01. Negeri para Tabib

Start from the beginning
                                    

Ransel hitam dengan bordiran merah di sepanjang sisinya nampak serasi dengan celana jeans hitam dan kemeja merahnya.

Gerakannya bertambah cepat dan lincah saat menatap bangunan besar di depannya yang semakin dekat, Rumah Sakit Utama Yunmeng.

"Shijie!!"

.
.
.

Seorang pemuda berlari di koridor rumah sakit, pita ungunya terayun saat akhirnya ia berhenti di depan dua orang yang tengah duduk dalam aura yang begitu suram.

"Bagaimana keadaan Kakak?!!" tanyanya menatap wajah seorang perempuan yang biasanya selalu terlihat galak, namun kali ini bahkan bekas air mata tampak jelas di wajahnya.

Wanita itu kembali menunduk menghadapi pertanyaan putranya, lidahnya kelu untuk mengatakan bagaimana keadaan putri semata wayangnya saat ini.

Tak mendapati jawaban dari Sang Ibu, Pemuda berpita ungu itu berjongkok di hadapan lelaki di sebelah Ibunya.

"Ayah, apa yang terjadi dengan Kakak?"

ketiganya menoleh saat terdengar langkah kaki berlari menuju mereka.

"Bagaimana ... keadaan Shijie?!!" pemuda berpita merah terengah, ia duduk di lantai, sejajar dengan pemuda berpita ungu di sampingnya, keduanya menatap Sang lelaki bersamaan, mengharapkan sebuah kepastian.

Lelaki itu menghela nafas berat. "Yanli ... Harus menggugurkan kandungannya. Kanker yang kita kira telah menghilang ternyata kembali dan menyebar dengan cepat ke seluruh organ. Dokter bilang, kemungkinan kakak kalian sembuh sangat kecil." Lelaki itu terdiam sejenak, lalu segera menopang wajah dengan kedua tangannya, tak sanggup lagi menahan air matanya yang kini berdesakan keluar.

Si pita ungu menunduk, menangis dalam diam.

"Tidak, itu tidak boleh terjadi. Pasti ada cara menyelamatkan kakak." Si pita merah, Wei Wuxian menggeleng dengan air mata yang telah tergenang. Ia berdiri dan berlari ke arah ruangan Dokter Wen.

Tergesa memasuki ruangan dokter itu, ia kemudian keluar dengan wajah serupa mayat hidup.

“Hanya menunggu waktu sampai kematian mengambil Yanli.” Penjelasan dokter itu menghancurkan hatinya.

Bagaimana mungkin nasib begitu kejam pada kakaknya?!! Wanita itu telah melawan kanker sejak dirinya baru bisa belajar berjalan. Tahun-tahun emas wanita itu dihabiskan di area rumah sakit dengen biaya yang tak bisa dibilang sedikit.

Bahkan demi membantu perekonomian keluarga, Jiang Wanyin dan Jiang Wuxian harus rela menyelesaikan kuliahnya dengan mengambil beberapa pekerjaan sambilan.

Baru dua tahun rasanya kebahagiaan keluarga angkatnya sempurna saat dokter menyatakan bahwa Yanli sembuh. Ia bahkan langsung dipinang dan menikah dengan keluarga ternama bermarga Jin.

Saat suaminya dinas Yanli kemudian diketahui mengandung. Keceriaan keluarga itu bertambah hingga berlipat lipat rasanya.

Hingga beberapa bulan lalu, Yanli mendadak sering sakit hingga jatuh pingsan, dan akhirnya wanita itu kembali berakhir di ruangan ICU dengan diagnosa yang sungguh menghancurkan hati banyak orang.

"Pasti ada suatu cara." Wuxian bersimpuh di samping pintu ruangan dokter Wen. Pikirannya begitu frustrasi sampai ia teringat salah seorang keluarga Dokter Wen yang mempelajari pengobatan alami.

Tangannya segera mencari ponsel di saku celana, ia menekan kontak seseorang yang diberinya nama 'adik kelas Wen Ning.'

Setelah berbicara cukup lama, Wuxian bergegas ke tempat yang Wen Ning sebutkan.

(TAMAT) The Prince and The Rabbit. (Mpreg)Where stories live. Discover now