Akupun berjalan masuk ke dalam rumah Helena, namun begitu aku masuk, Helena menarik tangannku sepihak.

"Aku punya rencana bagus untuk mereka," serunya. Tangannya masih memegangi tanganku. Wajahnya semakin berbinar ketika dia sesemangat ini.

Ya, Greyson. Kau memang mencintai gadis ini.

. . .

|Elena's Pov

Alex memintaku untuk sarapan di tempat Mom bekerja. Aku tidak keberatan sebenarnya, Mom juga memintaku untuk sarapan terlebih dulu.

Aku sarapan sambil sesekali memperhatikan Lily yang serius bercerita ke Mom tentang rencana kita hari ini.

Aku sempat tertawa sebelum akhirnya kepalaku mendadak sakit lagi. Menutup kecurigaan Alex maupun Mom, aku memutuskan untuk pergi ke toilet.

Telingaku seperti kehilangan pendengarannya sesaat. Aku hanya bisa melihat Lily yang sedang bercerita tanpa bisa mendengar apa-apa. Pandanganku juga perlahan memudar.

Aku menyentuh punggung tangan Alex "Aku mau ke toilet dulu ya," ucapku tiba-tiba. Alex memandangku heran. Namun, aku mengabaikannya dan segera berjalan ke toilet.

Sesampainya di toilet aku membasuh wajahku. Aku lihat dengan dekat wajahku yang sedikit memucat. Pandanganku sudah sedikit normal. Namun yang aku lihat di cermin yaitu darah yang keluar dari hidungku. Aku merabanya dengan tanganku. Dan yang aku lihat pada tanganku juga darah.

Aku menggunakan tangan kananku untuk menutup hidung, aku buru-buru mengambil tisu di sebelah cermin di depanku. Dan aku cepat-cepat menyumbat hidungku dengan tisu.

Agar tidak ada yang melihat, aku masuk ke salah satu kamar mandi di toilet ini. Darahnya tidak banyak, tapi cukup membuatku kewalahan untuk membersihkannya.

Selama sekitar sepuluh menit, aku memutuskan untuk keluar. Aku melihat lagi ke arah cermin, dan syukurlah sudah tidak ada lagi darah yang keluar dari hidungku.

Agar tidak membuat yang lain menungguku terlalu lama, akupun keluar dari toilet. Sebelumnya aku memastikan terlebih dulu sudah tidak ada lagi darah di hidungku.

"Kau baik-baik saja?" tanya Alex yang tiba-tiba sudah ada di depanku. Aku sedikit tersentak.

"Aku kaget, tau!" seruku. Buru-buru aku berjalan melewatinya.

. . .

|Alex's Pov

"Aku kaget, tau!" sahutnya. Setelah itu dia berjalan melewatiku dan kembali ke Lily. Aku yakin aku tidak salah lihat. Tapi, kenapa Elena jadi sepucat itu?

Ssstt ssstt

Aku menoleh ke arah suara itu. Aku mendapati Helena dan Greyson berada tidak jauh dari tempatku berdiri saat ini.

Aku melihat Helena menggerakkan tangannya menyuruhku menghampiri mereka.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Helena.

"Justru aku yang tanya itu, Hel," sahutku.

"Ki-kita ga sengaja mampir aja di sini," jawab Helena sedikit gagap. Aku mengangkat sebelah alisku.

Helena menghela napas kasar. "Alex, kau seharusnya membuat Elena terkesan. Kenapa malah ke tempat Mom bekerja?" serunya.

"Hhh, ini permintaan Lily. Aku ga bisa membiarkan Lily kelaparan," sahutku.

"Oke, baiklah, kalau kau pintar, kau pasti bisa melihat kesempatan," ucap Helena. Aku menatapnya heran. Tidak mengerti dengan perkataan Helena.

Helena mendorong bahuku berbalik. "Cepet kesana!" serunya. Aku berbalik lagi dan mengangkat sebelah alisku.

"Suapin Elena, bodoh," Helena menyahut gemas.

Ya Tuhan! Ide gila macam apa itu?

. . .

|Elena's Pov

Aku kembali dari toilet dan mendapati Lily masih duduk dengan manis sibuk menyusun pancake dengan saus madu.

"Lily udah selesai sarapannya?" tanyaku sesampainya di meja.

"Lily nyusun pancakenya buat kak Elena!" sahut Lily menyodorkan piring berisi pancake yang di atasnya dilumuri saus madu dan ada strawberry di atasnya.

Aku duduk di sebelah Lily dan menatap Lily sambil tersenyum simpul. "Lily tadi liat kak Elena cuma ngaduk-ngaduk roti lapis pesenan kak Elena aja," ucapnya lagi.

Aku mencubit pipi kanan Lily. "Boleh kak Elena cobain kan pancake punya Lily?" tanyaku. Lily mengangguk mantap.

"Lily suapin ya kak," Lily memotong kecil pancake dan menyodorkannya padaku. Sebelum aku berhasil menyuap, Alex sudah lebih dulu menyuap pancake yang disodorkan Lily.

"Lily gatau kalau kak Alex juga laper?" ucap Alex dan diakhiri kekehan. Setelahnya Alex duduk di sebelahku.

"Kak Alex itu buat kak Elena!" seru Lily gemas. Aku hanya tertawa melihat respon Lily.

"Nah, Alex, denger itu," sahutku. Lalu Alex mengambil piring pancake tadi dari tangan Lily dan memotong kecil pancakenya.

"Kak Elena, biar kak Alex aja yang suapin," ucapnya. Dan Alex menyodorkan sesendok pancake ke arahku.

Aku sedikit kaget melihat perlakuan Alex. Sedangkan Alex mengisyaratkanku untuk segera memakan pancakenya. Dengan canggung akupun memakan pancake yang Alex sodorkan untukku.

. . .

|Helena's Pov

"Akkkkk mereka lucu deh," seruku girang. Aku tidak menyangka Alex akan seromantis itu.

Aku terus memperhatikan Alex dan Elena dari jarak yang cukup jauh.

Entah apa yang aku pikirkan, tapi aku tidak merespon Helena.

Tak lama, aku lihat Elena berdiri dari duduknya diikuti Alex. Dan Elena berjalan keluar toko sambil menuntun Lily sedangkan Alex mengekor di belakang Elena.

"Ayo kita ikutin lagi," ucapku hendak berdiri. Tapi Greyson memegang lenganku pelan.

"Hel, please, biar itu jadi urusan mereka berdua," ucap Greyson. Aku mengernyitkan keningku. Apa maksud Greyson?

"Tapi," Greyson masih memegangi tanganku. Pikiranku memang tidak berjalan dengan seharusnya. Aku hanya excited melihat Elena dan Alex.

Aku menghela napas pelan. "Maaf Grey, aku hanya sedikit excited," ucapku.

Greyson pun menuntunku keluar dari toko. Aku gatau apa yang terjadi sekarang. Reaksi Greyson tidak seperti biasanya.

Aku tau reaksiku berlebihan, tapi tidak seharusnya Greyson memperlakukanku seperti ini.

Greyson membawaku pulang ke rumah. Sesampainya di depan rumah, aku melepaskan genggaman Greyson pada tanganku.

"Helena aku tau gak seharusnya kita-"

"Iya Grey, aku mengerti," selaku.

Greyson mengusap rambutku pelan. "Aku harap begitu," ucapnya lalu Ia mencium puncak kepalaku. Setelahnya Greyson berbalik dan berjalan ke arah rumahnya.

Aku sendiri masuk ke dalam rumah masih dengan perasaan bercampur aduk.

Kenapa perasaanku mendadak aneh begini?

× × ×

[To be continue]

[a/n] :
Keep reading and vomments! Thank u :))

-naadiaasa

Between Us // Book 1 [DO NOT READ THIS -> ON EDITING PROCESS] Where stories live. Discover now