1. Kebelet kawin

2.7K 98 3
                                    

Kala itu, Arya sibuk membaca komik online. Kedua orang tuanya tersenyum melihat bayangan Arya di spion tengah mobil saat dalam perjalanan menuju rumah sahabat mereka.

Setelah sampai, Shila mengajak Arya turun dari mobil dan segera masuk ke rumah, namun Arya malah menolaknya. Ia malu bila bertemu dengan orang yang masih asing.

"Ayolah, Sayang. Mereka gak bakal gigit kamu kok," ujar Papanya dan lagi-lagi Arya menolak.

Sampai pada akhirnya gadis kecil melewati depan mobil mereka sambil menyedot es di tangannya.

Mata Arya berbinar. Ia terlihat sumringah ketika gadis kecil itu memasuki rumah yang dimaksudkan kedua orang tuanya itu.

"Ma, Pa. Arya boleh gak cium gadis itu?"

Sosok laki-laki yang baru menginjak usia dua belas tahun itu membuat kedua orang tuanya terkekeh setelah mendengar pertanyaannya.

"Nak. Kamu jangan keseringan baca komik yang banyak adegan ciumannya ya," tukas Shila.

"Nanti kalo pengen kan repot," sahut Ares, suami Shila.

"Loh memangnya kenapa kalo pengen ciuman? Papa sama Mama juga sering ciuman, kan?"

Sontak, Shila dan Ares saling menatap, wajah mereka memerah.

Shila menyipitkan matanya menatap Ares seakan mengatakan, 'Lain kali kalo mau ciuman pastiin tempatnya aman.'

Ares mengangguk tanda mengerti dengan isyarat yang diberikan Shila melalui tatapan mata saja.

Kemudian Shila mengalihkan pandangannya ke Arya lantas tersenyum. "Sayang, boleh ciuman asalkan udah nikah. Nah, Papa sama Mama kan udah nikah. Bahkan udah punya kamu."

Arya mengangguk pelan tanda mengerti. Pandangannya mengarah pada rumah milik sahabat kedua orang tuanya. "Kalo gitu nikahin Arya sama gadis tadi sekarang."

Lagi. Shila dan Ares saling menatap seolah saling melempar pertanyaan, 'Bagaimana ini?'

Bagaimana mungkin mereka akan menikahkan putranya di usianya yang masih terlalu dini.

Mereka memutar arah. Niat mereka yang sebelumnya ingin menemui keluarga sahabat mereka dibatalkan.

Keesokan harinya di jam yang sama 14:24, Shila dan suaminya, Ares sudah di depan gerbang rumah sahabat mereka.

"Assalamu'alaikum," ucap Ares seraya menggedor pintu rumah sahabat mereka.

Tidak lama kemudian terlihat sosok gadis kecil dengan boneka Barbie di tangannya. "Wa'alaikum salam," jawabnya sambil menatap kedua pasangan suami-istri yang sebelumnya tidak pernah ia temui itu.

Dara berteriak memanggil kedua orang tuanya, dan tidak lama kemudian Dela datang, berjalan setengah lari menghampiri anak semata wayangnya.

Mata Dela berbinar-binar kala yang ia temukan adalah sahabat masa SMA-nya. Dela menjabat tangan Ares lantas beralih ke istrinya, Shila. Ia memeluk sahabatnya itu dengan erat.

Bersahabat empat orang. Yakni Dela, Haris, Ares dan Shila. Seperti sudah diatur-Nya, mereka dipasangkan. Setelah lulus SMA, mereka sudah tidak bertemu lagi. Bukan karena mereka tinggal di kota yang berbeda, tapi karena kesibukan mereka lah yang membuat jarak di antara mereka.

Dela mempersilahkan sahabatnya itu masuk dan duduk di bangku empuk yang berada di ruang tamu. Sementara itu, Dara pergi ke dapur. Ia berinisiatif membawakan suguhan untuk sahabat orang tuanya, tanpa diperintahkan.

Ares dan Shila saling menatap satu sama lain tatkala Dara datang membawakan minuman dan makanan ringan di atas nampan stenlis, mereka tersenyum kagum melihat calon menantunya.

Dela meminta Dara untuk duduk di sampingnya.

"Nak, nama kamu siapa?" tanya Shila lembut seraya menatap wajah Dara yang menggembul di bagian pipinya.

"Dara, Tante."

"Usia kamu berapa?" sahut Ares, lalu Dara mengalihkan pandangannya kepada pria paruh baya itu.

"Dua belas tahun, Om."

Lagi-lagi mereka saling menatap setelah mendengar jawaban Dara. Pas sekali dengan putra mereka, Arya.

"Del. Kita punya anak cowok dan kebetulan dia seumuran sama anak kamu. Gimana kalo kita nikahin aja mereka?"

Mendengar saran dari Shila tersebut, Dela membulatkan mata. Dijodohkan? Ia rasa itu ide yang bagus.

Namun lain dengan Dara. Gadis itu menggeleng kasar. "Gak mau, Tan. Aku kan masih kelas satu SMP. Bahkan aku juga belum pernah ngalamin menstruasi," ujarnya, wajahnya terlihat panik.

Shila terkekeh pelan. "Ya nggak sekarang dong, Sayang."

***

3 tahun berlalu,

Aku menatap layar ponsel dengan kesal tatkala melihat foto cantik Dara yang tengah duduk dengan anak laki-laki seusianya yang begitu dekat, di akun Instagram-nya.

Siapa dia? Kenapa bisa sedekat itu? Ah, aku terlalu cemburu padahal aku tidak pernah bertatap muka dengannya secara langsung.

Terserah. Aku tidak akan membiarkan siapa pun mendekatimu, Sayang.

Aku beranjak dari kasur empuk kesayanganku dan keluar dari kamar untuk menemui kedua orang tuaku.

"Ma, Pa," teriakku sambil membuka pintu kamar kedua orang tuaku.

Shit!

Ini bukan waktu yang tepat untuk datang menemui mereka di kamar. Aku lupa bahwa malam ini adalah malam jum'at, waktunya para pasangan sah menjalani sunnah dan menikmati surga dunia. Nanti, aku akan merasakan hal itu bersama calon pengantinku yang lebih erotis dari mereka. Lihat saja nanti!

Aku berusaha setenang mungkin setelah memergoki mereka, bersikap polos senatarul mungkin.

Papa menjauhkan wajahnya dari leher Mama, dan Mama merapihkan rambutnya.

"Ada apa, Sayang?" tanya Mama.

Wah, ternyata Mama juga jago. Ia terlihat tenang.

"Arya mau dinikahin secepetnya sama anak temen kalian itu."

Mereka saling menatap setelah mendengar permintaanku. Mungkin mereka sedang berdiskusi dengan bahasa isyarat yang sama sekali tidak dapat aku mengerti.

"Ya udah. Tapi dua tahun lagi yah, tunggu kamu lulus SMA dulu," ujar Papa.

Aku mendengus. "Dua tahun itu terlalu lama, Pa. Aku maunya minggu depan!" Kedua tanganku bertengger di pinggang sebelum berlalu dari kamar Mama dan Papa dengan menghentakkan kaki.

Aku tidak mau tahu. Papa dan Mama harus menikahkan aku dengan gadis itu secepatnya!



Tinggalkan vote dan komennya ya 🤗

Secret Marriage | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang