Bab 1

713 34 3
                                    


Hai hai hai

Gw balik lagiiii, semoga suka ya, jan lupa di follow terus di klik bintangnya ya hehe

Happy reading warga haluuu kecup basah dari neng muachhhh



Pagi ini, Irina harus bangun lebih pagi dari biasanya. Semalam, Lena bosnya di kantor menelpon dan menyuruhnya datang pagi-pagi sekali karena ada keluhan dari client Irina yang akan mengadakan acara pernikahan dan menjadi tanggung jawab Irina yang pertama setelah diangkat menjadi event manager di sebuah WO yang lumayan besar di Jakarta.

Setelah mengepak semua barangnya ke dalam mobil taksi online, Irina segera duduk di kursi belakang mobil dengan perasaan cemas. "Cepet ya mas, saya buru-buru banget nih." Dengan nada yang terdengar lelah karena seminggu ini tidurnya memang bisa dibilang bukan tidur yang sehat.

"Iya, mbak. Pasti cepet, kebetulan nih masih pagi banget yang lain masih pada ngorok." Cengir pengemudi taksi online dan segera membawa mobilnya melaju ke jalanan yang masih sepi.

Mata Irina terasa sangat berat dan sesekali matanya menutup saat mobilnya berjalan mulus melintasi jalanan yang masih lengang. Sopir yang diketahui Iriana bernama Herlan memang menjalankan mobilnya lebih cepat namun masih dalam batas normal. Sesekali Iriana mengubah posisi duduknya untuk sekedar membuang kantuk yang sebenarnya percuma saja. Matanya masih saja tidak mau diajak kompromi.

Dua puluh menit kemudian sopir memarkir mobilnya tepat didepan kantornya dengan mulus. Sopir langsung turun dari kemudinya dan membantu Irina menurunkan barang bawaannya yang bisa dibilang banyak untuk ukuran perempuan mungil seperti Irina.

"Makasih, mas." Dengan menyunggingkan senyumnya irina mengucapkan rasa terimakasihnya untuk supir yang sudah membantunya.

"Iya, sama-sama mbak. Ditunggu bintang limanya mbak. Semoga sukses." Balas supir itu.

Irina hanya memberikan senyumannya dan segera masuk ke kantornya dengan terburu-buru. Irina cepat-cepat masuk ke ruang meeting dan menaruh barang bawaanya. Masih kosong. Untunglah, bosnya itu belum datang jadi Irina bisa pergi ke pantry dan membuat segelas kopi hitam untuk sekedar membuat kantuknya menghilang.

Setelah Irina kembali, tak lama bosnya datang bersama seseorang yang membuat mata Irina hampir loncat dari tempurung tengkoraknya. Irina hampir saja menumpahkan kopi panasnya. Irina begitu kaget melihat seseorang yang mengingatkannya akan rasa sakit dimasalalu, dan untuk beberapa saat Irina hanya diam dan menatap orang yang kini ada dihadapannya.

"Ok, guys. Kita mulai meetingnya sekarang." Bos Lena memulai meeting saat Irina kembali menatap mahkluk indah yang paling Irina benci. Oh, Tuhan kenapa dia masih terlihat indah setelah rasa sakit yang dia berikan dulu? Benak Irina terus mengoceh. "Irina, perkenalkan. Beliau adalah Rayen Mirano dari keluarga Mirano Group. Pak Rayen, ini adalah Irina, Even Manager disini yang akan bertanggung jawab untuk acaranya." Bos Lena memperkenalkan mereka berdua yang sebenarnya sudah saling mengenal. Lebih dari kenal.

Irina masih dengan keterkejutannya memperhatikan Rayen saat Rayen mengulurkan tangannya seolah ini adalah pertemuan pertama mereka.

"Hallo, Nona Irina. Senang berkenalan dengan anda." Rayen mengulurkan tangannya dengan menyunggingkan senyuman yang sudah lama Irina rindukan atau mungkin sekarang Irina benci. Entahlah.

Perlahan Irina menyambut tangan Rayen dengan heran. Rayen lupa ataukah dia pura-pura lupa kalau Irina adalah orang yang pernah disakiti Rayen dimasa lalu. Benak Irina terus bertanya-tanya.

MisunderstandingWhere stories live. Discover now