Jaehyun menyeringai. "Di dalam mobil gelap, aku tidak bisa melihat pengait sabuk pengamannya. Sudah kuduga bila kau memang berharap mendapat ciuman diriku."

"AKU TIDAK!" teriak Taeyong frustasi, menyangkal semua fakta yang di katakan oleh Jaehyun karena ia terlalu malu, "jangan membahas tentangㅡ"

"Kau menikmatinya bukan? Mendapat ciuman dariku?"

Taeyong melepas tangannya dari kerah baju Jaehyun dan memundurkan langkah kaki. Kepalanya di isi oleh adegan dimana bibirnya dan bibir Jaehyun menyatu; saling melumat satu sama lain. Taeyong memejamkan kelopak mata sebelum menangkup kepala, sedikit memberi pukulan agar ingatan tersebut musnah.

"HILANGLAH! HILANG! HILANG! YAAA APA YANG AKU PIKIRKAN?!!" Taeyong berjongkok lalu menatap Jaehyun dengan tajam, "INI SEMUA KARENAMU!"

Jaehyun terbatuk pelan, ia mengangkat kedua tangan. "Aku tidak melakukan apapun."

"AKU MEMBENCIMU!"

"Lee, kau berubah menjadi tidak waras lagi?"

Taeyong terbatuk pelan lalu menjauhkan tangan dari kepala dan menarik napas dalam, sial, semenjak bertemu dengan Jaehyun ia selalu kehilangan kendali dirinya sendiri. Lelaki tampan itu sangat menyebalkan hingga Taeyong terus menerus bertingkah berlebihan.

"Aku waras."

Jaehyun menepuk kedua tangan dan tersenyum kecil. "Selamat datang kembali Lee Taeyong yang waras!" ujarnya senang.

Mendengar itu Taeyong tersedak, oh sial ini menyebalkan. Taeyong menghirup napas dalam lalu kembali berdiri dan mendekati Jaehyun hingga ujung jemari kaki keduanya bersentuhan. Apa yang Taeyong dengar sebelum ini tidak salah, jadi seharunya mereka membicarakan hal serius.

Taeyong menatap Jaehyun tepat di mata. "Kau, tadi baru saja melamarku kan?"

Sebelah alis Jaehyun terangkat, ia menepuk pelan kedua bahu Taeyong. "Aku tidak mengatakan apapun tadi, mungkin itu hanya kalimat yang di katakan oleh orang yang berada di ambang batas kesadaran. Memangnya apa yang aku katakan?" ujarnya santai.

Taeyong melongo. "A-apa? YA! KAU MEMPERMAINKANKU?!"

Jaehyun meringis pelan. "Aku akan berpikir berkali-kali untuk menjadikan dirimu sebagai pendamping hidupku. Kau tidak waras, jadi mungkin aku akan mencari calon lain yang bisa membuat Jeno tertarikㅡ"

"JUNG JAEHYUN!"

"Kau baru saja memanggil namaku? Tidak sopan sekali, bukankah kau masih bekerja di kantorku sebagai sekretaris? "

Sejak awal Jung Jaehyun memang sangat menyebalkan, seharusnya Taeyong tidak memiliki perasaan apapun pada lelaki tampan itu tapi ia tidak bisa mengontrol perasaan nya sendiri! Mau bagaimanapun, jantungnya masih selalu berdetak dua kali lebih cepat ketika Jaehyun menyentuh atau mengatakan sesuatu yang mendebarkan.

Taeyong mendelik. "Terserah, aku pulang!"

Jaehyun terkekeh pelan, ia mengenggam jari tangan Taeyong, menahan lelaki cantik itu untuk pergi.

"APA?!" tanya Taeyong kesal, ia sudah di permalukan dan kini Jaehyun menahannya.

"Kau mau?" gumam Jaehyun pelan, tatapan matanya berubah menjadi serius.

Yang seperti ini jelas membuat dada Taeyong berdebar. "M-mau apa?"

"Memangnya apa lagi?"

"Apa?" sungguh, tidak bisakah Jaehyun segera mengatakan tentang apa yang sebenarnya di pikirkan lelaki tampan itu? Jangan membuat Taeyong semakin berharap!

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang