Epilog

4.2K 395 39
                                    

Tak ada hal yang lebih membahagiakan dari ini, Felix dinyatakan hamil, program yang mereka jalani berhasil. Lelaki manis itu tengah mengandung bayi perempuan berusia 4 bulan dan tentu saja hal tersebut membuat Felix terlihat berlipat kali lebih menggemaskan.

Bayangkan saja, pipi gembil, tubuh sedikit berisi, perut buncit serta cara jalan yang lucu. Hyunjin benar benar gemas.

Memang sedikit aneh, namun di zaman sekarang lelaki pun bisa mempunyai rahim jika mereka mau, sudah bukan merupakan hal tabu, hanya saja biaya yang diperlukan tentu tak bisa dibilang sedikit. Hyunjin serta Felix bekerja keras untuk hal itu.

Saat ini Hyunjin tengah duduk di sofa ruang tamu dengan Felix yang berada di atas pangkuan sembari menyender pada dadanya, sibuk memakan sereal gandum yang telah dibuatkan oleh Hyunjin.

Felix bahkan tak terganggu saat sang dominan mengelus perutnya secara terus menerus. Ia sangat tau suaminya itu begitu menunggu kehadiran janin di dalam perut. Jujur, si koala bahkan tak menyangka bisa hamil namun terlepas dari itu semua, ia merasa sangat bersyukur kepada Tuhan.

Tes...tes..tes...

Crashhh...

"Astaga hujan." ucap Feix sembari mengalihkan pandangan ke jendela. Musim memang telah memasuki penghujan, membuat mereka malas untuk melakukan aktifitas di luar rumah.

Bersamaan dengan guyuran air yang jatuh ke tanah, Hyunjin mendadak teringat dengan pertemuan mereka dulu.

"Lix, apa kau masih takut dengan hujan?"

Felix menyerngitkan alis, "Tidak, dan itu berkatmu." lalu si manis memilih untuk kembali menikmati serealnya.

Hyunjin tersenyum tulus lalu memeluk tubuh mungil dengan perut buncit itu dengan erat, seolah mengatakan jika dirinya tak ingin kehilangan Felix lagi.

"Aku mencintaimu." bisik Hyunjin di telinga sang istri.

Felix mengulas senyum manis, lelaki yang tengah mengandung tersebut lalu menaruh semangkuk serealnya di lantai sebelum akhirnya memutar tubuh dan menghadap ke arah Hyunjin.

Felix lalu mengalungkan tangan di leher yang lebih tua, mempertipis jarah diantara mereka.

"Tanpa kuberitau, sepertinya kau sudah paham betul."

Felix lalu menubrukkan kedua bilah bibir mereka, menggoda Hyunjin untuk melakukan ciuman dengannya. Hyunjin tentu tak menolak, dengan senang hati lelaki tampan itu menahan tengkuk Felix dan memperdalam cumbuan mereka.

Tak ada nafsu, hanya gerakan lembut yang menggambarkan seberapa besar perasan yang mereka simpan untuk satu sama lain.

Sejak awal kisah ini hanya bercerita tentang Felix- sosok dengan masa lalu kelamnya yang membenci hujan dan Hyunjin yang hadir untuk menghapuskan ketakutan tersebut.

Satu alasan lagi yang membuat Hyunjin menyukai hujan, ia akan selalu mengingat bagaimana Felix yang datang ke rumahnya dan memita pelukan saat sang langit menumpahkan kesedihan. Ketakutan itu mengantarkan mereka pada sebuah pertemuan penuh kejutan.

Baik Hyunjin mau pun Felix sadar, sejak saat itulah rasa cinta mereka mungkin mulai tumbuh dan bertahan sampai sekarang, Hyunjin bersyukur Felix tidak menyerah terhadapnya dan Felix bersyukur Hyunjin tetap berjuang untuknya.

Chupp...

Ciuman terlepas, Hyunjin membuka mata yang sempat tertutup karena terbuai dengan bilah kesukaannya- bertubrukan langsung dengan kelereng hitam milik Felix.

"Cantik."

Felix bersemu namun ia tahan.

"Tampan."

Balasan barusan membuat Hyunjin terkekeh pelan, mengecup pipi gembil itu sekilas lalu kembali menarik si koala ke dalam dekapan hangat.

Felix mengulas senyum simpul, membalas pelukan tersebut lalu menyandar pada pundak lebah yang lebih tua, menikmati elusan tangan Hyunjin pada punggungnya.

"Lix, kau sudah menemukan nama yang bagus untuk anak kita?"

Lagi, senyum itu terulas semakin lebar. Felix anggukkan kepala sekilas sembari melontarkan kekehan merdu, ia sudah menemukan inspirasi kemarin.

"Bagaimana jika Hwang Aecha?"

Hyunjin menyerngit sekilas sebelum akhirnya mengulas kurva lebar sampai matanya turu melengkung dengan menawan.

"Hwang Aecha? Nama yang bagus."

Hujan di malam itu membawa sebuah perasaan datang diantara mereka berdua, dan akan selalu datang setiap rintiknya membasuh lagi dan lagi, sama seperti perasaan yang mereka miliki.

Kisah Hyunjin dan Felix akan abadi, dalam sebuah lembaran takdir yang indah.

Kisah Hyunjin dan Felix akan abadi, dalam sebuah lembaran takdir yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FIN

Hehe Night Rain resmi tamat. Aw makasi banyak buat semuanya, maaf aku gak bikinin bonchap ya, epilog aja ngehee...

 Aw makasi banyak buat semuanya, maaf aku gak bikinin bonchap ya, epilog aja ngehee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah ya, mari doakan yang terbaik untuk oknum Hahaje dan Strekit. Semoga masalah ini cepet kelar dan ke depannya mereka lebih dihindarkan dari masalah. Ayo Stays, berdoa dimulai. . .

Oke berdoa selesai.

Tertanda, 01/03/2021

Bee, smooth

Night Rain [Hyunlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang