Jaehyun terdiam, tangannya meraih pintu mobil dan membukanya. "Cepat masuk."

"Terimakasih Bos!" setelah itu Taeyong bergegas masuk bersama Jaehyun. Ia merasa begitu khawatir dengan keadaan Jeno.

'Jeno-ya, maafkan Paman.'

***


Ketika sampai di rumah sakit, Jaehyun segera menghampiri Jeno di UGD, Taeyong mengekor di belakangnya. Tapi sebelum itu, Jaehyun menanyakan keadaan Jeno pada Dokter yang sudah memeriksa anaknya terlebih dahulu.

Sungguh, Jaehyun benar-benar akan membunuh Taeyong bila sesuatu yang buruk menimpa Jeno. Hanya Jeno yang ia miliki, Jaehyun tidak ingin kehilangan anak semata wayangnya itu.


"Bagaimana keadaan nya?" tanya Jaehyun tanpa basa-basi, ia bahkan tidak menyapa atau memperkenalkan diri.

Dokter yang bertugas memeriksa Jeno itu menoleh, menatap Jaehyun dengan satu alis yang terangkat. "Maaf?"


"Jung Jeno, anakku. Bagaimana keadaan nya?!" desak Jaehyun dengan nada suara yang meninggi, ia sungguh tidak bisa menahan diri.


"Anda orang tua dari Jung Jeno?" Dokter laki-laki itu tersenyum, "mari ikuti saya terlebih dahulu."


Dengan itu Jaehyun dan Taeyong mengikuti Dokter yang kini berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan besar yang di huni oleh orang-orang sakit. Mereka menuju satu kasur yang terletak di tengah, Jeno sedang berbaring di sanaㅡkedua kelopak matanya tertutup dan ada jarum infus yang terpasang di tangan kiri. Melihat itu, hati Jaehyun mencelos, anaknya belum pernah masuk ke dalam rumah sakit selama ini.

Taeyong berdiri di samping kasur Jeno dan mengenggam tangan kanan bocah itu. Air mata menetes di pipi Taeyong, ia tidak menyangka bahwa makan siang yang ia siapkan untuk Jeno ternyata bisa membuat bocah itu berbaring seperti ini di atas ranjang rumah sakit.

"Jeno-ya, maafkan Paman. Seharusnya Paman mencari tahu terlebih dahulu, maafkan Paman." sesal Taeyong seraya mengecupi punggung tangan Jeno.


Jaehyun menarik napas dalam dan menatap Dokter di hadapannya dengan datar. "Bagaimana keadaan anakku?"

"Kondisinya sudah stabil, untung saja ia di bawa tepat waktu. Jika terlambat sedikit saja, mungkin akan berakibat fatal. Saya sudah memberi obat alergi serta obat tidur di dalam infusan. Jeno harus beristirahat agar tubuhnya pulih dengan cepat." jelas sang Dokter sembari tersenyum kecil.


"Baiklah, terimakasih." ujar Jaehyun yang kini sudah membalikkan tubuh, menghadap Jeno yang masih terlelap serta Taeyong yang menangis di samping Jeno.


Tangan Jaehyun terulur, mengusap kepala Jeno secara perlahan. Ada sebuah kelegaan di dalam hatinya karena kondisi putra semata wayangnya baik-baik saja.


"Lee Taeyong."

Taeyong mendongakkan kepala, menatap Jaehyun dengan mata yang berkaca-kaca dan hidung serta pipi yang memerah. "M-maaf Bos, aku benar-benar tidak tahu.. Hiks.. Aku tidak tahu bilaㅡ"

CEO Jung《Jaeyong》✔Where stories live. Discover now