bagian 2

19 1 0
                                    

Steven langsung berlari untuk mengangkat telephone dari adiknya yaitu ailie [3], ketika sedang ditengah percakapan suara adiknya itu menghilang. Ia telephone adiknya kembali namun tidak dijawab. Steven mulai panik, dia memutuskan untuk tidak jadi masuk kelas. Namun sebelumnya Ia minta izin kepada Mr alex dulu.
Alex tetap masuk kelas untuk mengajar, alice jg tetap masuk dan belajar seperti biasanya.

Kelas selesai.
Alice tdk menyerah, sudah 2 kali ia masuk kelas alex. namun alex tetap menghindar. Kali ini alice menunggunya di parkiran. Alex yang tadinya menghindar namun tidak jadi karena alice mengisyaratkan akan berteriak. Alex kemudian membuka kunci mobil dan membiarkan alice masuk kedalamnya. Sambil menyetir alex membuka pembicaraan.

 "apa lagi sekarang? Jika kau hanya ingin meminta nomor telephone ku, akan ku berikan sekarang dan kau bisa turun dihalte depan" kata alex dengan bernada dingin.

 "tidak, bukan itu. aku bisa saja mendapatkan nomormu dari mahasiswa yang lain, tapi aku tahu mungkin kau tidak akan mengangkatnya. bahkan mungkin akan memblokir nomorku lagi" jawab alice dengan nada yang hampir terdengar putus asa.
Alex terdiam tak mau menanggapi. 

"bisakah kita bicara disuatu tempat? Mau ketempat biasa? Ini penting" tanya alice.
Alex menyanggupi dan pergi menuju cafe biasa.

Sudah lama alex dan alice tidak kesana hampir 3 tahun. Mereka duduk ditempat yang biasa duduki. Memesan makanan yang sama seperti dulu. Secara reflex semuanya seperti terulang lagi, hanya keadaan saja yang membuat mereka terasa menjadi canggung.

Alex merindukan alice sungguh. Namun benci menutupimya selama ini. Sudah 15 menit mereka duduk sambil menunggu pesanan, namun tidak ada yang mau bicara. Alice pun buka mulut. "aku sudah bercerai dengan gaon [5]" kata alice
"APA???" Alex tercengang dan merasa kaget dengan berita tersebut. 

[3]. For Life

[5]. Confession

PsychoWhere stories live. Discover now