Rindu

14 0 0
                                    


Embun pagi didekat jendela apatemen ku

Kicauan burung bergerombol mengikuti arahan angin

Alunan music jazz terdengar seisi ruangan

Dengan gaya masa kini aku duduk disamping jendela sambil meminum kopi

Kopi, ah entah sejak kapan aku mulai melakukan ritual laguku ini dengan meminum secangkir kopi

Ku terdiam

 Sambil memandangi langit pagi yang menampilkan Surya paginya

Pagi ini masih sama dengan suasana yang sama pula

"Tok..Tok..tok..tok..lili buka pintunya!!! " Ucap Riris

" Lili..kenapa ngga dibuka pintunya, untung aku tau sandi apartmu!!! ,"" Kesal Riris

Aku masih memandang arah yang sama tanpa mempedulikan ocehan Riris dipagi yang cerah ini.

Riris adalah sahabat terbaikku dari dulu. Dia tau banyak tentang diriku. Dia pula yang menemaniku saat aku terpuruk 5 tahun yang lalu. Walaupun sikapnya yang bawel dan banyak protes, tetpi dia merupakan tipe orang yang perhatian dan ramah.

" Eh eh li..kamu mau balik ke indo nda? Ini aku mau balik ah,, udah lama pula aku disini. Rencananya aku mau tunangan di Bali sama Mahesa." Ucapnya

" Hmm yaudah kamu balik aja. Mau balik kapan?" Jawabku

" Rencanay sih Minggu depan, sekalian bareng sama adeknya Mahesa, kamu gak balik juga?", Kamu nanti disini sendiri lho, terus masak kamu GK mau hadir di pertunangan aku sih! , Jahat banget tau ngga!!" Ucapnya dengan nada sedih campur jengkel.

" Aku bakal hadir ko ris, tenang aja. Tapi kalau mau balik sekarang ngga bisa!!" Jawabku

" Kamu kenapa sih li, kenapa gak Balik Minggu depan bareng aku?, kamu gak kangen sama orang tua Lo, kamu GK kangen sama temen- temen sekolah Lo, saudara Lo!!, Mau sampai kapan kamu disini?" Ucapnya

Aku masih diam

" Apa karena dia?. Li...ini kan udh lama juga,, udahlah biarin aja, come on girl. Jangan siksa diri Lo cuma gara-gara lelaki brengsek kayak dia!!"" Ucapnya

Aku hanya diam sambil memandangi fajar pagi yang indah. 

*Minggu depannya 

Suara bandara semakin terdengar, itu pertanda kita akan sampai

Ya , hari ini dan Riris pergi ke bandara Narita Jepang untuk mengantar Riris pulang ke Indonesia. Kami menunggu di ruang tunggu bandara.

Sepanjang perjalanan Riris banyak sekali mengoceh. Tapi aku sudah terbiasa mendengar ocehannya selama belasan tahun sejak SMA. Jadi biarlah, itu tandanya dia lagi bahagia.

Saat akan berpisah dia pun masih bertanya, mau ikut apa tidak.

" Li,,kamu beneran gak mau pulang ke indo bareng aku sekarang?" Tanya dia

Aku hanya menggeleng kan kepalaku 

"Padahal aku udh nyiapin satu tiket lho buat kamu, kalau kamu tiba-tiba berubah pikiran dan mau pulang bareng aku!"" Ucapnya

" Kamu beliin aku tiket?, Kok aku gak tau" tanyaku

" Yaaa ini kan buat cadangan kalau kamu mau berubah pikiran!, Ayolah Li, pulang bareng aku sekarang aja ya, Mubazir ini lho tiketnya" ucapnya

" Siapa suruh kamu beliin aku tiket, aku kan gak nyuruh" ucapku sambil tersenyum geli dengan perbuatannya. Darimana datangnya pikiran untuk membelikan aku tiket, padahal sudah jelas aku masih belum mau pulang. Dasar Riris .

" Yaaa aku kan manusia kelebihan kepekaaan. Siapa tau ada keajaiban kamu mau pulang sekarang. Teruzzz apa bedanya sih, pulang sekarang sama nanti, kan sama aja" ucapnya

Aku hanya tersenyum geli menanggapinya. Dia pun menyerah dan berpesan agar aku benar-benar datang saat acara pertunangan nya.

Melepaskan sahabatku pergi. Aku pun tak kuasa menanggung air mata ini. Kami pun berpelukan sambil melambaikan tangan.

Sebenarnya aku pun ingin pulang. Ingin bertemu keluargaku, saudaraku, teman-teman yang lainnya, dan .....

Ku rindu DIA, tapi apakah dia juga sama halnya denganku....

Jika mengingat ini, ku masih terngiang akan bayangnya




Hay guys. Ini cerita pertama ku 

Minta dibaca, di vote sama dikoreksi ya

Biar semangat menulis kelanjutan ceritanya

Happy reading





You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dear youWhere stories live. Discover now