Tsuzuku Baka!

124 5 0
                                    

(SIDE STORY FROM “Tabahkanlah Hatimu -diary of Royz episode 4-“)

Notes:
makasih juga buat mbak Toru...
gara-gara fanfic nya akhirnya aray punya pencerahan buat bikin masalah yg ngebuat hubungan Tzk dan Mia berantakan..
dan juga panggilan sayang "darling" antara Ryoga dan Tzk.. *hug mbak Toru*

#####################################################

Tsuzuku Baka!!!
*mohon maaf judul gak nyambung*



3 Februari 2014...
Surabaya,Indonesia...

Terkejut? Tentusaja... siapa yang tidak syok ketika seseorang yang sangat ingin dilupakan tiba-tiba menampakan dirinya di hadapan kita. Dan itu yang dialami Mia. Baru 3 hari dia mencari suasana baru, tiba-tiba orang yang membuatnya badmood datang. Rela menyeberangi lautan demi menemuinya.

“Nak Mia... orangitu masih menunggu di luar pintu pagar...”, Mia mendengus kesalketika mendengar ucapan bibi pembantunya.

“bodoh amat..bibi usir saja tuh orang...”, jawab Mia dengan bahasa Indonesia.

Lalu dia membanting remote TV ke sofa dan langsung berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan si bibi yang menggeleng pelan melihat kelakuan majikannya.

Sesampainya di kamar, Mia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ingatannya melayang ke peristiwa 2 minggu yang lalu. Peristiwa dimana dia harus mengingat kembali hal yang ingin dilupakannya.

“Tsuzuku baka!!!”,umpatnya seraya berguling-guling di atas tempat tidur.

“Baka!! Tsuzu baka!!”

Oke..mari tinggalkan si cantik yang sedang menggalau di kamarnya. Kita beralih pada seseorang bertampang seram -walau sedikit punya kelainan jiwa-*dicekek* tengah mondar-mandir di luar gerbang. Bagaimanapun juga diaharus secepatnya meluruskan permasalahannya di masa lalu. Yah...petuah dari Kazuki sekitar 2 bulan yang lalu membuatnya mendapat hidayah(?) untuk kembali mencoba menyelesaikan masalahnya yang dulu dianggap sudah selesai. Padahal jujur.. bahkan sampai sekarang masalah itupun masih utuh belum disentuh sama sekali. Apalagi kejadian Mia pindah kuliah dulu sehingga dia malas berurusan dengan kesalahpahaman yang membuat hubungannya dengan Mia retak berkeping-keping.

“terus aku harus bagaimana??”, Tsuzuku mengusap wajahnya.

“Baiklah... aku harus melakukan rencana B.. bukan Tsuzuku namanya kalau gak nekat..hohohoho...”, katanya seraya menyeringai.

Sementara itu, di dalam kamarnya, Mia masih ingat bagaimana pertemuannya kembali dengan Tsuzuku, bukan menyelesaikan masalahnya. Tapi itu semakin membuatnya kesal. Di tambah Kazuki tidak mau menemui Mia sampai masalahnya selesai.


***
-Flashback-

“sssttt...Mia...”, Mia menatap ke arah depannya. Koichi yang tengah menunjuk luar jendela kelasnya.

Kebetulan kelas kuliah mereka berada di tingkat 3. Dan jendela mereka mengarah ke taman kampus yang sepi. Terlihat sosok pria berpakaian seram berguling-guling di sana. Tampak seperti orang autis.

“ada apa dengannya?? Paling anak dari jurusan seni...”, bisik Mia.

“masa kau tidak mengenalnya... coba perhatikan..”, kata Koichi.

“gak mau...”, kata Mia cuek. Padahal dia sudah menduga siapa orang itu.

“kenapa dia datang kemari? Dia gak tahu aku ada disini kan?”, batin Mia.

Tiba-tiba HP ny bergetar. Ada SMS.

-nomor tak dikenal-
Mungkin kau sudah menghapus nomorku dan berganti nomor...
Bahkan sudah melupakanku..
Tapi aku butuh bicara..
Aku ada di taman belakang kampusmu..
Aku tunggu kau..
Sampai kapanpun...
TZK

Mia menatap horor layar Hpnya. Bagaimana Tsuzuku tahu nomor barunya? Dan dia kembali menatap orang autis yang tengah telungkup di rerumputan sambil memainkan kakinya.

“Koichi.. kau benar..”, desis Mia.

“lalu apa yang akan kau lakukan??”, bisik Koichi.

“mau gak mau aku harus menemuinya kalau aku ingin dia cepat pergi.. aku yakin sampai besok dia akan ada di sana sampai aku mau menemuinya...”, keluh Mia.

“wew.. dia benar-benar niat yah...”, kata Koichi

Mia hanya menghela napas. Mencoba kembali fokus ke penjelasan dosennya. Tapi sesekali matanya mencuri pandang ke arah pemuda yang masih sibuk berguling-guling di rumput.

---
“Mau apa kau kesini..”, kata Mia jutek.

Tsuzuku yang tiduran di atas rumput langsung sumingrah dan bangkit dari tidurnya.

“Miachuu~~~”

Bermaksud memeluk Mia, tapi yang akan dipeluk langsung menghindar.

“Mau apa kau kesini?? Dari mana kau tahu aku di sini.. dan.. Sejak kapan kau tahu nomorku yang baru??”, tanya Mia to the point.

Tsuzuku mendengus kesal. Sepertinya si cantik di depannya benar-benar membencinya.

“kenapa kau pindah??”, bukannya menjawab, Tsuzuku malah balik bertanya.

“apa urusanmu??Urus saja darlingmu itu..”

“aku dan Ryoga gak ada apa-apa.. kau salah paham...”

“lalu yang di apatomu waktu itu apa?? Aku masih punya mata yang sehat... sekarang jawab pertanyaanku!!”, kata Mia kesal.

“sudah ku bilang kau salah paham.. kau bahkan gak mau mendengar penjelasanku...”, Tsuzuku mencoba menyelesaikan masalah mereka.

“penjelasanmu itu pasti hanya untuk pembelaan.. aku gak suka orang pembohong...”

“sejak kapan aku pernah berbohong?? Oke... beberapa kali aku memang berbohong.. tapi itu bukan kebohongan yang besar.. dan tentang aku dan Ryoga gak ada hubungan apapun itu gak bohong, Mia...”, jelas Tsuzuku pelan.

“jika kau gak bohong.. dari mana kau tahu semua itu...”, pancing Mia.

Lagi.. Tsuzuku menghela napas.. sedang memikirkan sesuatu..

“dua hari yang lalu aku bertemu senpaimu.. dan aku memaksanya menceritakan semua tentangmu ketika aku tahu dia mengenalmu...”, Jelas Tsuzuku

Mia terdiam. Mencoba menerka siapa yang di maksud Tsuzuku. Dan Mia mulai teringat seseorang...

“kau... tunggu disini sebentar!!”

“hoy...”

Tsuzuku mencoba mencegah tapi si cantik keburu menghilang dari hadapannya. Mia setengah berlari mengitari gedung kampus. Mencari seseorang.

“aku yakin dia...”, batinnya.

Dan ketika dia melewati perpustakaan, matanya tak sengaja melihat seseorang yang dia cari. Dengan gerakan cepat, Mia menarik tangannya.

“Kazu-kun.. ikut aku sekarang!!”

Mia menarik Kazuki,seseorang yang dicarinya, ke tempat dimana Tsuzuku berada.

“sekarang...Kazu-kun jelaskan apa maksudnya ini!!”, kata Mia.

Sesampainya, Kazuki menatap Tsuzuku tengah menggaruk kepalanya.

“err...”, Kazuki binggung harus memulai darimana.

“Bagaimana kau tahu dia??”, tanya Mia.

“dari...”, Kazuki benar-benar tak tahu harus menjelaskan apa. Pasalnya Mia sekarang dalam posisi MARAH...

“ayolah Mia..jangan kau desak dia seperti itu.. aku sudah menje---“,

“DIAM KAU!!”

Tsuzuku hanya mingkem ketika Mia membentaknya. Mia benar-benar sedang marah..

“Kazu-kun kaubisa jelaskan semua ini?? kenapa makhluk jejadian ini bisa mengenalmu??”, tanya Mia.

“ettoo...errr...”

“Kazu-kun.....”, desak Mia.

“Mia... sudah kukatakan tadi,, Kazuki tak ada hubungannya dengan kita... kami hanya tidak sengaja bertemu, oke... dan kebetulan dia senpaimu...”, jelas Tsuzuku membela Kazuki.

Sedikit kasihan melihat Kazuki tak berkutik dengan Mia.

“Aku gak butuh penjelasanmu... kau itu menyebalkan...”, Mia mendamprat Tsuzuku dan beralih ke Kazuki.

“Kazu-kun.. jawab aku... kenapa??”

Kazuki menghela napas. Kemudian menepuk pundak Mia pelan. Dan entah kenapa Mia sedikit tenang.

“aku gak bisa menjelaskannya padamu.. aku hanya bisa bilang padamu... Tolong selesaikan masalah kalian baik-baik.. Tanpa ada emosi sedikitpun...”

Dan Kazuki melangkah mundur.

“Jika tanya aku mengapa aku melakukan hal ini.. maaf,, aku gak bisa memberitahukanmu seperti kau gak mau memberitahukanku alasan sebenarnya kau pindah kuliah...”

Kazuki berbalik badan dan meninggalkan Mia yang cuma terdiam. Mia hanya menatap Kazuki sedikit tak percaya.

“Kenapa Kazu-kun melakukan semua ini??”

“harusnya pertanyaan itu ditujukan kepadamu juga.. Kenapa Mia melakukan semua ini??”, kata Tsuzuku.

Mia menatap tajam Tsuzuku.

“bisa kita bicara baik-baik?? Ayolah.. bagaimanapun juga itu kesalahpahaman, Mia...”, pinta Tsuzuku.

“GAK!!!”

Dengan dongkol Mia bergegas pergi tapi sayangnya dia kalah cepat dengan Tsuzuku.

“lepaskan aku!!”, Mia mencoba melepaskan cengkraman Tsuzuku di tangannya.

“gak, sebelum kita bicara...”, kata Tsuzuku.

“gak ada yang perlu dibicarakan!!”

Mia masih meronta hingga...

CUP!!

Mia membelalakkan matanya. Mengetahui Tsuzuku mencium bibirnya. Dan..

PLAK!!

“AKU BENCI KAU!!”

Mia menampar Tsuzuku sepenuh hati. Dengan cepat dia berlari meninggalkan Tsuzuku yang tengah memegangi pipinya.

“rasanya masih manis ternyata...”

Senyum Tsuzuku seraya menyentuh bibirnya sendiri.

-FLASHBACK OFF-

***

Mia mengacak rambutnya kasar. Berkali-kali mengumpat ke layar laptopnya. Baru saja ketika makan malam kemarin, sang ayah mendesaknya untuk segera kembali ke Tokyo karena bagaimanapun juga dia tidak boleh membolos lama-lama. Belum lagi omelan kakaknya agar dia segera kembali. Sekarang, di layar laptop, tepatnya di beranda facebooknya... dia tak sengaja melihat postingan terbaru milik makhluk jejadian yangmembuatnya eneg (baca:Tsuzuku). Postingan foto tentang Tsuzuku dan seseorang yang tentu saja bernama Ryoga. Poto berpelukan yang sanggaaatttt mesra.

“begitu?? Kau bilang kau gak ada apa-apa. Tapi apa ini??”, umpat Mia.

Apa lagi di situ tertulis “Darling... I Miss U So Much.. dan itu membuat Miasemakin kesal. Tidak tahan dengan kekesalannya, Mia melangkah menujujendela dan membukanya.

“TSUZU BAKA~~~”, sekuat tenaga Mia berteriak.

Tak peduli jika malam sudah larut. Toh rumah itu berada di daerah perumahan elit. Jauh dari keramaian. Dan tentu saja kedua orang tuanya sedang pergi. Palingan di rumahnya hanya para pembantu yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Aku memang baka...”

Mia terdiam dan mencari sumber suara. Matanya membelalakkan mata melihat siapa yang nekat bergelantungan di bawah jendelanya. Buru-buru Mia akan menutup jendelanya tapi sayangnya, Tsuzuku terlalu cepat dan kemudian mendorong Mia masuk ke dalam kamar. Dan seketika waktu bergerak dengan cepat. Tiba-tiba ketika dasar Mia syok ketika tahu posisinya sekarang. Terbaring di atas ranjangnya dengan kedua tangan terikat. Juga jangan lupakan Tsuzuku yang berada di atasnya.

“sepertinya rencanaku berhasil membuatmu membuka jendela dan melampiaskan kemarahanmu...”, kata Tsuzuku menyeringai.

Mia menatap tajam.

“licik!!”

“mau bagaimana lagi... dengan begini aku bisa berbicara denganmu kan? Miachu~~”, Tsuzuku mendekatkan wajahnya di atas wajah Mia.

Mia bergidik melihat Tsuzuku saat ini. Buruk! Ini bukanlah pertanda baik.. Tsuzuku seperti seekor harimau kelaparan yang tengah menemukan mangsanya.

“dan... kau sekarang... kau manis sekali..”

“apa yang kau lakukan??”, tanya Mia sedikit takut.

Bagaimanapun Mia baru sadar bahwa dia hanya memakai kaos dan hotpants saja. Apalagi sekarang dengan iseng Tsuzuku mengerayangi pahanya yang tengah terekspos.

“sampai sekarang kau masih mulus dan kenyal..”, Tsuzuku mencium paha kirinya.

BRUK!!

Sepenuh hati Mia menendang Tsuzuku. Sepertinya Tsuzuku lupa kalau kaki Mia masih belum terikat.

“Dasar mesum!!”,umpat Mia.

“dan kau juga masih kasar...”, keluh Tsuzuku mengusap pipinya.

“lepaskan aku baka!!”, bentak Mia seraya berusaha melepaskan ikatan tangannya.

“kalau kau mau mendengarkanku...”

Mia terdiam. Menghela napas berat. Mau bagaimana lagi. Dia gak mau berada diposisi yang gak menguntungkan bukan? kalau Tsuzuku menyerangnya lagi dia gak akan bisa berbuat apa-apa.

“baiklah.. awas kalau kau berbohong...”, ancam Mia.

Tsuzuku tersenyum girang. Dengan semangat dia melepaskan ikatan Mia dengan amaaatttt pelan. Tak lupa dia bercerita.


***
-FLASHBACK ON-

Desember 2012....

Tsuzuku menghela napas melihat orang yang kacau di depannya. Mengacak rambutnya pelan. Bosan. Malam semakin larut. Dan orang itu masih terus menerus menegak minumannya. Padahal dia sudah mabuk berat.

“Kifumi~~~hiks~~”

Lagi-lagi Tsuzuku hanya menghela napas. Seharusnya malam ini dia bisa bersantai di kamarnya sambil menggoda Mia-nya yang manis lewat telepon. Tapi malam ini mau gak mau dia harus menemani sahabat terbaiknya yang sedang menggalau. Putus cinta dia.

“Darling... sudah berapa banyak yang kau minum??”, Tsuzuku berusaha menghentikan sahabatnya berhenti minum, Ryoga.

“hik.. darling..aku..salah..apa..sama..Kifumi...hik...”, rancau Ryoga.

Sudah bukan hal baru dan aneh jika mereka berdua yang sama-sama sedikit agak autis itu sama-sama memanggil darling satu sama lain.

“hh... sudahlah..besok kau bisa memohon pada Kifumi lagi.. tapi sekarang kau jangan banyak minum...”, keluh Tsuzuku.

Dengan sekuat tenaga, Tsuzuku berhasil menghentikan Ryoga minum. Dan kemudian, membawanya dia masuk ke mobilnya.

“aduh.. aku gak mungkin nganter darling ke rumahnya.. bisa di bunuh ibunya kalau lihat anaknya seperti ini...”

Tsuzuku mengambil HP Ryoga dan mengirim pesan singkat ke ibu Ryoga. Kemudian dia melajukan mobilnya ke apatonya.

Sesampai di apato...

Dengan susah payah Tsuzuku mengangkat tubuh Ryoga ke kamarnya.

“darling~~ kau berat sekali... beda banget ma Miachu yang ringan kalo digendong kemana-mana...”, keluh Tsuzuku seraya memijit punggungnya.

“ngg...Kifumi..”

Lagi-lagi Ryoga menyebutkan nama Kifumi dalam tidurnya.

“Astaga... patah hati memang menyeramkan.. untunglah Miachu gak begitu..”, kataTsuzuku pelan.

Pelan-pelan, Tsuzuku melepas sepatu dan jaket Ryoga tapi tiba-tiba...

BRUK!!!

“Kifumi~~~”,Ryoga dengan polosnya -masih tertidur- menarik Tsuzuku dan memeluknya.

“Huwaaaa~~~”

“cih..darling baka...”, Tsuzuku berusaha melepaskan diri dari pelukan Ryoga tapi sayangnya pelukan itu terlalu kuat.

“Kifumi~~Gomen~~”, gumam Ryoga.

Tsuzuku kembali menghela napas. Berat. Dan dia hanya pasrah dan ikut tertidur juga.

-FLASHBACK OFF-

***

“Lalu paginya kau datang dan berteriak... aku berusaha menjelaskan tapi kau malah menamparku...”, keluh Tsuzuku.

“aku berusaha mencarimu... tapi kau malah menghilang....”, tambahnya.

Mia merasa sedikit kasihan melihat Tsuzuku yang menunduk.

“etto... waktu itu kau tidak bertingkah seperti Ryoga kan??”, tanya Mia hati-hati.

Tsuzuku langsung mengangkat kepalanya dan menatap Mia tajam.

“tidak katamu??”, tanya Tsuzuku balik.

Mia menelan ludahnya ketika Tsuzuku mendekat ke arahnya. Membuatnya terpojok di ujungranjangnya.

“Miachu... kau tidak tahu betapa tersiksanya diriku??”

Dan Tsuzuku sukses kembali mengapit Mia di bawahnya. Bedanya kali ini kedua tangan Miadi tahan oleh tangan Tsuzuku sendiri.

“aku bahkan hampir gila saat kau tiba-tiba menghilang... seperti orang autis...”

“kau memang autis, baka!!”, kata Mia sarkatis.

“Dan kau harus tanggung jawab...”, kata Tsuzuku.

“heh?? Bagaimana bisa??”

“tentu saja.. kau tidak mau mendengar penjelasanku.. menghilang dan kemudian membenciku... itu membuatku gila~~”, curhat Tsuzuku.

“dan yang semakin membuatku gila... aku gak bisa merasakan dirimu lagi...”

Ups.. sepertinya untuk yang kali ini Mia tak akan selamat. Mia hanya menelan ludahnya. Pasrah dan berdoa agar Tsuzuku gak berbuat yang macam-macam. Tapi..sepertinya dia salah.. Mia hanya memejamkan matanya ketika merasakan bibir Tsuzuku menyentuh bibirnya.

“Miachu~~ kau membuatku gila.. kau harus tanggung jawab..”

Mia hanya pasrah ketika bibir Tsuzuku menyentuh lehernya. Dan tangan-tangan jahil itu mulai mengerayangi tubuhnya. Hohohoho... sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi Mia.


#SKIP TIME
#SilahkanMembayangkanSendiri
#IniBukanRateDewasa


****
Ketika matahari telah menampakkan dirinya. Sinar hangatnya mulai menghangatkan bumi. Memaksa masuk melalui jendela-jendela rumah membangunkan penghuninya. Tak terkecuali rumah megah dimana Mia tinggal sekarang.

Di dalam kamar, Mia mengejapkan matanya ketika merasakan sinar matahari memasuki kamarnya. Ketika sadar, rona merah terlukis di kedua pipinya. Mengingat apa yang telah terjadi tadi malam. Dan tentu saja Mia menyadari saat ini dia masih berada di pelukan laki-laki disampingnya. Sama-sama hanya berbalut selimut tebal.

“Mia baka!! Kenapa kau selalu tak bisa menolak untuk merelakan keperjakaanmu jika bersama si autis ini??”, rutuknya dalam hati. Merutuki kebodohan dirinya sendiri.

“um.. Ohayou Miachu~~”, Kata Tsuzuku sambil mengeratkan pelukannya.

“Tsu.. ayo bangun.. kau harus segera pergi sebelum orang tuaku masuk kamarku..”, kata Mia ketika tahu Tsuzuku berniat tidur lagi.

Tsuzuku hanya menghela napasnya. Kemudian melepas pelukannya.

“baiklah..baiklah..tapi kau sudah gak marah padaku kan??”, tanya Tsuzuku seraya tersenyum menatap Mia.

Sedangkan yang ditatap hanya diam menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.

“Baka!!”, serunya.

Dan Tsuzuku tidak sengaja melihat semburat merah di pipi Mia. Manis sekali bukan...

“mou~~ Miachu selalu begitu...”, kata Tsuzuku.

Tsuzuku bangun. Memungut bajunya yang berserakan dan bergegas memakainya. Sedangkan Mia sendiri hanya menatapnya dari balik selimutnya.

“nah..Miachu..dengan gini aku bisa pulang dengan lega deh...”, seru Tsuzuku sambil tersenyum girang.

“sudah sana..pergi yang jauh...”, kata Mia masih di balik selimutnya.

“Miachu jangan begitu toh... oke.. sampai ketemu di Tokyo yah...”, seru Tsuzuku.

Hening...

Mia merasa Tsuzuku sudah pergi. Terutama jendela kamarnya masih terbuka semalaman.

“syukurlah dia sudah pergi..”, gumamnya seraya bangun.

Tapi..

CUP!!

Mia terkejut ketika ada seseorang yang tiba-tiba mencium bibirnya.

“itu adalah salam perpisahan kita hari ini.. sampai ketemu di Tokyo...”

Dengan semangat Tsuzuku melompat dari jendela seraya melambaikan tangan. Meninggalkan Mia yang terdiam di atas ranjangnya.

“TSUZU BAKA~~~~”


****

Beberapa hari kemudian.....
Bandara Soekarno-Hatta...

“ingat.. jangan bolos kuliah lagi.. apalagi sampai minta pindah.. kau tahukan..mengurus semuanya itu ribet.. belum lagi kau juga harus ikut tes lagi kan?? Contohlah kakakmu itu. Konsisten dengan pilihannya. Sekarang dia sudah mendapat pekerjaan..”, nasehat seorang wanita paruh baya terhadap anaknya.

Mia menghela napas. Mengangguk mengiyakan nasehat ibunya. Bagaimanapun apa yang dikatakan ibu memang benar. Dia tidak konsisten.

“lalu.. jangan menunda kelulusan.. itu sama saja menunda masa depanmu.. kau akan sulit meraih mimpimu jika sampai kau lakukan itu....”, tambah sang ibu.

Mia kembali mengangguk pelan.

“jaga dirimu..walau disana ada Leda.. bukan berarti kau bisa manja-manja terhadap kakakmu itu.. belajarlah mandiri..” petuah sang ayah.

Kemudian pemberitahuan pesawat menuju Tokyo diumumkan.

Mia berpamitan kepada kedua orang tuanya dan bergegas menuju gerbang masuk ke pesawat.

“hati-hati dijalan nak...”, kata sang ibu.

“iyah.. ayah dan ibu juga baik-baik disini... aku dan niichan akan merindukan kalian..”, kata Mia.

Pesawat yang membawa Mia menuju Tokyo pun berangkat...

Sesampainya di Tokyo..

Mia berjalan pelan menuju pintu keluar seraya menyeret koper besarnya. Sesekali menghela napas berat. Seperti berat sekali berjalan menuju pintu keluar. Hatinya semakin berat ketika melihat sesosok laki-laki berdandan seram tetapi berkelakukan seperti orang autis di dekat pintu keluar. Melambai ke arahnya.

“Miachu~~”

Mau tidak mau Mia melangkah ke arahnya.

“ku pikir kau akan bersama darlingmu itu... ternyata kau benar-benar datang...”,kata Mia.

“demi Mia-ku apapun akan aku lakukan...”, kata Tsuzuku bangga

“lagipula darling masih berusaha mendapatkan Kifumi kembali...”, tambahnya seraya meraih koper besar Mia. Membantu membawanya.

“Kita pulang dengan apa??”, tanya Mia.

“dengan mobilku..”, jawab Tsuzuku enteng.

Mia menatap Tsuzuku horror..

“tenang.. aku sudah mempermak mobilku.. kau tak akan menemukan gambar-gambar aneh itu lagi kok.. aku hanya menyimpannya di kamarku..”, jelas Tsuzuku.

“itu sebabnya aku malas main ke apatomu..”, kata Mia

Mereka berdua masuk ke dalam mobil hitam legam milik Tsuzuku. Mobil itu benar-benar bersih dari tempelan gambar-gambar aneh seperti dulu.

“Nee...Tsu,, apakau yakin dengan ini??”, tanya Mia ambigu.

“maksudmu?”

“aku gak mungkin kembali ke kampus itu lagi.. orang tuaku bilang aku harus fokus untuk yang sekarang... jangan pindah-pindah lagi...”

“ahahahaha...long distance yah?? tenang saja.. aku janji tidak akan selingkuh kok Miachu~~”, kata Tsuzuku

“Bohong...”

“aku gak bohong... jika terbukti aku selingkuh.. bukan salah paham seperti waktu itu.. kau boleh membunuhku..”, kata Tsuzuku sambil tersenyum.

“baiklah..kupegang kata-katamu...”

“jadi kita beneran balikan kan??”, tanya Tsuzuku memastikan.

“jangan buat aku mengatakannya...”

Tsuzuku hanya tertawa melihat wajah Mia yang merah padam. Benar-benar manis..

“seharusnya yang bertanya seperti itu aku... kau tidak akan selingkuh bukan? dengan senpaimu itu...”, tanya Tsuzuku.

Mia menoleh ke arahTsuzuku.

“senpai??Kazu-kun?? Kau becanda... kami hanya berteman.. dia adiknyaTomoya-sensei kok..”, jelas Mia

“mungkin menurutmu begitu.. tapi bagiku dia adalah saingan yang perlu diwaspadai.. jika dia tak menyukaimu tak mungkin dia susah payah membuatku menemuimu..”

“eh??”

Tsuzuku akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya. Dimana Kazuki memaksanya untuk bertemu dan memberikan nasehat agar dirinya balikan dengan Mia.

“jadi.. benar dugaanku.. Kazu-kun yang memulainya..”, gumam Mia.

“dan dia juga bilang ada seseorang yang menceritakan persoalan kita. Leda-san bukan??”, tanya Tsuzuku.

Mia menggeleng.

“Leda-nii gak pernah tahu permasalahan kita.. itu sebabnya semua pada bilang aku gak konsisten...”

“Leda-san benar kok.. kau segitu bencinya sama aku sampai pindah kuliah segala...”,kata Tsuzuku yang di balas tatapan tajam Mia.

“oke..oke.. itu juga gara-gara aku... tapi ngomong-ngomong siapa yah?? aku ingin berterimakasih padanya juga pada Kazuki itu... kalau saja gak ada mereka.. mungkin sampai saat ini aku masih menjadi orang gila...”

“kau memang gila dan autis...”

“Miachu~~kau kejam sekali...”

“kenyataannya seperti itu...”

Tsuzuku hanya mingkem mendengar ucapan si cantik itu. Dalam hati dia hanya menangis karena tak pernah bisa membalasnya karena pada kenyataannya dia sadar akan kelakuan autisnya selama ini.

“oh iyah.. kau tidak ingin menemui senpaimu itu.. sekedar berterimakasih... kasihan dia kalau sampai kau mengacuhkannya.. diacuhkan orang yang disuka itu menyakitkan...”, kata Tsuzuku.

Mia diam sambil melihat luar jendela.

“Miachu??”

“hhh... baiklah..tapi kau juga ikut.. kalian harus bertanggung jawab karena membohongiku...”, kata Mia.

“siippp... “,Tsuzuku tersenyum girang.

Mia menghela napas. Bagaimanapun dia gak akan pernah bisa menolak orang autis yang ada disampingnya itu...


****

Sementara itu nun jauh disana...

Eh gak jauh-jauh amat ding...

Yang jelas jauh dari tempat kedua orang itu berada...

Sesosok berambut pirang tengah senyum-senyum sendiri seraya berguling-guling di atas ranjangnya. Tak lupa dengan cekikikan anehnya. Orang yang tak mengenalnya pasti langsung mengira dia autis. Sesekali melihat akun facebook seseorang yang penuh dengan upload’an foto-foto terbarunya dengan seorang yang cantik.

“Syukurlah darling... akhirnya kau bisa balikan sama Mia...”, gumamnya.

“Yosh... sekarang aku harus berusaha lebih agar Kifumi bisa jatuh ke tanganku lagi..hohoho...”

Orang itu mengepalkan tangannya ke atas. Semangatnya meluap-luap.

“eh.. lupa.. aku harus memberitahu Kazu-chan tentang hal ini...”

Dia langsung mengetik sesuatu di atas hp nya. Memberitahu kabar gembira ini.

To:Kazuki-soulmate
Hey Kazu-chan..
Aku barusan lihat facebooknya darling...
Sepertinya mereka sudah baikan dan CLBK..
Aku bahagiaa khirnya darling tidak akan menggalau lagi..
Aku pernah bilang padamu dia kalau galau serem banget...
Dan aku ucapkan terima kasih atas kerjasamamu...


~~OWARI~~~

Tsuzuku Baka!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang