Jeno tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. "Grandma!"

Oh sudah Taeyong duga jika Jaehyun tidak mungkin mendandani Jeno dengan kemeja serta celana bahan berwarna peach. Itu terlalu mustahil, tapi Taeyong penasaran, akan seperti apa Jung Jaehyun saat mereka menikah nanti? Jaehyun pasti mengenakan jas serta celana bahan berwarna merah muda yang Taeyong pilih, kan?

"Dimana Uncle Mark?" tanya Jeno seraya menggerakan kepala; mencari keberadaan lelaki yang kemarin sempat membuatnya menangis.

"Berada di kamar, sedang berganti pakaian. Jeno ingin bersama Uncle Mark?" tanya Taeyong yang kini mencubit gemas pipi Jeno.

"Uhm!"

Dengan itu Taeyong menurunkan Jeno dan membiarkan bocah lima tahun itu berkeliaran di dalam apartemennya, Taeyong yakin bila nanti Mark akan kesal jika Jeno mengganggunya, tapi itu bukan masalah besar. Taeyong ingin Jeno dan Mark bisa lebih dekat.

Jaehyun berdehem, sedari tadi ia tidak mendapatkan sapaan. "Lee."

"Ya?" gumam Taeyong seraya berjalan menjauh dari pintu, tapi belum sempat ia melangkah, tangannya sudah di tarik terlebih dahulu hingga kini dadanya menabrak dada bidang Jaehyun.

Lelaki tampan bermarga Jung itu mengenakan jas, celana serta dasi berwarna hitam, hanya kemeja saja yang berbeda; berwarna putih. Rambut Jaehyun di tata rapih ke belakang membentuk forehead, menampilkan dahinya yang menawan. Jung Jaehyun terlihat begitu tampan, persis seperti patung pahatan dewa yang di poles dengan sempurna.

"Kau memberi kecupan pada Jeno, bagaimana denganku?" bisik Jaehyun tepat di hadapan wajah Taeyong.

Rona merah menjalari pipi Taeyong, ia bisa merasakan hembusan napas Jaehyun di permukaan wajahnya. Sial, melihat Jaehyun dari jarak sedekat ini hanya akan membuat kewarasannya hilang! Bagaimana bisa Jaehyun terlihat begitu tampan? Bahkan ketampanan Taeyong tidak bisa di sandingkan!

"A-apa, lepaskan aku.."

Jaehyun memiringkan kepala dan mengecup lembut bibir Taeyong yang sedikit terbuka, berhasil membuat tubuh Taeyong tersentak. Tidak berhenti disitu, Jaehyun menjulurkan lidah, menjilat kedua belah bibir Taeyong sebelum memberikan kecupan basah yang begitu dalam.

Entahlah, sejak awal Jaehyun sudah terpesona karena Taeyong terlihat begitu menggemaskan dengan setelan berwarna biru muda. Itu membuat Taeyong terlihat seperti bocah.

"Hyung," Mark muncul dengan Jeno yang bergelayutan di kakinya, melihat apa yang ada di hadapannya, wajah Mark berubah menjadi datar. "Apa yang kalian lakukan?"

Taeyong mendorong dada Jaehyun dan tertawa pelan. "Tidak ada, kau sudah selesai?" ia memperhatikan bahwa Mark sudah mengganti kemeja hitamnya dengan warna putih.

"Ya." ujar Mark malas, ia berdecak sebal dan menunduk, "bocah, menyingkir dari kakiku!" serunya pada Jeno yang masih memeluk erat salah satu kakinya dan mendudukan pantat di sepatu Mark. Menyebalkan!

"Tidak mau, ini menyenangkan! Uncle, ayo berjalan lagi! Jeno seperti sedang naik ayunan!"

Jaehyun tertawa kecil melihat kelakukan putra semata wayangnya. "Jung Jeno, kemarilah, kita harus segera berangkat."

"Tidak mau Dad, Jeno ingin memeluk kaki Uncle Mark!"

"Terserah, ayo kita berangkat." ujar Mark pada akhirnya, ia menghampiri Jaehyun dan Taeyong dengan langkah yang tidak stabil karena Jeno masih berada di kakinya.

Mata Mark memicing ketika melihat rona merah menjalari pipi Taeyong. "Pipi Hyung memerah, Hyung sakit?"

"T-tidak! Sudah, ayo berangkat!" seru Taeyong dengan tawa canggung di akhir. Ia merutuki Jaehyun di dalam hati, ciuman lelaki bermarga Jung itu memang selalu bisa membuat jantung serta rona merah di pipinya tidak bisa di kendalikan.

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang