MYTH : ALANA DAN JALANAN MOSCOW

59 7 3
                                    

"Alana and the street of Moscow"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Alana and the street of Moscow"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Moscow tidak main main hari itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Moscow tidak main main hari itu. Kota para mafia betul betul sedang dalam mood yang tidak baik.

Sinar matahari yang kalau diibaratkan pedang, pasti bentuknya sudah seperti menghunuskan setiap orang yang berani keluar ke jalanan. Pohon maple kesukaanku di depan kantor pemerintahan bahkan meranggas tak berbentuk. Air hanya menetes keluar dari peraduannya di pancuran air tengah kota, dan burung sana sekali tidak mengeluarkan kicaunya.

Kurasa tenggorokan mereka kering.

Saat aku menyusuri jalanan menuju flat setelah membeli persediaan gula untuk dua bulan, aku tak melihat adanya tanda tanda kehidupan. Bahkan mobil lewatpun tidak ada. Padahal kota sibuk seperti Moscow hampir tidak mungkin seperti ini.

'Ah ya, jenius sekali kau Alana, hanya orang gila yang pergi keluar rumah di cuaca seperti ini.'

...

'yang artinya aku juga gila'

"Kau tidak gila, nona. Moscow memang sedang demam"

'Demam? Lelucon macam apa itu?'

'Dan-hei! Apa tadi aku sedang menyuarakan pikiranku?'

Aku menoleh ke kanan, kepada seorang pria di jalan seberang yang tengah bersandar pada kusen pintu toko berwarna merah mencolok. Dia memakai setelah jas beludru kuno- yang entah apa namanya, sambil menghisap rokok.

Ralat, itu cerutu.

Orang macam apa yang menghisap cerutu di cuaca sepanas ini?

Dengan kedua tangan di depan, memegang kantung belanjaan, aku mengubah posisi menghadapnya.
"Anda berbicara padaku, Tuan?" tanyaku dengan sedikit berteriak.

Dia tersenyum, lalu mematikan cerutunya. "Tentu Nona. Hanya kau yang melewati jalanan ini sejak jam sepuluh"

"Ah..." aku hanya mengangguk paham. Lalu setelah merasa kalau berdiri di bawah sinar matahari pukul satu siang sudah cukup membuatku pusing, aku hendak permisi untuk pulang

.

"Kau akan pingsan sebelum mencapai rumahmu. Lebih baik kau berteduh sejenak disini. Aku baru saja membuat es krim. Gratis untuk wanita yang menempuh perjalanan dari tengah kota sampai sini dengan jalan kaki" pria itu menaikkan sebelah alisnya menawarkan.

Aku mengernyitkan dahi, "Darimana anda-"

"Kantung belanjamu" spontan aku melirik kantung plastik dengan tulisan besar nama toko grosir terbesar dan termurah di Moscow yang memang berada di tengah kota. 'Jack si Serba Serbi'. Oke, lupakan tentang namanya.

Lamunanku terputus saat tanganku ditarik oleh pria itu, yang sudah berlari dari seberang jalan dengan memakai topi tingginya demi menghalangi panasnya matahari. Membawaku kembali berlari ke seberang jalan dan mendorongku masuk menuju ke dalam tokonya, yang ternyata sebuah toko peralatan sulap dan sejenisnya.

"Kau benar benar akan pingsan kalau terus berada di sana" dia tersenyum sambil menutup pintu toko.

'Ah, aku suka senyumnya.'

Kulihat senyumnya semakin melebar, membuat matanya menjadi sedikit menyipit.

'Siapa ya namanya?'

"Ah, aku sampai lupa. Perkenalkan, namaku Jayden. Jayden Nebov"

 Jayden Nebov"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.












Seunghyub N

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seunghyub N.Flying
as
Jayden Nebov











A/n :

hALOO MAS JAY 💓💓
maap pendek y gaes

BTW STAY SAFE YA SEMWANYA!!!
GA USAH KELUAR DULU KALAU G IMPORTANT!!!

MYTHWhere stories live. Discover now