang berarti bel masuk harusnya berbunyi dari 10 menit lalu.

Yuna dan Somi yang bangkunya berada di belakang Jeongwoo dan Junghwan sedang bercanda ria sambil sesekali melirik Jengwoo. Jeongwoo yang merasa diperhatikan pun bertanya kepada Somi dan Yuna apa yang membuat mereka tertawa.

"Ih kalian berdua berisik banget, kenapa sih?" tanya Jeongwoo dengan nada sedikit kesal.

"Anu wu kita itu lagi bayangin gimana ya jadinya kalau kamu, pacaran sama kakak anti cigarettes." jawab Somi dengan gelakan tawa yang sangat kencang membuat seluruh isi kelas melihat kesal ke arah Somi dan Yuna.

Jeongwoo tidak menanggapi jawaban dari Somi dan Yuna. Menurut Jeongwoo, mereka aneh.

Dohwan, teman sekelas Jeongwoo yang sedang duduk sendiri karena teman sebangkunya Doyoung izin nggak masuk pun, sedang bosan lalu berbalik mendapati Junghwan sedang bermain game mobile di handphonenya setelah tadi baru saja Junghwan menyelesaikan tugasnya.

"Wan lo kan ketua kelas, gimana sih masa gurunya belom dateng lo malah main game. Ini udah lewat dari jam masuk tau." Dohwan berbicara dengan nada bicara yang ketus disertai ekpresi sinis kepada Junghwan.

Junghwan hanya mampu tertawa canggung karena merasa tidak enak dengan tindakannya. Lalu setelah itu ia mengajak Jengwoo untuk menemaninya memanggil guru pengampu mata pelajaran matematika wajib. Jeongwoo pun hanya menurut lalu mengikuti langkah Junghwan.

𑁍𑁍

Bruk...

Jeongwoo jatuh bertubrukan dengan "kakak anti cigarettes" yang lumayan memiliki ketenaran di sekolah nirwana.

Jeongwoo terkejut sekaligus kesal karena dirinya terjatuh dan mendapati Junghwan yang hanya tertawa, tidak ada tanda-tanda ingin menolong Jengwoo.

Si kakak anti cigarettes yang ikut jatuh pun hanya mendengus karena ia sedang buru-buru untuk menuju ke kelas. Tapi, sialnya ia malah menabrak orang yang tidak ia ketahui namanya.

Setelah kejadian tadi, kakak anti cigarettes itu lari tidak memperdulikan insiden tubrukan tersebut.

"EH ENAK AJA MAIN LARI, MINTA MAAF DONG." teriak Jeongwoo spontan karena ia sangat kesal atas kejadian tadi. Kakak anti cigarettes yang diteriaki pun langsung peka berbalik melupakan tujuannya yaitu cepat sampai ke kelas.

Junghwan, udah nggak ada di tempat kejadian. Kabur duluan, dia panik karena takut sama kakak anti cigarettes.

Pria yang diteriaki pun berjalan menghampiri Jeongwoo, sedang memasang wajah kesal.

"Lo kira lo siapa bisa ngomong dengan nada bicara gak sopan dan tata bicara yang kasar gitu sama gua." tanya kakak anti cigarettes dengan tatapan mata yang mengintimidasi.

"Lo kira lo juga siapa asal nabrak gua, tanpa minta maaf pula." sahut Jeongwoo berani mengangkat kepalanya.

Lelaki itu pun sedikit terkejut dengan pernyataan yang diucapkan oleh Jeongwoo. Kemudian Ia mendekatkan dirinya ke Jeongwoo. Dan secara tak sadar, Jeongwoo melangkahkan kakinya mundur.

Merasa Jeongwoo terus memundurkan langkahnya, Ia menahan badan Jeongwoo dan segera mengucapkan kata maaf dengan berbisik tepat di dekat telinga Jeongwoo.

"I'm sorry babe." bisik si kakak anti cigarettes dilanjutkan mengecup telinga Jeongwoo. Jeongwoo membeku, terkejut atas kalimat singkat yang dibisikkan lelaki di depannya. Jeongwoo yang sadar pun langsung berlari, kembali ke kelas meninggalkan kakak anti cigarettes.

"Manis juga." Ucap Haru, di dalam hati sembari tersenyum kecil.


sayang, dari jeongwoo ke haru.Where stories live. Discover now