Zayd terkekeh sembari menggelengkan kepala. " Benar Moon Goddes yang menakdirkan kalian sebagai pasangan. Tapi sebagai seorang ayah, aku tidak akan segan-segan membawa putriku pergi darimu jika dia tidak bahagia bersamamu."

Zayd berjalan mendekati Hie, membuat mereka kini berdiri saling berhadapan.

" Kau pernah mendengar istilah buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya?" tanyanya.

Hie terdiam, tak menyahuti. Sebenarnya dia paham ke arah mana pembicaraan mereka.

" Ibumu seorang pengkhianat. Tidak menutup kemungkinan kau memiliki sifat yang sama dengannya. Aku sangat menyesal kenapa harus kau yang ditakdirkan menjadi mate putriku."

" Aku berbeda dengannya. Tolong jangan samakan aku dengan ibuku." Sanggah Hie, tak terima karena dirinya disamakan dengan Yuren.

" Darahnya mengalir di tubuhmu. Kau juga berada dalam rahimnya sebelum dia melahirkanmu. Atas dasar apa aku tidak boleh menyamakan kalian berdua?"

" Ayahku seorang werewolf. Aku bangsa werewolf juga. Dan sebagai bangsa werewolf bukankah kita selalu menjunjung tinggi kesetiaan pada pasangan?"

" Sayangnya kau sudah lama tinggal dan berbaur bersama manusia. Mungkin saja cara berpikir dan sifatmu sama seperti mereka."

" Tidak semua manusia pengkhianat. Banyak juga manusia yang setia pada pasangannya."

Zayd kembali mendengus dengan kepala menggeleng tak setuju. " Tapi manusia yang ku kenal dan pernah bergabung dengan pack ini, semuanya pengkhianat. Seumur hidupku, aku tidak akan pernah mempercayai mereka. Dan di dalam tubuhmu itu mengalir darah manusia juga." ujarnya, sembari menunjuk Hie dengan dagunya.

" Aku tidak akan pernah mengkhianati Aletta. Aku bersumpah di depanmu."

" Ibumu juga dulu mengatakan itu." sela Zayd, dia berbalik badan, memunggungi Hie. " Dulu Yuren berjanji tidak akan mengkhianati Zoro. Lihat kenyataannya, dia tetap berkhianat. Bahkan dialah yang menyebabkan Zoro tiada. Melakukan cara curang dengan memberinya racun. Padahal Zoro begitu mempercayainya."

" Kau tahu Hie, dulu aku sering menasehati Zoro agar tidak mempercayai Yuren. Tapi bukannya mengikuti nasehatku, dia justru bersikukuh mempercayai Yuren. Hanya karena alasan cinta dan mereka yang ditakdirkan menjadi pasangan mate."

" Dan sekarang, putra dari si pengkhianat itu adalah mate putriku. Ironis sekali." ucap Zayd sambil menggelengkan kepala seolah tak percaya dengan takdir yang seperti sedang mempermainkan dirinya.

" Aku bersumpah pada diriku sendiri, tidak akan pernah membiarkan diriku dan keluargaku berhubungan dengan manusia seperti Yuren. Dan sekarang aku harus menerima takdir putra si pengkhianat sebagai pasangan putriku. Ini benar-benar konyol. Aku tak akan pernah menerimanya."

" Aku akan membuktikan padamu bahwa aku berbeda dengan ibuku."

Zayd kembali berbalik badan, menghadap Hie. Seraya memiringkan kepala menatap keseriusan di wajah Hie. " Jangan hanya omong besar, buktikan ucapanmu."

" Aku akan membuktikannya. Aku akan melakukan apa pun agar anda bersedia menerimaku sebagai mate Aletta."

Zayd mendecih kali ini, lantas bertolak pinggang dengan angkuhnya. " Baik, coba buktikan padaku. Bahagiakan Aletta. Apa kau sanggup?"

Hie mengangguk. " Aku pasti akan membahagiakannya." Jawabnya tegas, penuh keyakinan.

" Terakhir kali aku bertemu dengannya, aku lihat wajahnya sangat murung. Putriku tidak pernah berekspresi seperti itu sebelumnya. Dan ku tebak ini karena dirimu."

" Aletta murung? Itu mustahil, dia selalu terlihat ceria di depanku."

" Itulah yang ku maksud dengan kau harus membuktikan bahwa kau memang pantas menjadi mate putriku. Seharusnya kau menjadi orang yang paling memahami pasanganmu. Bahagiakan dia. Karena jika sekali lagi ku lihat wajahnya murung karenamu, aku tidak akan segan-segan membawanya pergi dari sisimu. Tidak peduli meskipun kami harus meninggalkan pack ini.

Hie tercekat, terkejut mendengar ancaman Zayd yang tentunya tidaklah main-main.

" Saat kau bisa membuktikan bisa menjadi pasangan yang baik untuk putriku, saat itulah aku akan mengizinkanmu memanggilku ayah." Lanjut Zayd.

Tiba-tiba dia berjalan menuju pintu, membuka pintu itu selebar-lebarnya, mengusir Hie dari rumahnya secara terang-terangan.

Hie mendesah pasrah, kecewa mendapati penolakan yang lagi-lagi diberikan Zayd padanya. Akhirnya dia menuruti keinginan pria itu. Dia berjalan mendekati pintu yang sudah terbuka lebar untuk dia lewati.

" Walau kau ini putra sahabat baikku. Tapi kenyataan kau juga putra seorang pengkhianat yang lebih melekat di dalam ingatanku."

Hie mengepalkan tangan, saat perkataan penuh penekanan yang diberikan Zayd menyapa telinganya sebelum dia benar-benar melangkah melewati pintu dan berlalu meninggalkan rumah tersebut.

ALPHA'S FATEWhere stories live. Discover now