15. kunjungan calon anak mantu

Mulai dari awal
                                        

Duar

Tangan Yeonjun yang lagi ngiris steak pun langsung berhenti, bahkan Beomgyu yang lagi duduk di sampingnya pun langsung kesedak setelah denger pertanyaan papanya.

Yeonjun ambil lap di pangkuannya dan  ngelap bibirnya, dia senyum tenang dan natap mata papanya Beomgyu, "Sebenernya saya sama Beomgyu ini belum punya hubungan khusus sampai tahap pacaran Om. Bukannya saya mengulur waktu atau apa, tapi saya sepenuhnya ingin memperjelas perasaan saya dan gak ingin terburu-buru, Om."

Papa Beomgyu nganggukin kepalanya beberapa kali sambil senyum, "Ya bagus kalau begitu. Sebenernya 'pacar' kan ya juga cuma status, selama kalian saling menyayangi satu sama lain pun, itu sudah berada di tahap yang berbeda. Om sepenuhnya serahkan hubungan ini sama kalian, jadi Nak Yeonjun, tolong jaga Beomgyu baik-baik ya."

Yeonjun senyum yakin dari tempat duduknya, pandangannya yang teduh nampakin sisi wibawanya, "Iya, Om. Saya bakalan jaga Beomgyu."

"Udah ah, jangan terlalu tegang gitu Nak Yeonjun. Anggap saja rumah sendiri ya."

Yeonjun ketawa ringan dan tangan kirinya diem-diem genggam tangan kanan Beomgyu di bawah meja.

"Ngomong-ngomong Bunda mau tanya nih, Beomgyu kok bisa kenal Nak Yeonjun dari mana ya?" tanya Bunda.

Yeonjun sama Beomgyu udah mau buka mulut, tapi Jungkook lebih dulu jawab, "Yeonjun kan ketua BEM Bun."

"Eh beneran?" Bunda kaget dong. Anaknya yang kurang bergaul ini bisa punya gebetan ketua BEM?

Kenceng juga peletnya.

"Iya, Tante," Yeonjun senyum canggung. Sungkan juga lama-lama ke Jungkook sama Beomgyu karena keluarga mereka malah bahas dia terus.

"Pinter juga kamu, Gyu," bisik Bunda ke Beomgyu, Beomgyu cuma bisa nahan jantungnya supaya gak meledak saat itu juga.

Dia gak pernah segugup ini makan di hadapan dua orang tuanya.

•••

.

.

.

Suasana siang itu cukup teduh buat main di luar. Beomgyu mutusin buat main di taman belakang rumahnya setelah makan siang yang menguji iman dan ketangguhannya. Papa sama Bundanya bener-bener ngorek informasi sedalem mungkin dari Yeonjun; entah itu perihal hubungan mereka berdua sampe kepribadian Yeonjun.

Beomgyu udah terbiasa sih sama sikap orang tuanya yang cukup protektif nginget apa yang udah terjadi di kejadian yang lalu. Beomgyu cuma gak enak aja sama Yeonjun yang baru pertama kali main ke rumahnya udah dihujani pertanyaan macem introgasi pengedar bakso boraks aja.

Duh.

Beomgyu jadi gak enak. Beneran deh.

Beomgyu akhirnya milih duduk di kursi ayun yang ada di taman belakang rumahnya. Papanya lagi ngajak Yeonjun ngobrol perihal random yang Beomgyu juga gak tau juntrungannya.

Yeonjun. Yeonjun. Yeonjun. Nama itu bener-bener gak bisa ilang dari kepala Beomgyu. Dia bener-bener butuh cowok itu sekarang, dia terlalu kangen sampe--

"Ngapain di sini sendirian?" suara khas Yeonjun mecah keheningan yang ada. Beomgyu yang lagi duduk dan ngelamun pun langsung berdiri begitu denger suara yang dia kangenin berhari-hari ini.

Beomgyu serindu itu dan emosinya gak stabil hari ini. Interaksinya sama Yeonjun terbatas akibat orang tuanya yang terus-terusan nanyain perihal Yeonjun. Beomgyu sampe gak ada celah buat ngobrol berdua sama Yeonjun.

Tinder [✔] Yeongyu • YeonbeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang