#3 Persahabatan & Persaingan✓

135 12 0
                                        

JO IN SUNG'S POV

JO IN SUNG'S POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Beberapa waktu lalu, aku mendapat informasi dari kawanku, bahwa Ye Jin, akan kembali bekerja di perusahaan sebelumnya tempat ia bekerja.

Disana, pertama kali kita bertemu.

Secara tak sengaja, kami bertemu di parkiran depan.

Tanpa sapaan atau perkenalan diri, aku bisa mengenali profil dirinya nan penuh pesona seperti anggrek.

Dia cantik, unik, ramah, terkadang juga menyebalkan.

Dibalik sosok pendiamnya, ternyata Ye Jin juga bawel.

Tapi, aku tidak tau saat menatapnya, seperti aku mengagumi sosok Ye Jin.

Apakah aku menyukainya?

Mengapa hatiku terlibat?

***

Sejak Hyunbin putus asa, kejadian setahun lalu menjadi pelajaran berharga bagi Hyunbin dan In Sung.

Ayahku pernah berkata, bahwa garis keturunan kami adalah orang yang menyukai perhitungan dan mewarisi darah biru.

Namun, kenyataan bahwa ayah dan ibu menghancurkan garis keturunan yang jadi pembeda antara kaum rakyat jelata dengan darah ningrat.

Ketika ibu yang berasal dari moyang darah biru bertemu ayah yang orang biasa, memutus ikatan keturunan darah biru.

Sebab, ayahku seorang rakyat biasa namun memiliki jabatan yang luar biasa.

Oleh karena perbedaan itu, Ibu mengasingkan diri ke tempat terpencil dari Seoul.

Jauh dari hiruk pikuk gemerlap peradaban kota.

Aku merantau jauh dari tempat tinggal untuk melanjutkan pendidikan.

Di perguruan tinggi yang sama, aku mengenal Hyunbin. Dia mahasiswa angkatan di bawahku, dan aku adalah kating.

Selulus dari Universitas tempatku menempuh pendidikan, kucoba melamar di berbagai perusahaan dan berulang kali merasakan betapa sulit mencari pekerjaan bahkan tak sedikit perusahaan yang hanya memberi harapan kosong.

Namun, aku lantas pantang menyerah untuk mencoba pekerjaan kasar. Seperti mencuci mobil dan stir mobil.

Tak disangka, segalanya membuahkan hasil tatkala diriku bertemu sosok orang yang berbaik hati menampungku selayaknya saudara dan keluarga.

Sejak semula kedatanganku adalah mencari kerja, ia memperkerjakan diriku, memberi tempat tinggal dan juga keseharianku adalah mengelola sarana tempat usaha jika dibutuhkan.

Dan dihari yang sibuk, aku bertemu dengan Ye Jin.

Entah mengapa kehadiran Ye Jin seperti vitamin.

Sekian lama, hati yang kosong mulai terisi dengan sifatnya yang hangat, cerah nan enerjik.

Tanpa sadar, setiap kali dia datang seolah energi positif yang selama ini perlahan sirna entah kemana karena kesepian yang tak kunjung bersambut pertemuan.

Terlintas rasa kagumku pada sifatnya yang santun dan penyabar.

Seringkali aku melakukan kecerobohan karena terpikirkan oleh dirinya, namun aku tidak memahami apakah aku mulai menaruh hati pada Ye Jin??

Apakah ia akan menyukaiku dan merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan??

Selama ini, kuakui jarang mempedulikan perasaanku sendiri dan tidak melibatkan cinta yang mendalam kecuali cinta pada orangtuaku.

Terutama cintaku pernah kandas oleh seorang gadis, mantan pacar terakhirku, si putri salju, Tae Hee.

Hanya Gong Hyo Jin, satu-satunya orang kepercayaanku yang berperan menjadi penasehat serta pendengar setiaku. Segala permasalahan dan sebagian sejarah hidupku, dia banyak mengetahui.

Hingga saat ini, aku masih bercengkrama dengan Hyo Jin serta bermaksud menjelaskan apa yang kurasa.

Hingga pada suatu ketika, aku tak sengaja bercerita dengan Hyo Jin, ada yang mendengar dan membocorkan informasi walau hanya sekedar lucu-lucuan baginya, karena lagu yang sering kuputar beberapa hari terakhir.

Dia tidak tahu, bahwa saat ini di luar kekosongan yang ia bisa saksikan..

Aku masih kontak dengan si putri salju.

Hari demi hari, aku pikir kedekatanku dengan si putri salju juga tidak se intens dulu.

Dia dekat dengan pemuda lain.

Aku terpikirkan oleh Ye Jin.

Apakah harus kugunakan cara lain agar ia bisa berdekatan denganku secara tak langsung.

Lagipula, tak ada salahnya bila kucoba.

Hal terpenting adalah aku tak perlu banyak berharap bila pada akhirnya Ye Jin akan menjauh.

Aku akan menanggung resiko ini jika benar terjadi.

***

Aku tau Hyunbin masih mengharapkan ex-nya, kupastikan ia setuju dengan rencanaku.

Mengenalkan dia dengan Yejin, bukan perkara mudah.

Walau kelihatannya ia tertarik dengan kepribadian Yejin melalui apa yang kuceritakan padanya.

Kami pun sepakat.

Hyunbin tak keberatan meluangkan waktu menemuiku saat jam kerja menemui Ye Jin secara langsung.


"Sebenarnya aku malu untuk mengungkapkan ini, bahwa kau temanku. Kali ini aku bisa membantu mu menemukan seseorang yang mungkin kau butuhkan?"

"Kau ada kenalan? Tipe wanita yang tidak menyakiti dan seenaknya. Masihkah ada yang seperti itu bisa kutemukan?"

"Kau tak percaya pada hyung-mu ini,ya?? Kita sudah lama saling kenal, tahu sama tahu satu sama lain."

"Aku ragu. Masih adakah yang sanggup menerimaku dengan tulus. Apalagi jaman sekarang status sosial dan fisik paling diutamakan."

"Aku yakin dia tidak seperti yang kamu ucapkan. Karena aku bisa merasakan sendiri ekspresi dan getaran dirinya saat bertemu orang baru. Dia berhati baik, lembut dan nampak tulus.

Kalau soal penampilan, wanita dan lelaki mana yang tidak mengutamakan fisik karena wajah adalah yang pertama memberi kesan kagum.

Kau tak perlu insecure soal penampilan, kau itu playboy..."

"Jika ada orang seperti itu, aku tak akan melepaskannya, aku tak ingin bermain-main.

Aku hanya membayangkan apakah dia benar-benar bisa menerimaku dengan tulus."

"Kita lihat saja nanti, karena ketulusan akan terlihat melalui tindakan bukan sekedar ucapan belaka."

"Benar. Kalau begitu kapan aku bisa menemuinya?"

"Kapanpun yang kau mau. Kusarankan datanglah saat jam makan siang atau sore hari."

Seseorang harus berpegang pada hatinya, karena jika seseorang melepaskannya, dia akan segera kehilangan kendali atas kepalanya juga.

🎆🎇To be Continued 🎇🎆

For The First Time In Forever💕Where stories live. Discover now