Chapter 1

41.7K 2.3K 128
                                    

Bagaimana?

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Bagaimana?

Bagaimana aku bisa tetap hidup ketika aku membenci kehidupanku?

Bagaimana?

Bagaimana aku bisa hidup ketika tak ada orang yang menginginkanku.

Ini gila—Aku ingin mengumpat jika Tuhan itu gila.

Apa tujuannya memberikan perbedaan pada manusia yang begitu serakah dan berakhir perbedaan kecil yang di jadikan incaran hinaan

Apa tujuannya membedakan manusia menjadi Alpha, Beta, Omega?

Aku ingin tertawa—Apa maksudnya?

Ketika Tuhan menentukan pasang sesuai kehendaknya—memberikan konseksuensi yang tidak masuk akal.

Tuhan begitu mudah mengatakan kematian untuk aku yang berbeda?

Sangat lucu.

Tapi, baiklah—Aku akan tetap bertahan hidup. Berbuat baik, berani hingga ditakdirkan mati nantinya.

Setidaknya—Aku masih bisa berharap, pada mate ku yang belum juga ku temukan.

Malam itu terasa begitu mencekam dengan langit yang begitu gelap, tak lagi terlihat kelabu dengan awan yang berarak ketika musim panas, bahkan bintang yang seharusnya bersinar kini bersembunyi, entah dimana atau tidak—bintang itu di tutupi oleh awan yang kini menggelayut di malam yang terasa sedikit mencekam.

Awan bergerak tanpa celahnya membawa ratusan ton air yang ternyata ia turunkan malam ini di tengah kota metropolitan yang begitu kerlip dengan gedung tinggi yang menjadi ikoniknya, bersama keramaian yang tak pernah padam, kerlip lampu yang kini tampak begitu indah jika di lihat dari perbukitan di sebelah utara.

Layaknya sebuah lembah—Utara, Barat, Timur, bahkan Selatan pun memperlihatkan bukit  begitu hijau walaupun jalanan di kota telah beraspal dan hanya terlihat hijau pada taman kota dengan tumbuhan yang tampak mekar melewati musim semi dengan baik dan menyambut musim panas.

Gedung pencakar langit itu tampaknya masih di penuhi oleh beberapa orang yang tengah sibuk bekerja, menyelesaikan hari nya dengan meminta tanda tangan pada atasan, ataupun menarikan jemari nya terus di atas benda metal yang menyala, terlihat dari lampu yang masih menyala dan bayangan orang- orang di sana tampak berlalu-lalang.

Pedestrian pun masih tampak ramai dengan beberapa orang yang membawa payung karena hujan senja tadi, terlihat dari genangan air yang berada di beberapa titik pedestrian besar, memantulkan bayangan serta sedikit cipratan air pada celana jika tidak sengaja terinjak. Tampaknya, hujan pun tak mampu menghentikan setiap orang yang ingin menghabiskan malam nya untuk bersenang- senang.

Tak terkecuali seseorang yang kini melangkah dengan pandangan menunduk menggunakan jas hujan berwarna hitam dengan lengan yang berusaha menggapai sikutnya dan mencengkamnya begitu kuat seolah hujan di awal musim panas kali ini mampu membuatnya kedinginan hingga ia mencoba untuk merengkuh tubuh itu lebih erat—semakin erat seiring dengan langkahnya.

FILOTEEMO [TAEKOOK]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant