10. Rescue mission! Ken prime action!

Mulai dari awal
                                    

‘Kriieeeettt’

Refleks Regulus melakukan gerakan mundur. Mewaspadai aura busuk dari seseorang yang baru saja masuk.

"Halo...Black.." Intuisi Regulus memang masih cukup terasah meskipun kini ia merasa mual setengah mati dan kepalanya terasa begitu pening. Tidak orang lain yang memiliki aura kelam sepekat ini.

"Voldemort.." desis lelaki bersuari htam panjang itu sinis.

"Hush...hush... Jangan dingin begitu.. Kau seharusnya bersyukur masih bisa mendengar suaraku saat ini.. Karena sebenarnya Bellatrix sudah hampir menyetrummu menggunakan salah satu alat penyiksanya. Dan kupastikan bayimu pasti akan menghilang saat itu juga.."

Regulus merasakan angin kehadiran seseorang yang makin mendekat. Berusaha mengendalikan ketegangan di seluruh saraf ototnya, "Darimana kau tahu soal bayiku?!" jerit Regulus kalap. Kini yang lebih ia takutkan adalah kehilangan bayinya . Ia akan menyerahkan nyawanya asalkan itu memastikan anaknya dapat melihat dunia.

"Oh.. Maafkan ketidaksopananku.. Aku hanya melakukan serangkaian tes untuk mengetahui perkembangan hormon yang kami suntikan padamu, Mr. Black.." Regulus yakin ia bisa merasakan Voldemort menyeringai di dekat wajahnya.

"Apa yang kau inginkan Voldemort!" desis Regulus menahan perasaan takutnya. ya dia takut...bukan takut kepada orang di depannya, melainkan takut jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap bayi yang ada di kandungannya.

"Awalnya aku ingin membunuhmu dan kakakmu, tapi sepertinya aku berubah pikiran...kau adalah bahan percobaanku... jadi tidak akan kubunuh, sedangkan kakakmu...dialah yang akan mati!" kata Voldemort jelas-jelas senang dari nada dia bicara.

 Regulus semakin cemas, tapi dia berusaha keras untuk tenang.

"Well, sepertinya bayimu baik-baik saja, hmm..Severus, awasi dia baik-baik dan pantau terus keadaan dia," perintah Voldemort sambil keluar dari tempat itu diikuti pengikutnya yang lain.

Setelah itu Severus mendekati Regulus, "Regulus, bagaimana keadaan tubuhmu?" tanya Severus.

"Lumayan...aku mual Snape!"

Regulus merasakan bahwa Severus seperti sedang mencari sesuatu dibalik kain bajunya. Pasti ia menggunakan jas labnya.

"Cium ini!" hidung Regulus merasakan sensasi dingin yang juga menghangatkan. Teksturnya mengingatkan Regulus pada olive oil yang sering digunakannya memasak.

"Itu campuran anggrek gunung Tsien di China, akar pohon persik, cendana dan cajuput oil... Lebih baik?" Regulus mengangguk. "Saat ini mood Voldemort sedang bagus karena menemukan bayi dalam perutmu yang memiliki organ kewanitaan abnormal. Tapi itu mungkin tidak bertahan lama. Terlebih Bellatrix dan Lastrange bersaudara terus-menerus memperhatikanmu seperti anak kecil melihat mainan mahal..jadi aku akan senang sekali jika kau tak banyak melawan, Regulus. Aku sudah menghubungi ORDE, dan mereka pasti segera datang.."

Belum sempat Regulus menjawab kalimat panjang Snape yang diluar kebiasaan. Ia mendengar langkah masuk orang lain. Sepertinya lebih dari satu..

"Hallo..sepupuku.." Regulus tahu suara menyebalkan siapa itu. Sepupu perempuan gilanya! Bahkan keluarga Black pun tak pernah sudi mengakui keberadaannya.

"Snape.. Kuharap kau tidak terlalu memanjakan tawanan kita ini.." Severus membeku di temptnya berdiri. Merasa percuma juga menanggapi.

"Daging binatang pengurbanan tak akan lezat jika pemiliknya terlalu memanjakannya.." Regulus yakin wanita gila itu menyentuhkan sesuatu ke telinganya. Terasa seperti belahan tajam pisau. Sedikt saja salah gerak bisa teriris kulitnya.

“Aku dengar kakak tersayangmu tengah menuju kemari.. Jadi kami akan menyambutnya mungkin dengan sedikit ceremony..." bisiknya misterius. "Ceremony terakhir sebelum kematian.." lalu wanita itu terbahak jahat.

1st JanuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang