06. Kedatangan Jiang Wanyin

Mulai dari awal
                                    

"A Yuan?" lirihnya mendekati bayi kecil yang terus menggosok hidungnya itu, Wuxian kaget saat mendapati kening bayi itu panas.

"A, apa kau demam? Sayang kau sakit?!" Wuxian memeriksa keadaan A Yuan Saat dua bayi kelincinya yang lain terbangun, Yiyi mulai terisak melihat saudaranya batuk dan Si kelinci perak, A Yin mengeluarkan cicitannya.

"A, aku harus mencari pertolongan, di sini tidak ada obat!!" Wuxian menggendong A Yuan yang masih batuk dengan nafas yang tak teratur, ia mengambil ponsel dan mendial nomor Wangji. Lama ia menunggu namun tak ada jawaban di sana, Wuxian terus mencoba, perasaannya mulai panik ketuka A Yuan mulai lemas, sedang kedua bayi kelinci di ranjangnya semakin menangis dan mencicit keras, seolah ada yang salah dengan A Yuan.

"Lan Zhan!! Apa yang kau lakukan?!! Jawab ponselmu!!" teriak Wuxian frustrasi.

Wuxian akhirnya menelefon Lan Xichen dari kontak yang berada di ponsel. Tak lama sambungannya diangkat.

"Kakak!! Kak Xichen!! Aku mohon, tolong aku, A Yuan sakit!! Wangji belum kembali ke Jingshi, dan tak bisa dihubungi. "

"Apa?!!"

"Nafasnya berat, aku tidak tahu dia kenapa."

"Adik Wei, tenanglah, aku akan menghubungi Wangji." Suara di ponsel ditutup. Wuxian membaringkan A Yuan, dan mengambil kompres air, setelah menunggu sembari menenangkan kedua bayinya yang lain, demi melihat keadaan A Yun yang semakin tidak memburuk, Wuxian akhirnya memutuskan akan pergi menemui Wangji.

Pemuda itu mengusap kepala kedua bayi kelincinya. "Dengar, aku tidak tahu kalian akan mengerti apa yang aku katakan atau tidak, tapi ... Mamah harus pergi untuk mencari obat bagi saudara kalian, bisakah kalian diam di sini dan jangan ke mana-mana?"

Keduanya diam, Yiyi mengusap air mata dengan tangan kecilnya.

Wuxian membenturkan kepala ke ranjang, "Bagaimana ini?! Aku harus pergi, tapi aku juga takut meninggalkan kalian sendiri." Wuxian hampir menangis frustrasi saat sebuah tangan kecil mengusap surainya.

"Yiyi ... mengelti." Wuxian menatap bayi itu yang meski terisak tapi malah mengusap air matanya yang tak sengaja lolos, Si kelinci perak mendekat dan mengusap kepala pada Wajah Wuxian.

"Baiklah, terima kasih sayang." Wuxian mengambil bantal dan meletakannya di sekitar tempat tidur, ia menggendong A Yuan dan memakai mantel yang menutupi kepala adan tubuh bayi itu.

"Mamma pergi." Wuxian menatap kedua kelinci di sana yang mengangguk.

Wuxian berlari sekuat tenaga, sembari melindungi A Yuan dengan mantelnya. Ia sampai di pintu gerbang Jingshi yang tertutup rapat, kebiasaan Wangji agar tak ada seorang 'pun tanpa ijinnya bisa masuk ke sana. Menaruh A Yuan di bangunan kecil yang digunakan untuk melindungi lampu taman, Wuxian lalu mencoba mendobrak pintu itu.

Usahanya sia-sia. Ia menoleh ke kanan kiri dan akhirnya mengangkat kursi taman ke samping gerbang. Ia kembali kepada A Yuan yang nafasnya masih tak teratur. "Sayang, kumohon bertahanlah!" Katanya menggendong A Yuan dan mengikatkan bayi itu ke tubuhnya saat ia menggunakan kursi sebagai panjatan menuju gerbang.

Sebuah lompatan tinggi berhasil Wuxian lakukan, ia berdiri terhuyung dengan satu tangan tetap menjaga A Yuan.

"Weiying?!" Suara itu mengagetkannya, ia menoleh ke bawah dan mendapati Lan Wangji yang menengadah, ia datang dengan seorang lelaki yang membawa tas besar.

"Lan Zhan!!" seru Wuxian, namun kemudian kakinya terpeleset dan ia terjatuh dengan memeluk A Yuan.

"Tidaaaak!"

Wuxian membuka mata saat sebuah tangan menyambutnya, ia membuka maniknya dan mendapati manik keemasan di sana menatapnya lekat, "Kalian baik-baik saja?"

(TAMAT) The Prince and The Rabbit. (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang