" Mengapa semalam kau ada di bar, Taeyong ? Bukankah kau bilang jika kau akan ingin beristirahat ? " Jaehyun menoleh kepada Taeyong, dan menatap kepada pria mungil itu. 


" Itu.. aku.. aku hanya ingin menenangkan fikiranku. " Ucap Taeyong, gugup. 


" Menenangkan fikiran ? Apa yang terjadi ? " 


" Tidak.. tidak apa-apa. " Taeyong tersenyum tipis, tidak mau menoleh sedikitpun kepada Jaehyun. Sedangkan Jaehyun, dia mengangguk mengerti. Ya, dia mengerti jika Taeyong memang tidak mau menceritakan masalahnya. Walau dia yakin jika saat ini Taeyong pasti sedang mempunyai masalah yang cukup besar. Terlihat dari wajahnya yang sedikit murung. 


Taeyong menghela nafasnya pelan, sebeum dia mulai bertanya kepada Jaehyun, ia menoleh dan menatap kepada Jaehyun dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan, " Jika selama ini kau mengenalku, mengapa kau membully ku ? " 


Jaehyun terdiam sejenak, ia meletakan garpu dan sendok, dan kemudian langsung meneguk segelas air putih sampai habis. Ia menghela nafasnya, setelah itu menoleh kepada Taeyong, " Aku marah kepadamu. " 


" Marah ? Tapi marah karena apa ? " 


Jaehyun hendak menjawab, namun suara ponselnya menghentikannya. Ia menoleh ke ponselnya dan berdecak kesal ketika melihat nama seseorang yang muncul di layar ponselnya. Dengan sangat malas ia segera mengangkat teleponnya itu, 

" Hallo. "


" Hallo baby. Selamat pagi.. " 


" Ya, pagi. " Ucap Jaehyun dengan nada malas..


" Aku sekarang sedang berjalan menuju apartmenmu. Aku ingin kita berangkat kuliah bersama. "


" Apa kau bilang ? Kau sekarang dimana ? " Ucap Jaehyun dengan panik. Dia tidak mungkin membiarkan Chaeyeon tahu jika Taeyong saat ini sedang berada di apartmennya. 


" Sebentar lagi aku akan sampai di apartmenmu. Tunggu aku baby. " 


" Kau tunggu disana. Sebentar lagi aku akan keluar dan kita akan berangkat kuliah bersama. " Dengan cepat Jaehyun mematikan ponselnya. Ia berdecak kesal, tidak menyadari jika saat ini Taeyong sedang menatapnya. 


" Jaehyun, kau mau pergi ? Baiklah, sebentar aku juga akan pergi. " Taeyong hendak beranjak berdiri namun Jaehyun segera menahannya, menyuruh Taeyong untuk tetap duduk. 


" Tidak Taeyong. Kau habiskan dulu saja makanannya. Aku harus pergi sekarang. Kau kunci saja apatmennya nanti jika kau akan pergi. Berikan kuncinya nanti di kampus saja. " Ucap Jaehyun sambil berjalan pergi, terkesan terburu-buru. Dan hal itu membuat Taeyong langsung mengerutkan keningnya tidak mengerti. Namun kemudian pria Jung itu menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap Taeyong, " Obat sudah aku siapkan di kamar. Jangan lupa diminum. " 


Setelah Jaehyun menghilang dari pandangannya, Taeyong pun kemudian tersenyum. Hatinya terasa menghangat, walaupun dia tahu jika perhatian yang Jaehyun berikan kepadanya itu adalah semata-mata karena dia adalah adik tirinya, " Terimakasih Jaehyun karena semalam kau merawatku. " gumamnya.






~ Slave ~


Entah mengapa Jaehyun merasakan perjalanan dari apartmennya menuju kampus benar-benar sangat panjang dengan kehadiran gadis yang sekarang duduk di sampingnya ini. Dia sudah ingin cepat-cepat sampai ke kampus, dan membebaskan dirinya dari celotehan Chaeyeon yang menurutnya sama sekali tidak menarik. 


" Baby, nanti siang temani aku ke toko tas nya ? Kemarin aku melihat ada tas yang sangat bagus di mall. " Ucap Chaeyeon, bergelayut manja di lengan Jaehyun, mengabaikan fakta jika Jaehyun sedang menyetir. 


" Nanti siang aku akan bermain basket. " Ucap Jaehyun, dengan nada dingin. Pria Jung itu kemudian memarkirkan mobilnya di tepi jalan, dan kemudian menoleh kepada Chaeyeon, " Bisakah kau membelikanku ice cream yang ada disana ? " 


" Boleh. Tapi aku ingin cium dulu. " Chaeyeon tersenyum lebar, ia menyentuh bibirnya sendiri mengisyaratkan Jaehyun untuk segera menciumnya. 


" Ciumnya nanti saja setelah kau membelikanku ice cream. "


" Aku maunya sekarang. Jika tidak, aku tidak mau turun untuk membelikanmu ice cream. " Chaeyeon mengerucutkan bibirnya, menatap kepada Jaehyun dengan tatapan sebal. Dan dengan sangat terpaksa Jaehyun mendekatkan wajahnya dan mengecup singkat pipi Chaeyeon. 


" Mengapa di pipi ? Aku ingin di bibir ! "


" Chaeyeon... "




Belum sempat Jaehyun meneruskan ucapannya, Chaeyeon lebih dulu mendekatkan wajahnya dan mencium bibirnya dan melumatnya pelan. Jaehyun benar-benar sangat kaget, sontak ia langsung menjauhkan wajahnya. 

" Apa yang kau lakukan ! "


" Aku hanya melakukan apa yang biasa sepasang kekasih lakukan. Sudahlah, aku membeli ice cream dulu. " Ucap Chaeyeon. Ia membuka pintu mobil dan segera keluar dari sana, berjalan menuju kedai ice cream.


Jaehyun mengusap wajahnya dengan cukup kasar, berusaha untuk menenangkan emosinya. Ia kemudian menoleh ke ponsel Chaeyeon yang ada di jok mobil. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, ia segera mengambil ponsel itu dan membukanya. Untung saja Chaeyeon tidak memasang kode apapun di ponselnya jadi Jaehyun bisa dengan mudah membukanya. 


Hal yang pertama ia buka adalah gallery. Dia tidak mempunyai waktu lama, dan dia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Dia membuka folder foto, dan menghapus foto-foto yang dimaksud. Setelah memastikan jika tidak ada foto yang tersisa, dia langsung membuka folder video, dan disana terdapat satu video panas. Dia tidak perlu memutarnya karena dari gambarnya pun dia sudah mengetahui siapa saja yang ada di video itu. Dan dengan cepat, dia menghapusnya membuat video itu benar-benar hilang dan tidak bisa ditemukan lagi. 

" Kau benar-benar ceroboh, Taeyong-ah. " 




TBC
😘

SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang