The Detective × Secrets & Agents : Quarantine Special

50 2 147
                                    

*semua karakter utama secara ajaib muncul*

Hendra : Tunggu, kenapa kita pada disini?

Ricchie : Aku juga nanya. Perasaan aku cuma tokoh figuran deh.

Damien : Oh, acara ini lagi ... sudah lama juga sejak terakhir kalinya.

Kayla : Ayah, kita kenapa ada di sini ya?

Clerk : Gak tau nak, biarkan saja si author berkehendak. Kita mah ngikut aja.

Yoshi : Ya jangan nanya sama aku dong Ndra! Tanya aja tuh sama pencipta kita! *nunjuk Dilla*

Dilla : Apa? Salah ya kalau kalian semua dimunculkan disini? Saya yang punya karakter ya sesuka saya dong, mau bikin kalian kayak gimana. Mau kalian mati sekarang juga kan seterah aku.

Nira : Buset dah, kok mbak author sekarang doyan banget ngebunuh karakter? Gak kasian sama kami apa?

Dilla : Ya enggak lah, toh kalian semua kan cuma karakter fiksi. Jadi kalian mati juga gaada yang nyariin kok.

Indra : Itu kan kamu. Lah kalo pembacamu yang tercinta terlanjur baper, gimana coba?

Dilla : *tertawa jahat* Ya salah mereka dong, siapa suruh baper sama tokoh bikinanku.

Rila : Rupanya si author psikopat sejak dulu, gak heran dia doyan betul bunuh karakter.

Risa : Iya, cuma sekarang aja dia baru beneran muncul kesadisannya. Kemaren - kemaren masih lebih baik tuh.

Dilla : Saya belajar dari pengalaman bahwa kalau sengaja membiarkan karakter hidup itu gak asik. Kalau ada yang mati kan lebih seru.

Hendra : Untungnya Dilla bikin TD 7 itu pas tahun 2016. Gak kebayang kalau bikinnya sekarang, bisa jadi beneran dimatiin aku.

Dilla : Padahal sih pengennya kamu kumatiin aja. Biar para pembaca nangis karenanya. Masalahnya, kalo gak ada kamu, ya plot cerita saya gak bisa jalan. Kalau gak ada kamu juga, cerita sebelah gak bakalan seru karena kamu yang memberi para agen kita ini "misi". Terpaksalah saya bikin plot armor - mu setebel tank.

Anthony : Wah, author spoiler cerita kita dong :v

David : Tapi karakter di cerita sebelah banyak juga ya?

Tyler : Hooh, gak pusing apa mbak?

Dilla : Ya pusing lah, ngurusin mereka semua ini, ribet. Semuanya pada kepengen punya bagiannya sendiri. Makanya, belajar dari pengalaman, kalian sengaja dibikinkan satu - satu ceritanya, biar para pembaca gak pusing dalam memahami karakter dan latar belakang kalian.

Delia : Kalau mau jujur sih, cerita sebelah emang lebih luas dan berkembang ceritanya. Selain karena fakta bahwa karakter mereka adalah agen, setiap orang juga punya karakter dan masa lalu masing - masing. Jadinya lebih seru.

Rima : Dan cara nulis mbak author juga udah berubah jauuuuuuuh banget dari yang dulu. Sekarang mah banyak banget deskripsinya!

Dilla : Tapi karena itu juga saya pusing sendiri pas ngerevisi cerita kalian. Maunya nulis ulang, tapi butuh banyak banget waktu. Kalau - kalau ceritanya malah berubah drastis. Direvisi aja udah beda jauh banget. Pusing tau, saya harus nambahin narasi lah, benerin dialog lah, kadang ada plot hole yang harus dibenerin. Yang lebih penting lagi, cerita kalian semua ini nyambung, jadi aku gak bisa sembarangan ngubah. Salah dikit, ntar yang di masa depan bakalan jadi aneh.

Mira : Iya sih, kamu juga bikin cerita kok dibikin semacam bersambung gitu. Kan jadinya mau gak mau musti dipikirin baik - baik.

Dilla : Tapi seru, tau.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 02, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Rempong TalkshowWhere stories live. Discover now