sugar glider dan pasangannya (sumpah aku gabisa bikin judul wkwkwk)

305 34 2
                                    

mereka bilang, yuri itu bau bayi. katanya nggak nyangka manusia se-maskulin yuri memilih parfum dengan aroma selembut itu. mereka jadi makin terpesona, katanya.

tapi kalian yakin itu parfum yuri?

-


yuri suka sekali wangi baek jin. wangi bayi. padahal dulu sempat ia cibir karena laki-laki dewasa segarang baek jin pakai parfum aroma bayi. sekarang malah jadi aroma favoritnya. tapi tak apa, karma terasa menyenangkan juga.

jadi ia meraih parfum baek jin yang tergeletak di atas meja rias, menyemprotkan membabi buta pada tubuhnya sendiri. lantas memasukkan botol kaca bergambar kepala plontos itu ke dalam ransel, siap di bawa untuk family trip singkatnya beberapa hari ke depan.

"loh, kak, parfumku mau diapain?" baek jin yang baru selesai mandi menyerbu menghampiri, membuat wangi bayi dari sabun dan shampoo-nya menguar ke seisi kamar. ah, ingatkan yuri untuk mengemas set mandi baek jin besok pagi.

"aku bawa, ya?"

"ke bali?"

anggukan yuri menimbulkan reaksi penolakan dari si lawan bicara. "buat apa coba?"

"buat obat kangen. kamunya sih nggak mau ikut."

fyi, yuri dan orang tuanya sudah memaksa baek jin untuk ikut. tapi jin menolak, katanya biar keluarga yuri bisa quality time tanpa gangguan. apaan, padahal jin kan juga sudah jadi bagian dari family. jin bukan gangguan sama sekali.

sedangkan baek jin masih tidak mengerti. alisnya bertaut, bibirnya mengerucut. di mana-mana kangen mah telfon, bukan malah nyemprot parfum. memang ada efeknya? "nanti aku pake apa, dong?"

yuri mencubit bibir jin, membuatnya makin maju. "kan ada parfumku, sayang."

kening baek jin makin mengerut. bukannya ia tidak suka dengan aroma yuri, ia suka aroma maskulin yuri. tapi pikiran-pikiran anehnya tahu-tahu mengambil alih, menciptakan skenario memalukan di kepala. membuatnya canggung seketika. "nggak mau pokonya." baek jin mencicit pelan.

sebenarnya, mau diakui atau tidak, aroma yuri sering juga membuatnya -uhuk- turn on -uhuk. masih terbayang beberapa waktu lalu ketika ia naik hanya karena baju kotor yuri, dan berakhir dengan jin yang melakukan perilaku tidak terpuji. apalagi kalau dirinya benar-benar dipenuhi aroma yuri, tidak lucu kalau tiba-tiba baek jin needy di saat yang tidak tepat cuma gara-gara parfum. dengan yuri yang sedang terpisah benua, lagi. kurang sempurna apa lagi, coba?

baek jin terlalu terlarut dalam imaji singkatnya, sampai terlambat menyadari yuri sudah bangkit berdiri. "pake aja, sayang. biar orang-orang yang deketin kamu bisa tau kalo kamu udah ada yang punya. kamu udah aku tandain," kepalanya diturunkan untuk mendekatkan bibir pada daun telinga baek jin. punggung jari telunjuknya menyusuri pipi hingga dagu. "milik park yuri." kalimat yuri diakhiri dengan endusan pelan pada ceruk leher jin.

sialan.

jin menelan ludah. buru-buru dada yuri ia dorong menjauh. tak tahu apa yang membuatnya segugup ini; bisik yuri dengan suara dalamnya, atau topik bahasan mereka. double attack, ini namanya.

suara berat yuri memang selalu bisa menjadi alasan desiran halus di dadanya. tapi di lain sisi ia tahu yuri sedang membicarakan sangho, mereka memang dekat. mereka bertiga, malah. seharusnya ia tidak perlu merasa bersalah, kan? mereka memang hanya sebatas teman. tapi ia juga malas mendebat, jawaban yuri dipastikan berputar pada 'kamu sama aku juga dulu cuma temen.'

"aku beli lagi aja deh kalo gitu." mengalah, akhirnya. lagi pula harganya juga tidak seberapa.

"pake parfumku aja. nanti aku beliin lagi kalo udah balik. mau berapa, bilang aja." yuri terkekeh kecil melihat respon baek jin. mata jin masih tidak mau membalas tatapnya, bibirnya masih mencebik sebal, meski sirat merah muda mulai nampak pada mukanya. jin memang tidak pernah bisa terbiasa dengan godaan-godaan yang ia berikan, tanggapan menggemaskannya justru membuat yuri makin jadi.

jadi ia tangkupkan telapak tangannya pada sisi wajah baek jin, memaksa pandang mereka bertegur sapa. "wangimu itu ngundang orang buat ndusel, tau, sayang. aku nggak rela kamu diduselin orang lain."

hah? gimana?

"a-apa sih, kak. nggak usah ngada-ngada deh."

"serius tau, aku kalo di deket kamu aja rasanya pengen ndusel."

oke, perbincangan mereka makin random. juga sebelum yuri sempat bertingkah aneh-aneh lagi, baiknya ia akhiri. "iya iya, aku pake parfumnya kakak. puas?"

cengir yuri terlampau lebar, sampai jin sendiri ngeri. "nah gitu dong, baru pacarnya kaka-jiiinnn!"

segera sebelum tangan panjang yuri berhasil menjerat, baek jin buru-buru berbalik, meninggalkan kamar dengan yuri dan rengekan kekanakannya.

senyum yang tadi ia tahan perlahan merekah. pipi apelnya sepenuhnya memerah.

memang kadang menyebalkan, tapi tak bisa ia sanggah, sensasi ketika melihat yuri cemburu cukup menyenangkan.

-

"jin, kamu tau, ternyata sugar glider juga nandain pasangannya pake bau, loh."

duh, apa lagi sekarang?

"terus maksud kakak aku mirip sugar glider?"

"dikit. kalo dia sugar glider, kamu sugar baby. sugar baby-nya kakak, hehe."

baek jin menghela nafas. tangannya terulur ke atas untuk mengelus rambut yuri. "udah kak, tidur, besok flight pagi, kan?"

yuri ber-hehe pelan sebelum makin menenggelamkan baek jin ke dalam pelukan. besok mereka ldr, jadi malam ini harus benar-benar puas nduselnya.

-

-

tercetus dari testimoni fans yang ketemu yuri pas di bali kemarin. masa katanya yuri bau bayi.

bagaimana aku tida soft :")

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

element | yuri x baekjinWhere stories live. Discover now