[✔] 4. After WITH J : hereditary

6. 信任

Apakah kau tahu arti dari sebuah kepercayaan?

Happy Reading

Kim Taehyung mengajak Lee Jeha makan malam.

Setidaknya itu pesan chat yang baru saja ia baca. Keduanya bertukar nomor telepon dua hari lalu ketika bertemu di depan Geon Ford. Entah sudah menjadi sedekat apa keduanya, yang jelas sekarang Jeha telah mengiyakan ajakan pria itu. 

Sebenarnya keduanya asyik chatting membahas hal-hal kecil yang tidak penting, sampai akhirnya Taehyung sedang bertanya sedang apa Jeha sekarang, dan perempuan itu menjawab bahwa dirinya hanya jalan-jalan berdua dengan Na Jeno. 

Jadilah Taehyung mengajak Jeha unntuk sekadar makan malam di kedai seafood langganannya, karena jarak mereka juga tidak jauh.

"Bunda, lebih baik kita pulang."

Jeno merasa risih sejak Sang bunda mengatakan bahwa mereka akan malam dengan Kim Taehyung dan juga Kim Gyuri. Ia terus mengatakan ribuan alasan agar Jeha membatalkan acara makan malam tak masuk akal tersebut.

Anak itu keki setengah mati.

Tak sampai 15 menit, Jeha sampai di kedai yang dimaksud oleh Taehyung. Kedai sederhana yang menyajikan makanan seafood. Walaupun sederhana, terlihat menyenangkan. Tidak mewah, dan Lee Jeha tidak begitu menyukai tempat glamour. 

Dari depan pintu yang terbuat dari kaca, Taehyung melambaikan tangannya kecil. Jeha tersenyum tipis, menghampiri pasangan ayah dan anak tersebut. 

"Apa aku terlambat?" Tanyanya begitu mendekat. 

"Ah engga," Taehyung tertawa, "ayo masuk."

Mereka berempat segera masuk ke dalam. Aroma makanan laut yang kuat, menusuk indra penciuman Jeha. Membuat wanita cantik itu tersenyum lebar. Masakan seafood memang luar biasa. 

"Hei Kim, udah lama ya nggak datang kesini."

Jeha menoleh ketika baru saja duduk di salah satu meja nomor 5 bersama Gyuri dan Jeno. Terlihat Taehyung tersenyum lebar, menghampiri paman pemilik kedai yang berusia 50-an. 

"Halo, ahjussi," sapanya. 

"Jadi sombong sekarang ya kamu."

Taehyung tertawa, "maaf, aku juga kerja nih, sambil jagain Gyuri."

"Iya iya cuma bercanda," orang tua itu tertawa terbahak-bahak, "ngomong-ngomong siapa itu yang kamu bawa?"