Beomgyu awalnya main tinder cuma buat iseng, tapi taunya ada user yang selalu gangguin tiap malem, namanya 'Yugi'.
Di sisi lain, Yeonjun yang kepincut sama adek tingkat juga gak bisa lupain gimana gemesnya si user tinder bernama 'Bomi'.
Jadi, apa be...
Maka dari itu, begitu Yeonjun nyamperin dia di taman siang itu, dia langsung lari ke pelukan Yeonjun-- total gak peduli sama gimana reaksi cowok itu.
Beomgyu pengen egois sekali lagi, dia pengen ngabaiin reaksi Yeonjun. Yang dia butuhin saat ini adalah ngelampiasin rasa kangen yang bikin dia gak karuan beberapa hari ini.
Beomgyu semakin ngeratin pelukannya ke Yeonjun, dia hirup aroma cowok itu dalem-dalem-- seolah aroma yang dia kangenin selama beberapa hari ini adalah udara yang setiap saat harus dia hirup.
Beomgyu gak tau kenapa Yeonjun jadi candu yang luar biasa kuat buat dia. Beomgyu gak tau kenapa siang itu dia netesin air matanya di dada Yeonjun.
Beomgyu tau dia kalah. Pertahanannya runtuh. Dia butuh Yeonjun lebih dari apa pun.
"Kenapa nangis, hm?"
Yeonjun balik meluk dia dan ngelus punggungnya pelan seolah Beomgyu adalah barang paling rapuh dan berharga di dunia ini.
Tapi Beomgyu emang seberharga itu untuk Yeonjun.
Beomgyu masih nangis di dada Yeonjun seolah-olah di tempat itulah dia nemuin kenyamanan terbesarnya. Yeonjun masih setia meluk dia dan sesekali ngusap rambut belakangnya, nenangin tangis Beomgyu yang bikin hatinya ikut sakit.
Beomgyu dongak kemudian dengan matanya yang sembab dan hidungnya yang merah, air mata basahin wajahnya yang juga merah.
"K-kak Yeonjun kemana aja empat hari ini?" tanya Beomgyu di tengah tangisnya yang sesenggukan, Yeonjun senyum teduh sembari nyelipin anak rambut Beomgyu ke telinga.
Beomgyu keliatan memukau banget di matanya kali ini.
Gimana caranya Yeonjun gak sayang sama ciptaan Tuhan yang satu ini?
"Aku dikasih perintah mendadak buat seminar dan jadi delegasi mahasiswa ke Jepang, Gyu. Di sana aku sama sekali gak bisa pegang hape karena semua pesertanya dikarantina di sana," jelas Yeonjun sembari ngusap air mata Beomgyu yang terus-terusan ngalir.
Beomgyu masih dongak buat natap mata Yeonjun, tangannya tertaut di belakang punggung Yeonjun supaya mereka berdua sama sekali gak berjarak.
"Kenapa gak bilang dulu," Beomgyu masih sesenggukan gara-gara sisa tangisannya, "aku kan ka--"
"Kangen?" Yeonjun naikin alisnya dan natap Beomgyu tepat di mata.
Tarik napas, buang.
Beomgyu ngalihin pandangannya dan nunduk, ngehindarin pandangan Yeonjun yang bikin dia terintimidasi. Tatapan Yeonjun emang sihir.
"Gyu, makasih karena udah selalu khawatirin aku ya, makasih karena udah jadi sosok terhebat di hidup aku." Yeonjun tau kalo kalimatnya bener-bener gak romantis. Tapi tau satu hal bahwa kata-katanya itu tulus dari hati.
Dia gak pernah setulus ini sebelumnya.
Beomgyu natap lagi mata Yeonjun dan dia cuma bisa senyum atas ucapan Yeonjun.
Siang itu, mereka habisin waktu mereka dengan canda tawa yang ngelunturin semua rasa marah dan kangen Beomgyu.
Karena mereka adalah muse bagi satu sama lain.
Instagram Story
beomgyu.choii
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.