"Bukan hanya rambut dan mata saja ya paman, bahkan kita mirip tak suka tempat ramai" seru Boruto sembari tersenyum lebar
Jantung Naruto tersentak. Belaian pada rambut Boruto seketika berhenti.
Benar, kenapa selama ini tak pernah Naruto perhatikan. Bukan hanya rambut dan matanya, bahkan Boruto juga memiliki kumis kucing dikedua pipinya. Sama persis seperti yang Naruto miliki.
Ciri fisik dari keluarga Namikaze adalah mata biru dan rambut pirangnya yang tanpa sengaja Naruto bawa dari gen milik sang ayah. Lalu bagaimana mungkin Boruto memilikinya? Nyeri, dadanya seakan sesak ketika wajah bulat Boruto mengingatkan kembali dirinya pada wanita bersurai indigo yang selama ini menghantui tidurnya.
"Boruto, siapa nama lengkap mu?"
Tanya Naruto ragu
Penasaran. Berbagai macam dugaan berseliweran dibenaknya. Sebuah kebenaran yang takut Naruto akui. Perasaan ini, Naruto sulit mengungkapkannya. Jantungnya terus berdetak kencang, pikirannya tiba-tiba kacau. Tentu, Naruto mencoba berpikir positif bahwa mata dan rambut Boruto adalah bawaan dari salah satu kedua orang tuanya yang mungkin saja blasteran. Sama seperti dirinya.
Sebelum Boruto hendak menjawab pertanyaannya, panggilan namanya terdengar. Boruto tersenyum lebar melambaikan tangan pada sosok wanita dibelakang Naruto dengan napas terengah dan wajah pucat karena berkeliling mencari putranya.
"Mama!" Boruto berlari memeluk erat kaki mamanya.
Perlahan Naruto berdiri, kepalanya menoleh pelan pada sosok wanita masa lalunya.
Deg....
Jantung kedua orang itu seolah berhenti berpacu saat mata mereka bersirobak. Lima tahun, waktu yang cukup lama tak bersua atau sekedar bertegur sapa.
Tas kecil yang Hinata bawa terjatuh. Tangannya gemetar, perutnya serasa diaduk ketakutan berlebih melandanya. Kedua pasangan yang dulu pernah terikat kini bertemu setelah sekian lama. Mata mereka saling memandang, Naruto dengan sejuta pandangan yang sulit Hinata tafsirkan dan Hinata dengan pandangan yang penuh kebencian.
Hinata tersentak. Memutuskan kontak matanya lebih dulu mengambil kembali tasnya yang jatuh dan menggandeng erat tangan sang buah hati.
Terlalu ketara, Hinata sengaja menyembunyikan Boruto di belakang kakinya.
"Sa-sayang jangan berkeliaran. Ayo pulang" Hinata tergagap dengan napasnya memburu. Menggandeng tangan Boruto dan memaksanya untuk mengikutinya. Pikirannya kacau dan kosong. Bagaimana ayah dan anak itu bisa saling bertemu. Apa ini yang biasa orang sebut sebagai ikatan? Hinata mengelak. Tak pernah ada ikatan, Naruto bahkan tak tau anaknya telah terlahir ke dunia. Hinata harus menjauhkan Boruto dari Naruto segera.
"Tunggu ma" Boruto menahan tangan Hinata. Langkah kaki sang mama ikut berhenti melangkah.
"Dia paman yang kemarin menolong Boruto ma. Dia paman yang baik" jelas Boruto disertai cengiran lebar. Boruto merasakan hawa aneh yang menguap di tubuh mamanya. Maksud hatinya baik agar sang mama tak lagi gelisah, Naruto bukanlah orang yang berbahaya.
Pantas kemarin Boruto begitu bersemangat menceritakan pria baik itu. Tanpa Hinata kehendaki takdir telah mempertemukan ayah dan anak yang lama terpisah. Hinata dilanda gelisah. Ikatan antara anak dan ayah tak pernah Hinata bayangkan akan sekuat ini.
Naruto sendiri masih terdiam. Ia memilih mengamati situasi. Hinata tak berubah, bukan hanya penampilan namun juga sikap gugupnya saat tengah ketakutan. Ia memperhatikan cengkraman Hinata yang begitu erat di lengan Boruto. Dahi Naruto berkerut, Hinata takut kepadanya juga dengan rasa tak nyaman karena kehadirannya. Mata wanita itu terus bergerak gelisah.
"Bisa kau longgarkan genggaman mu? Kau menyakitinya Hinata" seru Naruto datar. Ia juga tak mengerti harus berekspresi seperti apa atau berkata bagaimana. Pertemuan ini mendadak sedang terakhir kali mereka berjumpa dengan cara yang tak baik. Mengamati lama Hinata yang masih memalingkan pandangannya. Hati kecil Naruto sedikit tak terima melihat Hinata yang mungkin telah kembali berkeluarga.
YOU ARE READING
If Time Return
FanfictionTAHAP REVISI (The End) *Hurt Dia hadir dan kemudian pergi. Andai aku bisa mengulang kembali, andai aku bisa menjadi seseorang yang penting untuknya lagi. Semuanya hanya jika, jika aku tak pernah melukai hati dan cintanya. "Boruto, dia anakku kan?" "...
Setelah lima tahun...
Start from the beginning
