"Kau, sudah menyiapkan semuanya untuk besok?"

"Sudah."

"Kau tidak akan membiarkan Hyung menanggung malu kan? Jangan sampai Hyung kehilangan kesadaran ketika di altar, kau harus mengenggam Hyung dengan erat!" seru Taeyong berapi-api.

Mark memutarkan bola mata bosan. "Sebaiknya Hyung pergi ke psikiater terlebih dahulu, belum terlambat."

"YA!" sungguh, kenapa Mark sangat terobsesi dengan membawa Taeyong ke psikiater?! Menyebalkan sekali.

Mark memasukan semangka ke dalam mulut lalu menyalakan kompor, ia berniat menggoreng ayam karena perutnya terasa begitu lapar. Tapi belum sempat Mark memasukan ayam, tubuhnya sudah di tarik terlebih dahulu oleh Taeyong.

"Biar Hyung saja, nanti kau bisa terkena cipratan minyak." gerutu Taeyong pelan, ia sadar bila Mark bukan seseorang yang pintar memasak.

Akhirnya Mark memilih untuk duduk di bangku kayu yang terletak di dekat lemari pendingin. Ini yang mungkin akan Mark rindukan nantinya, Taeyong adalah Kakak yang sangat baik, lelaki cantik itu memperhatikan serta merawat Mark selama ini dengan sabar.

"Hyung."

"Ada apa?" Taeyong mengecilkan api di atas kompor dan memasukan tiga potong ayam secara perlahan.

Mark mengulum bibir. "Apa Hyung akan melupakanku jika sudah menikah nanti?"

Taeyong menoleh, menatap Mark yang sedang mengalihkan pandangan ke arah lain, Adiknya itu terlihat sedikit sedih. "Mana mungkin?" ia mendekati Mark dan menangkup pipi sang Adik, "kau satu-satunya keluarga yang Hyung miliki."

Mata Mark menatap lurus ke arah Taeyong, biasanya ia akan menepis jika Taeyong memperlakukannya seperti sekarang, tapi kali ini Mark tidak berniat untuk menepis tangan Taeyong yang menangkup pipinya.

"Tapi Hyung akan sibuk dengan Jeno atau Jaehyun Ahjushi."

"Hyung akan meluangkan waktu untukmu." Taeyong terkekeh kecil dan memeluk kepala Mark di perutnya, "kita akan pindah Mark, ke kediaman Jung. Hyung tidak ingin berpisah denganmu, jadi kau harus ikut. Jeno juga ingin kau terus bersamanya."

Mark terdiam, menikmati pelukan Taeyong. "Apakah sudah tepat Hyung? Bagaimana jika nanti raja iblis itu menyakiti Hyung?"

"Bila begitu, maka Hyung akan menebas kepalanya! Tenang saja, Hyung tidak mau di tindas!" seru Taeyong berapi-api, "bila nanti Hyung di sakiti, maka Hyung akan memberi balasan yang setimpal."

Mendengar itu Mark tertawa kecil. "Hyung masih waras ternyata, masih tetap sama seperti dulu."

"Hyung memang tidak gila, kau menyebalkan!"

Mark menepuk pelan pinggul Taeyong. "Aku hanya akan mengatakannya sekali Hyung, jadi dengarkan baik-baik."

"Mhm, Hyung sedang membuka lebar telinga Hyung."

"Aku menyayangi Hyung, terimakasih sudah berjuang susah payah untuk merawatku selama ini." bisik Mark pelan.

Mata Taeyong berkaca-kaca, itu adalah kali pertama Mark mengucapkan kalimat manis yang bisa membuatnya terharu. "Hyung juga menyayangimu Mark, sangat menyayangimu."

Tidak pernah Taeyong sangka bila bocah kecil yang dulu selalu melawannya kini sudah berubah menjadi lelaki yang sangat tampan.

"Hyung, aku mencium bau gosong."

"ASTAGA AYAMNYA!"

Ah, dasar..

Tbc

Cuma mau ngasi tau kalo ini alurnya santai awokaok, mari nikmati setiap detiknya bersama CEO JUNG.

CEO Jung《Jaeyong》✔Where stories live. Discover now