3; question

1K 136 10
                                        

Mungkin Minho sudah bosan tentang Jisung yang berkali-kali melontarkan pertanyaan. Bayangkan saja, ia koma selama tiga bulan, dan harus melahirkan tanpa dalam keadaan sadar. Kemudian mati selama tiga hari. Sebenarnya pantas saja ia banyak bertanya.

Pertama ada mengenai orangtuanya, Minho bilang kepada mereka bahwa Jisung terpilih sebagai anak yang mengikuti pertukan pelajar di Sydney. Cukup dengan menjelaskan bahwa anaknya berangkat keluar negeri disaat mereka tengah diluar kota, yang ajaibnya kedua orang tua itu tak curiga atau khawatir sama sekali, jadi Minho tidak perlu membuang tenaganya untuk menyihir mereka supaya menurut.

Yang kedua tentang sekolahnya. Sebenarnya Jisung tidak terlalu khawatir dengan urusan sekolah, sebab ia memiliki seorang kepala sekolah yang sekaligus pemilik sekolah disampingnya. Terlebih lagi setelah mendengar penjelasan sebelumnya yang membuat ia merasa sedikit lega.

"Kak, jadi kapan aku sekolah lagi?"

Minho tersedak dalam minumnya. Dirinya sampai terbatuk-batuk kecil yang akhirnya dibantu Jisung dengan mengusap punggung lebar itu.

"Gak usah, biar nanti kakak cari alasan buat ngomong sama orangtuamu"

Bibir Jisung otomatis mengerucut kebawah, menatap Minho dengan mata berkaca-kaca. "Tapi aku kan masih mau merasakan kehidupan sekolah, aku juga kangen mamah".

Minho menghela napas sejenak.

"Ya udah nanti home schooling. Sabar dan tunggu beberapa bulan dulu supaya kamu bisa ketemu lagi sama mamahmu" Minho kembali mengangkat cangkir tersebut, menyesap isi dari cangkirnya yang tak lain adalah kebutuhan mereka, darah.

"Gak mau"

Tak

Cangkir dalam genggamannya turun dan mendarat pada permukaan meja berbahan marmer itu cukup keras hingga mengakibatkan retak dibagian sudutnya. Rahang Minho mengeras. Sepasang mata tajam itu melirik tepat kepada seorang remaja yang sedang berdiri tak jauh dari hadapannya. "Kau harus paham kondisimu yang sekarang Ji!"

Jisung memandang Minho sekilas. "O—oke" ucapnya yang terdengar sangat putus asa, meninggalkan Minho disana dengan kedua bahu merosot ke bawah yang sama halnya dengan masing-masing sudut bibirnya.

Minho merotasikan kedua matanya seraya mendecak kesal. Ia masih memiliki hati nurani sedikit disini, buktinya ia yang merasa tak tega akhirnya langsung memanggil Jisung. Yang dipanggil menoleh, namun masih dengan ekspresi yang sama muramnya.

"Cepat kasih tau orangtuamu kalau kau sudah dibandara dan sampai rumah besok"

Seketika mata Jisung berbinar-binar. Dalam sekejap ia telah kembali berdiri dihadapan Minho dengan senyum merekah sempurna, lalu menubrukkan tubuhnya kepada yang lebih tua untuk dapat memeluknya dengan erat. "Makasih kak" cicitnya pelan.

"Kedipkan matamu satu kali dalam tiga detik"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kedipkan matamu satu kali dalam tiga detik"

"Han, dudukmu jangan terlalu tegap! Manusia tidak duduk seperti itu"

undisclosed | [ P A R T 2 ]Where stories live. Discover now