prolog

14 0 0
                                        

aku tak pernah tahu,waktu begitu kejam mengikis rasa.
terima kasih atas segala perjalanan yang telah kita lalui bersama.susah senang kita lalui tanpa jeda.aku begitu kejam,memukul mu dengan kesedihan.untukmu,perempuanku, di persimpangan itu, aku lepas genggaman yang kita eratkan untuk tahun-tahun terbaik mengenalmu.
kelak, dalam ketidak sengajaan seperti pertama mengenalmu,mungkin ada waktu untuk aku dan kamu kembali,bersama mimpi yang telah digenggam,bersama cita-cita yang telah dipijak,kita akan bersama; menunggu maut memisahkan.
semesta, terima kasih telah memberiku waktu untuk mengenalnya, menyayanginya, dan mencintainya dengan tulus.

salam hangat,
Narendra.

Manis memang untaian kata yang Rendra tulis untuk Marsya, namun bagi Marsya kata-kata tersebut sangat pahit. Ia sukses membuat dunia Marsya berhenti sekejap.
Bila Marsya berniat egois sudah pasti ia tak akan menerima ini, tapi bukan kah hubungan akan berjalan beriringan bila keduanya mau,Untuk apa Marsya menahan seseorang yang sudah memutuskan jalan pilihannya sendiri.

Tak mudah memang untuk mengikhlaskan segalanya,terlalu banyak kenangan yang telah dilalui bersama, namun apa boleh buat.

Mau tidak mau, siap tidak siap, sebuah perpisahan akan selalu ada bukan?!

Bukankah risiko sebuah pertemuan adalah perpisahan?
Bukankah risiko yang namanya jatuh pasti sakit, termasuk jatuh cinta sekali pun.

Risiko itu pula yang saat ini harus dihadapi Marsya dan Rendra.

Bersediakah kalian menyelam kedalam kisah mereka? Bersediakah kalian merasakan sakit mereka berdua?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Break(up)Where stories live. Discover now