𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐕𝐈𝐈

Start from the beginning
                                    

"Huh?"

"Kamu memakai gaun, Elaine. Kamu tidak memakai pakaian berkudamu."

Gadis itu menggigit bibir. Benar juga, seharusnya ia memakai pakaian berkuda. Saat ia sedang berpikir, tiba-tiba Jeffrey melingkarkan lengannya di sekitar pinggang gadis itu, dan mengangkatnya hingga dirinya duduk di atas kuda milik Jeffrey. Elaine langsung berpegang kuat pada reins. Sedetik kemudian, Jeffrey segera naik ke atas kuda miliknya. Elaine agak sedikit merasa canggung, pertama, kuda ini jelas lebih tinggi dari Rosie. Kedua, berkuda bersama Mayor? Yang benar saja.

"Berikan reinsnya, Elaine."

Elaine yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri, sontak memberikan reins yang sedang ia genggam kepada Jeffrey. Laki-laki itu tersenyum kecil.

"Ingin berpiknik di dekat sungai di belakang kastil?"

"Ah? Boleh juga. Kurasa itu adalah tempat yang bagus, Mayor."

"Baiklah."

Jeffrey memacu kudanya dan mereka menuju ke area belakang kastil, mendekati area aliran sungai di pinggir hutan yang mengelilingi kastil mereka. Di belakang, Hansen, Roland, dan dua pengawal lain mengikuti. Sesampainya di sana, Jeffrey membantu Elaine untuk turun dari kuda miliknya setelah sebelumnya ia turun terlebih dahulu. Setelah Roland selesai melebarkan selimut yang akan Jeffrey dan Elaine gunakan sebagai alas duduk, Jeffrey mengajak gadis itu untuk duduk di sampingnya. Elaine kemudian segera membuka keranjang piknik, mengeluarkan beberapa panekuk, buah segar, croissant, dan sandwich. Oh, dan 3-tea set yang di teapotnya terisi penuh Earl Grey hangat. Teh kesukaan Elaine.

"Look who's getting excited? I see you've prepared all of this."

Elaine menoleh dan tertawa pelan. Ia menyerahkan sepiring panekuk yang telah dilapisi sirup maple kepada Mayor. Jeffrey menerimanya setelah sebelumnya ia menggulung lengan kemejanya hingga ke siku tangan.

"Kamu memasaknya sendiri?"

Elaine menggelengkan kepala.

"Bukan, Shanon yang menyiapkan semuanya. Dia yang menyarankanku untuk pergi berpiknik."

Jeffrey hanya mengangguk sambil mulai memakan panekuknya. Sedang Elaine, perhatian gadis itu mulai tersita oleh bunga-bunga yang tumbuh secara alami di sekitar mereka. Edelweiss, Yellow Pond-lily, Mountain Harebell, hingga Centaurea. Elaine memetik sebuah Yellow Pond-lily yang ada di dekatnya dan memandangi bunga itu. Cantik. Dan sejak beberapa menit terakhir, Jeffrey memandangi gadis itu dengan lekat sambil merapikan anak rambut Elaine yang berantakan karena angin yang berhembus. Meski sang perempuan sedang sibuk memainkan bunga yang tengah ia petik.

"Saya pikir ini adalah idemu hari ini untuk berpiknik, Elaine? Tapi kamu mengabaikan saya."

Jeffrey berucap santai sambil menuang teapot ke salah satu cangkir yang masih kosong. Ia lalu dengan tenang meminum Earl Grey miliknya yang masih menguarkan asap, tanda bahwa teh miliknya masih cukup hangat.

"Mayor, tapi kau juga sering mengabaikanku."

Jeffrey hampir tersedak tehnya sendiri, namun ia menanggapi pernyataan protes Elaine dengan tenang. Ia menarik tangan Elaine dengan pelan hingga gadis itu duduk di pangkuannya. Jeffrey menatap wajah Elaine yang begitu dekat dengannya sebelum menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher gadis itu. Ia menghembuskan nafasnya secara kasar. Elaine merasa kali ini Mayor sedang dalam suasana hati yang buruk, melihat bagaimana ia mendekap Elaine seperti ini. Tangan gadis itu terulur, mengusap rambut Jeffrey dengan perlahan.

"Saya akan pergi lagi mulai besok. Ada perubahan rencana. Borderline membutuhkan saya. Rensfold sedang dalam tahap pengukuhan wilayah di bagian barat daya. Saya akan pergi berperang, lagi. Memimpin penyerangan ke Wenhoff, lebih tepatnya," ucap Jeffrey sambil masih menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher Elaine.

The MajorWhere stories live. Discover now