LPR(18:10)__RENCANA MARSYA

16 1 0
                                    

"Kamu cantik dan juga licik."
͡° ͜ʖ ͡°

_______🌿🍂_________

"Ada apa?" Devan yang baru saja tiba di Caffe Coklat yang menjadi tempat janjian mereka bertemu langsung menarik kursi, duduk di hadapan Marsya yang masih menyeruput Coklat panas pesanan nya.

"Minum dulu Dev." tawar Marsya basa-basi.

Devan menyeruput coklat hangat yang sudah di pesan kan Marsya untuk nya. "Ada apa?" tanya nya sekali lagi.

Marsya tersenyum. "Gimana hati lo? Ambyar?" tanya Marsya kemudian tertawa pelan.

"Apaan sih lo?" Devan membuang tatapan nya dari Marsya.

Marsya meletakkan gelas yang ia pegang ke atas meja. "Uda lah Dev. Gue tau lo cemburu liat si cewek ganjen itu pacaran sama Pasya kan?" Marsya kembali tertawa, namun kali ini tawanya terdengar meremeh kan.

"Gak usa sok tau deh lo." Sahut Devan ketus.

"Gue punya rencana Dev." Ucap Marsya membuat senyum misteriusnya.

Devan mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

"Dev Dev. Lo padahal uda tau kan, niat Pasya macarin Inara?" Marsya tertawa melihat raut datar Devan. "Gue juga gak suka kalo Pasya pacaran sama Inara, padahal dia uda ada gue. Enak aja. Masa gue jadi sampingan?"

"Gue gak ada hubungan apa pun sama Inara. So, gue gak penting cemburu. Paham!" Kesal Devan.

"Gue kesini cuma mau ajak lo kerja sama Dev." Ucap Marysa sambil sesekali mengecek notifikasi di ponselnya.

Devan tidak menjawab. Ia hanya memandang jengah Marsya yang sedang tersenyum licik. Bagaimana pun, Devan pernah menyukai Marsya. Ia tak perlu menunjukkan rasa jijik nya kali imi melihat Marsya yang selicik ini.

"Lo bersedia?" Tanya Marsya.

Devan meletakkan kunci motor yang ia genggam ke atas meja kaca yang ada dihadapan mereka saat ini. "Sorry. Gue gak ada waktu kalau harus ngehancurin hungungan orang.''

"Anggap aja lo sedang nolongin gue yang notabenya saat ini menjadi korban selingkuhan Pasya." jawab Marsya mulai kesal.

Devan tersenyum. "Bukan nya lo setuju sama rencana bodoh Pasya? Uda lah Marsya, ini semua juga karna lo. Kalau aja seandainya kemarin lo gak ngizinin Pasya buat ngelakuin ini, ini semua juga gak bakalan kejadian." ucapnya panjang lebar.

"Gue terpaksa Dev!" bentak Marsya karena disudutkan oleh Devan.

"Itu masalah lo. Lo yang bego." ucap Devan lagi.

Marsya menghembuskan nafas kasar. "Jadi, lo gak mau bantuin gue?" tanya nya dengan sedikit sendu.

Devan bersandar di sandaran kursi yang sedang ia duduki. "Emang apaan rencana lo?"

Dan kemudian, Marsya mulai menceritakan rencana yang sudah ia susun rapi.

.
.
________🥦________

"Dev!" Dengan nafas ngos-ngosan, Pasya berlari mengerjar Devan yang agak jauh dari nya. Berulangkali Pasya memanggil, namun Devan tak kunjung menghentikan langkahnya.

"Devan!!" panggil nya kembali. Namun Devan tetap tak perduli. "DEVAN!!"

Kali ini Devan menghentikan langkahnya, kemudian berbalik.

Pasya mendekat, mengatur nafas nya sejenak sambil berpegangan dengan lengan Devan. "Nanti pulang sekolah, gue bawa mobil ya." pinta Pasya sambil mengatur nafas nya yang masih terdengar ngos-ngos an.

LAMPYRIDAE (TIDAK BERLANJUT)Where stories live. Discover now